Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Sekayam, Kabupaten Sanggau dihuni oleh dua suku besar yakni Dayak Bidayuh dan Melayu Sanggau. Mayoritas suku Dayak beragama Kristiani, sedangkan suku Melayu identik dengan Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua suku tersebut tidak pernah berbenturan, malahan saling menjaga satu sama lain. Mereka saling menjaga setiap perayaan hari besar keagamaan. Pada misa Natal yang lalu misalnya, remaja Masjid At taqwa Sekayam turut siaga di depan Gereja Santo Paulus Sekayam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberadaan remaja masjid untuk membantu menjaga tidak hanya untuk membantu aparat keamanan, saja namun juga sebagai wujud toleransi serta kerukunan antar-umat beragama. “Ini sudah berlangsung sejak lama sebagai bentuk solidaritas, dan menunjukkan Islam itu rahmatan lil alamin,” kata Samad Harianto, tokoh agama Islam di Sekayam.
Kendati berada di batas negara dan jauh dari hiruk-pikuk kota, Samad melanjutkan, warga menunjukkan besarnya rasa persaudaraan sesama anak bangsa. Warga juga saling mengunjungi pada hari-hari besar tersebut, dan menikmati hidangan yang disajikan tuan rumah. "Tradisi inilah yang meningkatkan rasa kebersamaan," ucap Ketua Pengurus Masjid Besar At Taqwa, Ustaz Santoso.
Hal serupa dilakukan Orang Muda katolik (OMK) Paroki Santo Paulus, Kecamatan Sekayam pada shalat Idulfitri lalu. Mereka turut membantu pengamanan dan lalu lintas di sekitar Masjid besar At Taqwa.
"Ini sudah tradisi sejak dulu, dan diteruskan sampai sekarang. Kami di perbatasan baik di Entikong maupun Sekayam hidup beragama dan berdampingan. Karena itu kita harus menjaga toleransi antarumat beragama," kata pengurus OMK Sekayam, Kristina Meisy. (*)