Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengungkapkan alasan lain di balik pembunuhan terhadap belasan pendulang emas di wilayah Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan. TPNPB OPM menilai para pendulang emas tersebut sebagai pencuri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini namanya pencuri. Datang curi emas di hutan-hutan Papua," kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom lewat rekaman suara yang ia kirimkan kepada Tempo, Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby menuturkan, para penambang emas tersebut mulai berdatangan ke tanah Papua sejak 2017 lalu. Semenjak saat itu, kata dia, aktivitas pertambangan terus dilakukan yang berdampak pada kerusakan ekosistem hutan.
Kegiatan pertambangan emas itu bahkan disebut-sebut mendapat sokongan dari aparat TNI dan Polri. "Betul-betul liar, mereka orang gila. Kami punya semua data," ujar Sebby.
Menurut Sebby, sudah sepantasnya para penambang emas tersebut diserang dan bahkan dibunuh. Sebab, dia sendiri meragukan pihak aparat keamanan akan melakukan penegakan hukum terhadap aktivitas tersebut karena adanya kecurigaan telah terjadi kerja sama.
"Prinsipnya mereka pencuri, wajib hukumnya dibunuh, dipotong kaki atau tangan supaya tidak mencuri lagi," tutur Sebby.
Oleh karena itu, Sebby mengaku heran mengapa banyak masyarakat yang mengutuk serangan yang mereka lakukan. Padahal, kata Sebby, orang-orang yang menjadi sasaran serang TPNPB-OPM sudah jelas-jelas merupakan pencuri.
"Ini lucu orang-orang, mungkin kurang sehat. Karena mereka mengutuk segala macam," ucapnya. "Jangan asal mengutuk, kami punya barang bukti (penambangan emas illegal terjadi)."
Sebby menjelaskan alasan kelompoknya menyerang warga sipil yang berprofesi sebagai pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan. Dia mengklaim, belasan orang yang diserang kelompoknya itu bagian dari tentara Indonesia, yang juga menyamar sebagai pendulang emas.
"Penambangan di Kali Kabur, Yahukimo, memang kerap dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia," klaim dia, Jumat, 11 April 2025.
Menurut Sebby, pasukan militer yang menyamar itu juga kedapatan mengintip markas kelompoknya dengan menggunakan kamera drone. "Sehingga kami langsung melakukan operasi, eksekusi mati," ucapnya.
Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi telah membantah tudingan itu. Dia berujar bahwa belasan korban tewas yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata itu warga sipil, bukan prajurit TNI. "Tidak ada prajurit TNI yang gugur," katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 10 April 2025.
Sebelumnya, sebanyak 17 warga sipil berprofesi pendulang emas di wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dikabarkan dibunuh oleh OPM. Penyerangan kepada warga sipil di Yahukimo itu dilakukan OPM sejak 6 April hingga 9 April 2025.
Pilihan Editor: Pengusaha dan Politikus Pengendali Judi Online