Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Unit Bisnis Pertambangan Nikel dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) yang beroperasi di Sulawesi Tenggara menggagas program kebun edukasi atau percontohan tanaman kopi dan kakao di Desa Sopura, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) ANTAM, Basar Simanjuntak, berharap program ini dapat mengembalikan dan meningkatkan produksi kakao di Kabupaten Kolaka. “Program kebun edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat desa terutama para petani di Desa Sopura. Kami juga berharap lembaga petani disini juga bisa membantu memfasilitasi terbentuknya wadah atau koperasi yang menampung produk-produk hasil panen untuk memastikan harga pasaran,”ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanaman kopi dan kakao sudah dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Kolaka sejak dulu. Bahkan pada 1998, kakao mengalami masa kejayaan. Harga per kilogram saat itu mencapai Rp20.000.
Namun, semenjak kemunculan hama penggerek buah kakao sekitar tahun 2005, produktivitas kakao di Kolaka kian menurun. Belum diterapkannya teknologi budidaya modern dan tantangan pada tahap pemasaran hasil produksi, turut menambah rendahnya produktivitas kakao.
Karena itu, program edukasi bertujuan untuk mengembalikan kejayaan kakao. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Pilar Sosial - Tujuan 15, yaitu upaya melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.
Kebun edukasi menggunakanlahan sekitar dua hektare yang dibagi menjadi dua bagian. Satu hektare akan ditanami tanaman kopi sebanyak delapan ratus bibit, dan satu hektare sisanya ditanami tanaman kakao sebanyak seribu dua ratus bibit.
“Budidaya tanaman kopi dan kakao ini menerapkan teknologi budidaya pertanian anjuran, sebagai media fasilitas pembelajaran (edukasi) yang pengelolaanya melibatkan masyarakat petani yang ada pada area program,” kata Basar.
Bekerjasama dengan Lembaga Peduli Tani (PeTANI) Sultra dan pemerintah daerah setempat, program kebun edukasi ANTAM ini dapat digunakan oleh masyarakat setempat untuk mempelajari proses pembibitan, sampai pada pengolahan budidaya kopi dan kakao.
Pada tahap persiapan, ANTAM mendatangkan konsultan ahli tanaman kopi dan kakao, serta pelatihan agar masyarakat memahami teknik budidaya kopi dan kakao yang baik, sesuai dengan teknologi pertanian anjuran.
Pada tahap awal dipersiapkan peralatan dan bahan seperti pupuk organik dan anorganik. Pada tahap penanaman, bibit kopi dan kakao yang ditanaman merupakan bibit pilihan atau unggul dan telah tersertifikasi oleh lembaga sertifikasi. Kemudian selama proses pemeliharaan, pemupukan bibit dilakukan antara 3-4 kali dalam setahun agar nutrisi tanaman terus tersedia dan bibit tumbuh dengan baik.
Sementara untuk target pemasaran agar produk ini dapat dijual dengan harga terbaik, maka salah satu proses yang dilakukan adalah dengan mendaftarkan dan mengikuti program sertifikasi kakao. “Selain itu produk kopi akan dipasarkan melalui marketplace, baik secara online maupun offline untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dan menjaga kualitas produk yang lebih baik,” kata Basar. (*)