Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komunitas Kuliner Bandung Gagas Koperasi untuk Permudah Pembiayaan

Tujuan berkoperasi mempermudah pembiayaan usaha para anggota.

14 Juni 2021 | 16.35 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner di Bandung (11/6)
Perbesar
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner di Bandung (11/6)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL - Para pelaku industri kreatif kuliner Bandung yang tergabung dalam Komunitas Kuliner Bandung, tengah menginisiasi pendirian wadah usaha bersama berbadan hukum koperasi. Tujuan berkoperasi adalah untuk mempermudah pembiayaan usaha para anggota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Hal itu diungkapkan Meizan (Ican), pemilik brand Keukeun, House The House dan Rotor, di hadapan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung, saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner Bandung, di Orbital Dago, Kota Bandung, Jumat, 11 Juni 2021.“Ide mendirikan koperasi sudah lama tercetus. Saat ini, kita sudah ada di tahap pembenahan dan manajemen koperasi yang akan kita bangun," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pembentukan koperasi, katat Ican, ibarat gayung bersambut saat pihaknya mendapat kepercayaan untuk mengelola Teras Cihampelas, yang kini vakum terdampak pandemi. “Ada sekitar 162 kios di sana namun tidak berjalan. Ini langkah konkret kami untuk meningkatkan kapasitas usaha pelaku usaha mikro yang ada di Teras Cihampelas," ujarnya.

Pemilik merek Parti Gastronomi, Cupola.id, dan 347, Arifin Windarman, mengamini pernyataan Ican akan pentingnya wadah koperasi bagi pengembangan usaha kuliner di Bandung.“Kita membangun Laboratorium Kuliner, semacam satu kolektif kuliner. Namun output-nya bukan produk kuliner, melainkan berupa riset dan literasi dalam bentuk buku dan film," ucap Arifin.

Sementara Rezha, pemilik Soto Sedari, yang tergabung dalam Bandung Food Truck Community berharap kondisi dapat kembali normal seperti 3-4 tahun lalu. “Berharap kembali banyak event di Bandung, yang terintegrasi dengan usaha Food Truck. Saat ini, kami masih vakum," katanya.

Sementara itu, Rizka Ramadhana dari Sapapreneur dan pemilik produk Kripik Jamanow mengatakan, pihaknya sudah memiliki 450 outlet di seluruh Indonesia dalam bentuk franchise. Bahkan, produknya sudah mampu ekspor hingga ke Hongkong dan Malaysia."Kami memiliki 100 ribu pelaku usaha yang menjadi member, dengan berjualan secara online. Masalahnya, kami tidak bisa bersaing dengan harga produk luar di marketplace kita," katanya.

Dalam kesempatan itu, MenkopUKM Teten Masduki menekankan pentingnya bisnis masuk ke dalam skala ekonomi agar lebih memiliki daya saing. “Di era digital ini dengan pasar terbuka lebar, kita harus siap bersaing dalam arti unggul produknya dan meningkat kapasitas usaha agar sanggup memenuhi permintaan pasar," tuturnya.

Untuk ke arah sana, Teten menyarankan agar industri kreatif Bandung melakukan konsolidasi dalam satu payung brand bersama. “Kalau bergabung dalam satu brand bersama akan memiliki kekuatan lebih dalam bersaing. Ketimbang jalan sendiri-sendiri dengan brand kecil," katanya

Teten mencontohkan Dapur Bersama (Rumah Produksi Bersama) di Payakumbuh, Sumbar, memproduksi rendang, makanan khas Sumatera Barat.“Bila seperti itu, otomatis konsolidasi usaha dan brand akan tercipta. Dan merger usaha akan menghasilkan kekuatan besar dalam bisnis modern seperti sekarang ini," kata Teten.

Pemerintah, lanjut Teten, terus menyiapkan ekosistem bisnis agar para pelaku usaha memiliki akses ke pasar digital dan pembiayaan. "Porsi kredit perbankan untuk UMKM akan ditingkatkan hingga 30 persen hingga akhir 2024 mendatang. Begitu juga dengan KUR terus dipermudah untuk perkuatan permodalan UMKM," kata Teten.

Selain itu, ada juga kebijakan pemerintah di mana 40 persen belanja pemerintah harus menyerap produk UMKM yang nilainya mencapai Rp 460 triliun per tahun. "Kami juga mendorong produk UMKM untuk bisa masuk rantai pasok industri," ucap MenkopUKM.

Sementara itu, Putri Tanjung menyebut kunci sukses seorang Creative Enterpreneur adalah inovatif dan adaptif. “Di tengah pandemi ini, demand market sudah berubah. Kita harus mampu menciptakan bisnis model yang sesuai dengan kebutuhan pasar," ujarnya.

Lebih dari itu, bagi Putri, seorang Creative Enterpreneur harus bisa melihat masalah atau kendala menjadi sebuah peluang usaha. “Kondisi saat ini, langkah kolaborasi merupakan kunci keberhasilan bisnis di era sekarang," katanya.

Intinya, menurut Putri, sebagai seorang founder harus mampu terbuka akan perubahan zaman. “Kita harus siap dengan lanskap usaha yang baru dan ekosistem bisnis yang terus berkembang, agar sustainable," tutur Putri.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus