Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahmad Basarah Harap ASEAN Tingkatkan Posisi Tawar

Jika keunikan regional yang dimiliki ASEAN diperkuat dengan prinsip kemanusiaan, ASEAN akan memiliki posisi tawar politik yang tinggi saat melihat krisis dunia.

12 Agustus 2021 | 10.59 WIB

Ahmad Basarah Harap ASEAN Tingkatkan Posisi Tawar pada Dunia
Perbesar
Ahmad Basarah Harap ASEAN Tingkatkan Posisi Tawar pada Dunia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL– Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah berharap, di usianya yang ke-54, Association of South East Asian Nations (ASEAN) bisa meningkatkan posisi tawar politik dan ekonomi mereka di hadapan negara-negara dunia. Keunikan perhimpunan negara-negara di Asia Tenggara dan potensi besar pertumbuhan ekonomi kawasan layak dijadikan alasan untuk meningkatkan posisi tawar itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"’Berbeda dengan European Union (EU), ASEAN memegang prinsip non-intervensi terhadap sesama anggotanya, termasuk non-intervensi di bidang ekonomi dan politik. Akibat prinsip ini, ASEAN jadi unik karena anggota asosiasi boleh menganut sistem demokrasi liberal, otoritarianisme, bahkan komunisme sekalipun,’’ kata Ahmad Basarah di Jakarta, Rabu 11 Agustus 2021, merespon peringatan hari jadi ke-54 ASEAN 8 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dengan keunikan seperti itu, kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini, negara-negara Blok Barat dan Blok Timur memiliki kepentingan besar terhadap ASEAN. Tidak adanya persyaratan agar negara-negara anggota mengikuti aturan yang telah ditetapkan untuk kepentingan bersama seperti yang dialami EU dan organisasi regional lain membuat ASEAN elastis, dinamis, dan penuh tantangan. 

"Prinsip non-intervensionis pada dasarnya sesuai dengan prinsip utama yang dianut bangsa Indonesia, yakni kemerdekaan setiap bangsa. Tapi di masa depan, di atas prinsip ini harus diletakkan prinsip kemanusiaan, seperti yang dinyatakan Bung Karno 'my nationalism is humanity'. Semangat kemanusiaan inilah yang bisa dijadikan alat oleh ASEAN untuk bersikap lebih tegas saat menghadapi krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Myanmar,’’ kata  Ahmad Basarah. 

Menurut Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang ini, jika keunikan regional yang dimiliki ASEAN diperkuat dengan prinsip kemanusiaan itu, ASEAN akan memiliki posisi tawar politik yang tinggi saat melihat krisis dunia. Dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang baik, ASEAN juga memiliki posisi tawar ekonomi yang kuat berhadapan dengan organisasi-organisasi ekonomi dunia. 

ASEAN saat ini menjadi blok ekonomi strategis setelah bersama Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Australia menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Cooperation (RCEP). Kemitraan ini dicetuskan dalam KTT ASEAN di Bali pada 2011 dan menjadi kemitraan dagang terbesar di dunia,  mencakup 30,2 persen GDP dunia, 27,4 persen perdagangan dunia, serta 29,8 persen Foreign Direct Investment (FDI) dunia. Kerjasama ini turut mencakup 29,6 persen populasi dunia, serta mencakup 2,2 miliar calon konsumen. 

"Dengan potensi ekonomi sebesar itu, ASEAN dan mitranya bisa punya posisi tawar menghadapi perkembangan di Laut Cina Selatan (LCS). Jangan sampai ketegangan antara blok Barat dan Tiongkok itu merugikan ASEAN dan RCEP. Bahkan ASEAN idealnya dapat menjadi pihak yang turut mendorong penyelesaian persoalan di LCS, atau turut mendorong terciptanya keamanan dunia," kata Ahmad Basarah. 

Ahmad Basarah juga mengingatkan, perjanjian kerjasama ekonomi ASEAN dalam kemitraan RCEP harus menjadi kemitraan yang menguntungkan seluruh anggota ASEAN. Dia berharap jangan sampai stabilitas negara di kawasan yang tercipta oleh prinsip non-intervensionis menjadi lahan subur bagi investasi sekaligus potensi konsumen dari negara-negara maju. 

 "Kemitraan harus saling menguntungkan dan demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jangan sampai muncul anggapan bahwa ASEAN menjadi kawasan untuk produksi karena buruh murah, serta lokasi menjual produk hasil produksi pada saat bersamaan," kata Ketua Umum PA GMNI ini. ASEAN beranggotakan 10 negara yang terdiri dari lima pendiri yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand serta Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus