Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis PT Angkasa Pura II Tumbuh Positif di 2019

PT Angkasa Pura II (Persero) tetap dapat menutup tahun ini dengan mempertahankan tren positif pertumbuhan bisnis dan operasional bandara.

23 Desember 2019 | 15.05 WIB

Gedung PT Angkasa Pura II
Perbesar
Gedung PT Angkasa Pura II

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL — Di tengah tantangan berat di pasar penerbangan nasional, PT Angkasa Pura II (Persero) tetap dapat menutup tahun ini dengan mempertahankan tren positif pertumbuhan bisnis dan operasional bandara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Terkait aspek bisnis, sepanjang Januari - Desember 2019, PT Angkasa Pura II diperkirakan meraup pendapatan mencapai Rp 9,53 triliun atau naik 1 persen dibandingkan dengan Januari - Desember 2018 sebesar Rp 9,48 triliun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kenaikan pendapatan dicapai perseroan di tengah turunnya jumlah penumpang pesawat di pasar nasional karena harga tiket pesawat pada 2019 dinilai lebih mahal dibandingkan dengan 2018. Total di pasar nasional, penurunan jumlah penumpang tahun ini diprediksi mencapai 18 - 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu. 

President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan perseroan berhasil menjaga pendapatan tetap tumbuh melalui sejumlah strategi antara lain memperluas portofolio bisnis, melakukan efisiensi, serta meningkatkan traffic di rute internasional.

“Melalui strategi itu, PT Angkasa Pura II kini tidak lagi bergantung hanya satu-satunya dari pendapatan Passenger Service Charge (PSC), sehingga pendapatan perseroan tetap dapat tumbuh kendati jumlah penumpang pesawat turun,” ujar Awaluddin. 

PSC sendiri adalah bisnis aeronautika dari PT Angkasa Pura II, yang berasal dari kontribusi penumpang pesawat atas jasa dan fasilitas yang ada di bandara.

“Jika kami tidak memperluas portofolio bisnis maka mungkin saja pendapatan turun seiring dengan turunnya jumlah penumpang pesawat di pasar domestik. Namun, kami berhasil tetap mempertahankan pertumbuhan pendapatan,” kata Awaluddin. 

Strategi memperluas portofolio bisnis yang dijalankan pada 2019 di antaranya memperbesar kepemilikan saham di PT Gapura Angkasa menjadi 46,62 persen sehingga PT Angkasa Pura II kini menjadi pemegang saham pengendali. 

Muhammad Awaluddin mengatakan, PT Gapura Angkasa memiliki prospek bisnis yang sangat cerah dengan jaringan operasional di lebih dari 50 bandara di Indonesia. Bisnis utama dari PT Gapura Angkasa sendiri adalah jasa ground handling di samping juga memiliki bisnis kargo dan asistensi penumpang pesawat di bandara. 

Di samping itu, Bisnis Digital yang dijalankan PT Angkasa Pura II sejak 2018 telah tumbuh signifikan pada tahun ini. Bisnis Digital perseroan terbagi dalam tiga bagian yakni Airport E-Commerce, Airport E-Payment, dan Airport E-Advertising.  

PT Angkasa Pura II juga menggenjot kinerja anak usaha, yakni PT Angkasa Pura Propertindo (APP), PT Angkasa Pura Solusi (APS), dan PT Angkasa Pura Kargo (APK).

Awaluddin mengungkapkan, guna meningkatkan pendapatan perseroan, PT Angkasa Pura II juga berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari bisnis komersial di setiap bandara. Seperti misalnya area komersial di terminal penumpang pesawat.

“Secara umum, kami berupaya meningkatkan pendapatan bisnis nonaeronautika pada tahun ini dan memang berhasil. Pada 2019 diperkirakan pendapatan dari bisnis nonaeronautika PT Angkasa Pura II naik hingga 10 persen dibandingkan dengan 2018 atau dari Rp 3,47 triliun menjadi Rp 3,86 triliun,” tuturnya. 

Seiring dengan tren positif yang mampu dijaga, pada tahun depan PT Angkasa Pura II menargetkan pendapatan usaha bisa mencapai Rp 12,7 triliun. Kondisi ini optimistis  dicapai dengan melakukan pengembangan usaha secara anorganik. 

Pengembangan dan Operasional Bandara

Sepanjang 2019, PT Angkasa Pura II berhasil mencapai sejumlah target yang dicanangkan pemerintah dari sisi pembangunan infrastruktur kebandaraudaraan. 

Infrastruktur baru yang sudah dioperasikan pada tahun ini dan berdampak luas pada sektor kebandarudaraan nasional adalah East Connection Taxiway (ECT) dan Runway 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, dan berbagai pengembangan yang ada di sana akan turut mendorong tumbuhnya sektor kebandarudaraan nasional. Selain itu, Soekarno-Hatta juga akan semakin optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Indonesia,” kata Awaluddin. 

Melalui ECT dan Runway 3 membuat Soekarno-Hatta secara bertahap akan mampu melayani 114 penerbangan per jam. 

Adapun pada tahun ini, PT Angkasa Pura II juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional bandara melalui implementasi digital. Lebih dari itu, seluruh bandara PT Angkasa Pura II kini juga telah dilengkapi dengan fasilitas layanan digital bagi penumpang pesawat. 

PT Angkasa Pura II juga telah memperbaharui aplikasi Indonesia Airports guna lebih meningkatkan user experience menjadi lebih baik dan mudah. 

Roadmap 2020-2024

Mulai tahun depan, PT Angkasa Pura II akan menjalankan Corporate Strategic Transformation 4.0 pada 2020-2024. Fokusnya, Angkasa Pura II melakukan pengembangan bandara dan peningkatan pelayanan melalui technology innovation seperti artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality hingga augmented reality. 

“Angkasa Pura II akan ikut mendorong kinerja sektor kebandarudaraan dan industri penerbangan nasional ke level yang lebih tinggi dari sekarang, tidak berkutat di hal-hal konvensional. Kita ingin mewujudkan era baru berbasis infrastruktur digital di pelayanan kebandarudaraan,” ujar Awaluddin. 

Transformasi ini juga akan membawa Angkasa Pura II mampu mengakomodir dinamisnya permintaan para penumpang pesawat, pengguna jasa bandara, dan masyarakat luas, di era digitalisasi seperti sekarang ini. 

“Angkasa Pura II ingin menjadikan bandara sebagai pusat kegiatan ekonomi yang mampu mengakomodir kebutuhan dan permintaan pelanggan dan masyarakat luas,” tutur Awaluddin menjelaskan. 

Program Corporate Strategic Transformation 4.0 sekaligus menahbiskan Angkasa Pura II sebagai pionir dalam digitalisasi layanan dan operasional di bandara guna mencapai visi The Best Smart Connected Airport Operator in The Region. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus