Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Politeknik Negeri Manado Kembangkan Tenaga Hidro

Pengembangan dibantu oleh Matching Fund-Kedaireka dari Kemendikbudristek serta RESD-GFA Consulting milik Pemerintah Swiss.

5 Mei 2023 | 19.00 WIB

Tim Politeknik Negeri Manado Kembangkan Tenaga Hidro
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL – Tim peneliti dari Politeknik Negeri Manado mengembangkan energi terbarukan yang bersumber dari tenaga hidro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pengembangan ini mendapat bantuan dari program Matching Fund-Kedaireka yang bersumber dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Renewable Energy Skills Development (RESD)-GFA Consulting yang mewakili Pemerintah Swiss.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

RESD-GFA membantu menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan pengembangan kemampuan bagi dosen Politeknik Negeri Manado sekaligus menyediakan dan menghibahkan peralatan Laboratorium PLTS untuk menunjang proses pembelajaran.

Aktor utama penelitian adalah Ir. Daud Orba Topayung., M.T., yang dibantu Tineke Saroinsong, Ali Ramchie, dan I Gede Para Atmaja. Mereka merancang dan membuat sistem PLTMH Turbin Ulir, Sistem Kontrol Internet of Things (IoT), serta Sistem Kontrol SCADA.

Semua pihak yang terlibat memainkan perannya masing-masing, terutama karena program ini membutuhkan keahlian dari berbagai latar belakang, seperti Teknik Mesin, Teknik Listrik, Teknik Sipil, dan Teknik Kontrol. Beragam keahlian tersebut bermuara pada objek berupa Pembangkit Tenaga Listrik, baik berupa PLTS maupun PLTMH.

Produk sistem kontrol dan monitoring yang telah dihasilkan berupa sistem IoT dan sistem SCADA yang dapat membantu melengkapi pengetahuan mahasiswa peserta Program Alih Jenjang yang bidang keahliannya berasal dari Teknik Mesin, Teknik Listrik, dan Teknik Sipil.

Menurut Daud, bantuan dari Kemendikbudristek dan RESD-GFA berhasil memberikan penguatan, terutama pada penyelenggaraan proses pembelajaran terkait PLTMH yang menggunakan Turbin Pelton dan Turbin Crossflow.

Walau demikian, produk yang dihasilkan berkat bantuan tersebut tidak muncul dalam semalam. PLTMH Turbin Ulir misalnya, proses produksinya memakan waktu 3-4 bulan setelah melalui tahapan pembuatan dan perakitan komponen, uji coba, hingga pemasangan komponen penunjang Sistem PLTMH. Kemudian, sistem IoT maupun sistem SCADA membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk merakit perangkat keras dan lunak serta pembuatan panel kontrol dan uji coba.

Selain mahasiswa Program Pendidikan Alih Jenjang D3 ke D4 dengan spesialisasi EBT, program ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada masyarakat di Desa Wiau mengenai bentuk nyata pemanfaatan aliran sungai untuk pembangkit tenaga listrik.

Masyarakat yang bermukim di Desa Wiau, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara turut serta berpartisipasi dalam pemasangan dan uji coba PLTMH Turbin Ulir. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus