Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, 26.36 juta penduduk di Indonesia berada di garis kemiskinan, dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan ketiga tertinggi. Kondisi ini menyebabkan lebih dari 50 persen sekolah di NTT dalam kondisi yang tidak layak, baik rusak maupun tidak memiliki perlengkapan pendidikan yang memadai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merespons permasalahan ini, BINUS School Simprug bekerjasama dengan Happy Hearts Indonesia dalam proyek Bersama Untuk Bangsa, di mana sejumlah siswa seperti Kenneth William Santoso, Diptanshu Bose, Davrell Mylka Jowkins, dan Ramiza Aqila Santoso terlibat aktif. Selama kurang dari satu tahun, 11 siswa angkatan 2026 BINUS School Simprug mengumpulkan donasi dan melakukan riset untuk membangun kembali PAUD Sumber Kasih di Sumba, NTT, Rabu, 31 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik sekolah tetapi juga berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya Pendidikan Bermutu, Mengurangi Ketimpangan, dan Menjaga Ekosistem Darat. Pada bulan Juni, kelompok Bersama Untuk Bangsa mengunjungi langsung PAUD Sumber Kasih untuk melihat hasil program mereka, termasuk pembangunan ulang dua kelas, penyediaan furniture pendukung pembelajaran, tempat bermain, serta fasilitas kamar mandi yang layak.
Davrell Mylka Jowkins, perwakilan siswa dari Bersama Untuk Bangsa, berharap program ini dapat membantu generasi penerus di NTT mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. "Semoga di masa depan, masyarakat Sumba dapat mengatasi tantangan pendidikan dan menjadi lebih teredukasi serta bermanfaat bagi banyak orang," ungkapnya.
Program ini didukung penuh oleh semangat BINUS School Education dalam membina dan memberdayakan masyarakat, sebagaimana disampaikan Kepala Sekolah BINUS School Simprug, Isaac Koh. Ia menegaskan bahwa pembelajaran di sekolah diarahkan untuk mencetak siswa yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
"Di BINUS School Simprug, kami terus mendorong siswa untuk mendalami setiap minat dan bakat yang dimiliki. Kami sangat bangga dengan inisiatif dan kerja keras mereka dalam membangun kembali sekolah di Sumba. Mereka telah menunjukkan bahwa generasi muda dapat memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat," jelas Isaac.
CEO of Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beiwinkler, mengucapkan terima kasih atas kontribusi siswa BINUS School Simprug yang telah mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk berkontribusi pada masyarakat kurang beruntung. "Selamat kepada BINUS School Simprug dan Bersama Untuk Bangsa atas prestasi luar biasa mereka dalam membangun kembali PAUD Sumber Kasih di Sumba. Perjalanan yang menginspirasi ini membuktikan bahwa anak muda dapat memberikan dampak signifikan terhadap pendidikan. Dedikasi dan kerja keras mereka menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia," ucap Sylvia.
Selain itu, rekonstruksi PAUD Sumber Kasih ini menggunakan bahan daur ulang sampah plastik sebanyak 2,2 ton yang dikelola oleh Blocksolutions Indonesia, sehingga proyek ini juga berdampak signifikan bagi lingkungan sekitar sekolah. Program ini tidak hanya membuka cakrawala baru bagi siswa BINUS School Education tetapi juga meningkatkan kepekaan mereka untuk bersama membangun Nusantara.(*)