Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Amok Model Bali

Seorang polisi, ngakan karya, 40, sambil lari pagi memuntahkan 5 peluru pistolnya. 3 penduduk banjar sasih batubulan, bali, tewas. satu luka-luka. motifnya masih gelap, menunggu hasil pemeriksaan rs jiwa. (krim)

19 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM usai Ni Wayan Umi Ariasih menyapu pekarangannya, lalu dor. Gadis 14 tahun itu roboh sambil mendekap dada. Laki-laki bercelana training dan berkaus putih, yang tadi melintas di dekat Ariasih, terus saja berlari-lari kecil. Kemudian Ni Wayan Werti berpapasan dengan laki-laki itu. Dan Werti juga terjungkal dari sepeda yang dikendarainya. Begitu pula nasib Purniati yang sedang meletakkan bunga sesajian di pelataran rumahnya. Tiga kali letusan menyentak perhatian warga Banjar Sasih Batubulan, Gianyar, Bali, pekan lalu. Hari masih pagi, baru pukul setengah tujuh. "Mula-mula saya kira ada orang melatih anjing," tutur I Made Yasa, ayah Ariasih, sambil menunjuk kompleks polisi tempat anjing dilatih, yang tak jauh dari rumahnya. Ternyata, ia mendapati anaknya tergeletak - tampak masih ingin berbicara, tapi tak keluar suara. Made Yasa baru sadar, Ariasih telah ditembak polisi tetangganya, Serma Ngakan Karja, yang lari pagi tadi. Dan Ngakan Karja masih terus berlari. Setelah tiga peluru menyudahi hidup tetangganya, sebuah peluru lagi menyrempet Ni Made Rajin, dan sebuah lainnya menghantam pintu tempat Yusuf - sertu polisi, rekan Ngakan - berlindung. Sebelum korban berikutnya jatuh, Antonius - teman sekantor Ngakan - meringkus Ngakan dari belakang. "Kami semua yang menangkap diludahinya. Mulutnya berbau tuak," kata Antonius. Kentongan di depan Balai Banjar lalu ditabuh bertalu-talu. Bukan hanya warga Batubulan yang kaget atas kejadian itu, tapi juga masyarakat Bali tak terbiasa dengan berita macam begini. Ngakan Karja, 40, petugas bagian keuangan Polda Nusa Tenggara yang selama ini tak pernah tampak beringas. Ia, seperti dipuji oleh Made Sudana - tetangganya yang pernah dibelikan bet ping-pong - suka membantu kegiatan pemuda Banjar, terutama dengan bantuan keuangan. Tetua warga setempat, Jawi, pun geleng kepala ketika ditanya tentang latar belakang tindakan Ngakan. Yang ia tahu, sehari sebelumnya Ngakan pernah mengeluh tentang rumahnya yang dilempari batu malam-malam. Siapa pelemparnya, tak pernah ada yang tahu. Selain itu, beberapa lama istri Ngakan opname di rumah sakit, karena penyakit ginjalnya. Tak jelas adakah ini semua yang membuat Ngakan menghambur-hamburkan peluru. Tentang bau minuman keras, Jawi juga tak pernah tahu Ngakan minum arak. "Yang saya tahu ia setiap hari minum susu-telur dicampur jeruk nipis di warung Made Yasa," kata tetua itu. Tapi, setelah itu Ngakan memang berubah. Di selnya, ia selalu membentak-bentak kawannya yang datang menjenguk. Bahkan juga terhadap Kapolda Mayor Jenderal (polisi) Soemiarso yang mendatanginya. Ia lalu dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Bangli. Padahal, selama ini tak seorang tetangga pun pernah tahu la pernah kena gangguan saraf. Kepala Dispen Polda, Letkol A.G. Surjati, hanya menyatakan keprihatinannya dalam musibah itu, tapi tidak memberikan tanggapan apa pun. Ngakan Karja selama ini termasuk orang terpandang. Tingkat ekonominya yang baik memungkinkannya membangun rumah yang lebih baik dari rata-rata tetangganya, di belakang Balai Banjar. Bahkan ia baru melunasi minibus Suzuki baru, kendati belum dibawanya pulang. Kini rumah bagus dikosongkan, hanya dijaga beberapa polisi - untuk mencegah balas dendam. "Kalau ketika itu saya langsung tahu anak saya ditembaknya, akan ganti saya tebas dia," kata Made Yasa kepada I Nengah Wedja dari TEMPO. Kini polisi menunggu hasil pemeriksaan RSJ Bangli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus