SUKINI terkesiap. Dalam jarak kurang dari 2 meter, ia melihat tubuh adiknya Juminah, 18, menyala seperti sepotong kayu bakar. Wanita itu menjerit dan meraung sejadi-jadinya. Ia melompat dan menubruk kian kemari. Rambutnya, yang tergerai panjang, cepat sekali terbakar habis. Dalam kepanikannya, sang suami - Asrowi - menarik tubuh istrinya ke halaman. Tapi hujan yang turun siang itu tak segera bisa menghentikan api yang berkobar. Baru setelah Sukini menyiramkan seember air, api di tubuh Juminah padam. Para tetangga, yang kemudian berdatangan, menyaksikan kulit korban yang semula kuning telah berubah hitam bak arang. Kaus putih dan rok biru yang dikenakannya sudah habis dilalap api. Hanya bagian lutut ke bawah yang masih utuh tak ikut terbakar. Sepuluh hari kemudian - akhir Maret lalu - warga Desa Wironayan, Magelang, Jawa Tengah, itu meninggal di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Dan suaminya, yang juga sempat dirawat karena ikut terbakar, dipanggil polisi. Juminah memang bukan terbakar karena kecelakaan. Ia dibakar oleh Asrowi, 19, suaminya sendiri. Pasangan muda belia Asrowi-Juminah sebenarnya belum lama menikah - baru 42 hari sebelum kejadian. Mungkin karena masih sama-sama muda, pasangan ini masing-masing masih mau menang sendiri. Asrowi, yang bekerja sebagai buruh bangunan, siang itu mengajak istrinya makan bersama. Jawaban Juminah, "Saya baru mau makan kalau ada lauknya." Karena hari itu ia hanya memasak sayur kol, ia menyuruh Asrowi membeli lauk di kedai. Sayang, hari hujan, dan Asrowi sendiri merasa capek. Urung makan, mereka malah cekcok. Berkepanjangan. Si istri menyinggung soal rumah kontrakan mereka yang sempit, yang terbuat dari gedek dan berlantai tanah. Perbantahan kian meruncing ketika Juminah, menurut Asrowi, ngoceh macam-macam. Maka, Asrowi tak lagi bertengkar dengan mulut. Ia melompat mengambil kaleng minyak tanah. Setengah liter minyak ia tuangkan habis ke tubuh istrinya. Juminah diam saja. Juga ketika Asrowi mengambil geretan gas dan mencoba menyalakannya - dan ternyata macet. Juminah tetap tak beranjak. Mungkin ia mengira suaminya hanya main-main. Tak tahunya, Asrowi, pria kekar dan ganteng itu, sudah kalap benar. Ia menyambar korek api, menyalakannya, dan menyulutkannya ke tubuh si istri. Tubuh Juminah langsung menyala, barulah ia berjingkrak. Di saat terbakar, menurut pengakuan Asrowi, Juminah sempat memeluk dirinya. Sebab itu, ia juga ikut terbakar di wajah, lengan, dan dadanya, dan sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit. Pekan lalu, lukanya masih belum sembuh. Itu sebabnya ia belum ditahan. Setelah dipanggil, ia diizinkan pulang. "Ia belum mungkin dimintai keterangan," ujar Kapolres Magelang, Mayor E. Hidayat, kepada Syahril Chili dari TEMPO. "Saya seperti tak sadar bahwa yang saya bakar itu istri sendiri," kata Asrowi, pria yang gemar sepak bola itu, setengah menangis. Drama rumah tangga macam ini memang menyedihkan. Bermula dari kesulitan ekonomi, kemudian pertengkaran, salah seorang jadi korban, lalu jadilah urusan polisi dan pengadilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini