Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Komisi Nasional Disabilitas (KND), Tempo Media, dan Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) meluncurkan Disability Seven Summits, sebuah misi pendakian tujuh gunung di Indonesia oleh penyandang disabilitas. Program ini bertujuan menghapus stigma negatif dan mengkampanyekan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misi tersebut diumumkan dalam Focus Group Discussion (FGD) di Malang Creative Center (MCC), Jumat, 1 November 2024. Diskusi ini dihadiri perwakilan organisasi perangkat daerah, lembaga, dan tokoh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas anggota Difabel Pecinta Alam (Difpala), unit pemberdayaan disabilitas Linksos yang menjadi tim utama pendakian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hadir dalam acara antara lain, perwakilan Diskopindag Kota Malang, Dinas Sosial Kota Malang, Dinas Sosial Kabupaten Malang, dan Dinas Sosial Kota Batu. Dukungan juga datang dari manajemen wisata Gunung Kawi, MCC, serta tokoh masyarakat seperti mantan anggota Kopassus, Asmujiono, dan sutradara film Darah Biru Arema, Taufan Agustyan Prakoso.
Ardy, perwakilan Tempo Media, memaparkan lima tujuan utama Disability Seven Summits. "Misi ini berfokus pada penghapusan stigma, pelibatan aktif penyandang disabilitas dalam pelestarian alam, penguatan kepercayaan diri, pembangunan ekosistem inklusif, dan penghormatan atas hak-hak penyandang disabilitas," ujarnya. Tempo juga berkomitmen mendukung melalui strategi komunikasi, termasuk publikasi, promosi di media sosial, dan penjajakan sponsor.
Sebagaimana disebutkan, komunitas Difabel Pecinta Alam atau Difpala yang akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Pendiri Linksos, Ken Kertaning Tyas, menjelaskan bahwa Difpala bukan sekadar kelompok pendaki gunung. "Kami memiliki kurikulum dan standar operasional. Tingkatannya meliputi Agni untuk semangat, Bakti untuk penghijauan dan pramuka, Caraka untuk kepemimpinan, serta Darma yang melibatkan pendampingan desa. Pendakian ini juga tentang pengabdian dan pelestarian," tutur Ken.
Sedangkan Komisioner KND, Kikin Tarigan, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya menjadikan pendakian gunung sebagai cabang olahraga bagi penyandang disabilitas. "Kami mendukung penuh dan berharap teman-teman Difpala kelak menjadi atlet profesional," katanya.
Dukungan terhadap kegiatan ini dinyatakan oleh Asmujiono, pendaki pertama yang mengibarkan Merah Putih di Puncak Everest pada 1997. "Saya akan hadir dalam Deklarasi Disability Seven Summits di Gunung Kawi, Desember mendatang," ujarnya.
Sementara itu, Taufan Agustyan Prakoso menawarkan produksi film dokumenter pendek untuk mengenalkan misi ini. "Dokumenter ini juga bisa menjadi alat presentasi kepada calon mitra," katanya. Ia bahkan bersedia memberikan pelatihan gratis bagi anggota Difpala.
Adapun, Direktur MCC, Ageng Bagus Armanda, menyebut siap mendukung penuh program ini dengan menyediakan ruang dan fasilitas secara gratis. "Linksos adalah mitra strategis kami dalam mewujudkan Malang sebagai kota inklusif," ujarnya.
Demikian pula, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Batu, Mustakim, turut menawarkan bantuan. "Kami siap mendukung kebutuhan Disability Seven Summits. Sebelumnya, kami juga terlibat dalam pembentukan Difpala Linksos di Batu," kata dia.
Untuk diketahui, misi ini merupakan implementasi dari kerja sama KND, Tempo Media, dan Linksos yang diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 2023. Dengan dukungan berbagai pihak, Disability Seven Summits diharapkan menjadi momentum penting untuk membangun kesetaraan dan inklusivitas bagi penyandang disabilitas di Indonesia. (*)