Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahyudin: Buku Bagus Menghasilkan Wawasan yang Luas dan Cerdas

Budaya literasi atau kegiatan membaca dan menulis adalah proses terpenting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

2 Agustus 2018 | 17.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Ketua MPR Mahyudin memberikan pengantar pada acara “Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat” yang digelar di Perpustakaan MPR, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 2 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin memberikan pengantar dalam acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di perpustakaan MPR, Kompleks MPR, Jakarta, 2 Agustus 2018. “Kita membutuhkan buku yang bagus agar mampu menggugah kesadaran dan motivasi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan visioner,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada hari itu, ada dua buku yang dibedah, yaitu Become a Great Awareness Person karya Ade E. Sumengkar serta Love and Fear karya Wisnu Prayudha. Mahyudin menyebut buku karya Sumengkar sebagai cerita yang intinya mengajak masyarakat membangun sebuah tatanan kehidupan generasi sekarang agar siap menghadapi tantangan masa depan. Di dalamnya, penuh dengan pengalaman dan kesimpulan yang bermanfaat bagi pendidikan. Sedang buku karya Wisnu, menurut Mayhudin, sebagai kupasan, ulasan, juga ungkapan sebuah fenomena kesadaran tertinggi, yang bersumber dari pengalaman pribadi serta referensi perjalanan hidup penulis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlepas dari semua isi buku yang ada, Mahyudin mengatakan semua sepakat budaya literasi atau kegiatan membaca dan menulis adalah proses terpenting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang apa pun membutuhkan kemampuan cara pandang atau wawasan yang dimulai dari literasi. “Literatur yang bagus akan menghasilkan wawasan yang luas dan cerdas. Bahkan literatur yang baik akan membentuk preferensi watak yang baik pula. Untuk itu, kita membutuhkan buku yang bagus,” ucapnya.

Hal itu ditekankan Mahyudin karena Indonesia akan masuk dalam era yang disebut bonus demografi. Dalam era ini, penduduk usia produktif secara kuantitatif jumlahnya dua kali lebih besar dibanding usia nonproduktif. Saat Indonesia berusia 100 tahun, diproyeksikan setiap tiga orang penduduk usia produktif, akan menanggung beban satu orang penduduk usia nonproduktif.

Dari bonus demografi, Mahyudin mengutip pendapat ahli kependudukan dan ekonomi bahwa hal itu akan membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. “Bersama Cina, Amerika Serikat, India, dan Jepang, Indonesia menjadi lima besar kekuatan ekonomi global,” tuturnya.

Meski demikian, Mahyudin mengingatkan bonus demografi harus dibarengi dengan syarat-syarat kualitatif. Misalnya, Korea Selatan dan Jepang yang sukses melewati bonus demografi. “Mereka berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.

Sumber daya manusia harus dibarengi dengan kreativitas, inovasi, juga karakter yang mendukung. “Dari sinilah, peran Sosialisasi Empat Pilar MPR sangat penting. Pendidikan harus menanamkan sikap dasar bangsa Indonesia seperti yang tertera dalam sila-sila Pancasila,” ucapnya.

Indonesia diakui bangsa yang kaya dengan sumber daya alam. Namun hal itu bukan menjadi jaminan akan membuat kemakmuran. “Banyak negara yang sumber daya alamnya melimpah, tapi hancur akibat perpecahan dan perang. Sebaliknya, ada negara yang sumber daya alamnya sedikit, bahkan tak punya, tapi bisa makmur,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Mahyudin merasa senang masyarakat banyak yang hobi membaca. Di era teknologi informasi yang semakin maju, dia berharap agar para penulis tidak hanya memproduksi buku secara manual, tapi juga dalam bentuk e-book. “Dengan cara seperti ini, akan memudahkan orang membaca,” tuturnya.

Sementara Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR Siti Fauziah menyebut acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat merupakan salah satu acara rutin yang dilakukan perpustakaan. “Dalam acara ini, kita selalu membahas buku yang bermanfaat, yang kelak akan membawa kita ke masa yang lebih baik,” ujar Siti. (*)

Esra Dopita Meret

Esra Dopita Meret

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus