Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Wangsit Kakek Gundul

Fathurahman, anak 10 tahun, ketika lelap tidur dibunuh nurhadi di desa puspa, purworejo. menurut nurhadi, pembunuhan itu dilakukan atas anjuran si kakek gundul dalam mimpinya. (krim)

19 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERKERUDUNG sarung, dengan kepala diikat sapu tangan, pemuda itu memasuki rumah Mbok Tumi. Ia langsung menuju tempat tidur si embok yang lagi pulas di samping anak lelakinya. Nurhadi, begitu namanya kemudian diketahui, mengambil pisau besar dari balik sarung. Lalu sekali sentak leher anak 10 tahun yang sedang tidur itu pun dibuatnya ternganga. Dan kemudian Mbok Tumi, ibu si anak, terbangun. Ia heran, untuk pertama kalinya ia dengar Fathurahman, anak 10 tahun itu, tidur mendengkur. Dia bangkit, dan ... Desa Puspa yang berhawa dingin di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, malam itu pun geger. Korban, dengan luka yang begitu dalam, malam akhir Maret lalu itu pun tak bisa diselamatkan. Percaya atau tidak, pembunuhan itu untuk sementara diketahui hanya karena mimpi. Nurhadi, si pembunuh, konon, malam itu mimpi didatangi seorang kakek gundul berpakaian merah-hitam. Si kakek menjanjikan kebahagiaan hidup dan bersedia jadi orangtua angkat bagi Nur yang tak mengenal siapa bapak dan ibunya. Asalkan pemuda itu, demikian cerita Nur kepada polisi, bersedia menyumpal mulut seorang anak lelaki dengan pisau. Nurhadi, pemuda 24 tahun yang tak jelas asal usulnya, ternyata begitu percaya pada mimpi itu. Begitu terbangun, beberapa saat setelah kentongan desa ditabuh sepuluh kali, ia lalu menembus malam yang dingin di Desa Gunungan, 10 km dari Desa Puspa, berkeliling mencari anak lelaki. Di balik sarungnya, tersengkelit sebuah pisau besar, entah diperolehnya dari mana. Pemuda lontang-lantung itu kebetulan memang lagi tidur di desa itu. Tiga rumah sudah ia masuki, dan tak ketemu yang dicari. Anehnya, tak seorang pun yang rumahnya dimasukinya terbangun. Maka, ia berjalan lebih jauh, sampai ke Desa Puspa tadi. Dan kemudian, semua itu terjadi. Paginya, Nurhadi, pemuda kurus bermuka pucat itu, tak sulit ditangkap. Mbok Tumi sempat mengenali orang bersarung yang menyelundup ke dalam rumahnya. Dan Nur sendiri, ternyata, tak mencoba melarikan diri atau bersembunyi. Ia tampak selalu tenang, tak takut kepada polisi. "Dia mengakui semua yang telah dilakukannya," kata Letda Polisi Sarijo. Tapi di Polres Purworejo, tempat ia ditahan, Nur tak merasa bersalah. "Saya hanya menjalankan wangsit yang saya terima dari sesepuh," tuturnya - wangsit, pesan dalam mimpi, atau ketika seseorang lagi bersemadi. Dan kepada E.H. Kartanegara dari TEMPO, ia bercerita bahwa kakek gundul beberapa kali menemuinya dalam mimpi, atau ketika ia lagi bersemadi. Di malam kejadian, kakek itu kembali datang dalam mimpi, dan kali itu ia sangat mendesak agar Nur melakukan apa yang dimintanya. Tapi siapakah Nurhadi? Tak seorang pun di daerah perbukitan di wilayah Purworejo dan sekitarnya tahu asal usulnya. Orang-orang hanya melihat, pemuda lusuh ini sering tampak duduk di bawah pohon sambil tersenyum-senyum. Atau, duduk tepekur berjam-jam. Di saat lain, ia tampak mengunyah rumput atau dedaunan. Bagaimana ia hidup, tak seorang pun tahu. Tidurnya pun di sembarang tempat. "Ia seperti kurang waras," tutur salah seorang penduduk. Tapi kata Letkol B. Soetowo, Kapolres Purworejo, "Sebelum dibuktikan oleh dokter jiwa, kami akan tetap memprosesnya berdasarkan hukum yang berlaku." Tak jelas adakah kakek gundul mengunjungi Nurhadi pula di tahanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus