Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta, Andono Warih, mengajak warga memanfaatkan revitalisasi jalur pedestrian (trotoar) yang kini gencar dikerjakan. “Untuk jarak tertentu, mari jalan kaki atau bersepeda,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati Andono mengakui proyek pengerjaan trotoar menyumbang polusi di udara Jakarta, ia optimistis lebih banyak manfaat ketika pekerjaan tuntas. Andono juga telah memerintahkan pekerja proyek melakukan penyiraman saat ruas trotoar selesai dikerjakan. "Prinsipnya kalau kualitas udara berfluktuasi, berfluktuasi tergantung kepada beberapa faktor, termasuk cuaca," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi trotoar selama dua tahun terakhir, dengan total sepanjang 134 kilometer. Jarak tersebut bakal berubah, seturut rencana penambahan 47 kilometer pada 2020.
Kepala Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta, Hari Nugroho, menuturkan tentang pelebaran trotoar senilai Rp 327 miliar di 51 lokasi. “Kalau pakai persentase, sudah rampung 60 persen hingga Oktober. Insyaallah terkejar, selesai semua sampai akhir Desember,” ujarnya melalui sambungan telepon, pekan silam.
Pelebaran trotoar bertujuan memanjakan pejalan kaki, sehingga untuk jarak tertentu tak perlu menggunakan kendaraan. Trotoar juga dirancang untuk menghadirkan kenyamanan. Terdapat berbagai fasilitas seperti bidang miring dan ubin pemandu, lift untuk ibu hamil, lansia dan penyandang disabilitas, fasilitas keamanan berupa CCTV dan satpol PP, hingga pelican crossing. Trotoar juga terintegrasi dengan bus Transjakarta, MRT serta LRT.
Di kawasan tertentu seperti Cikini, trotoar sekaligus menjadi ruang berkesenian. “Nanti di sana akan ada kawasan dibikin mural. Panjangnya 100 meter. Kita kolaborasi dengan seniman-seniman di sana,” kata Hari Nugroho.
Ia mengharapkan, warga semakin senang berjalan kaki. Selain lebih sehat, juga mengurangi pencemaran udara akibat pemakaian kendaraan pribadi. “Makanya, yang punya kendaraan pribadi nanti ke depan dibikin makin susah. Akan segera diterapkan ERP (Electronic Road Pricing), lalu ada parkir meteran. Jadi, kalau pakai mobil harus siap-siap, hanya orang kaya yang pakai mobil. Sekali jalan bisa keluar 1 juta rupiah. Daripada keluar sejuta, mending naik MRT, 50 ribu rupiah sudah keliling Jakarta,” ujar Hari. (*)