Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Energi Baru Terbarukan Sebagai Solusi Energi Masa Depan

Tekanan tidak hanya datang dari semakin tipisnya cadangan energi, namun juga karena lingkungan alam yang semakin rusak akibat penggunaan energi konvensional.

22 Oktober 2020 | 14.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Diskusi Online "Potret Energi Indonesia" yang diadakan sebagai rangkaian program Tempo Energy Day 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kebutuhan energi di Indonesia diprediksi akan terus meningkat seiring penambahan populasi, perubahan gaya hidup serta pertumbuhan ekonomi, terlebih di masa pendemi Covid-19. Namun, kesenjangan antara peningkatan kebutuhan dan ketersediaan sumber energi masih menjadi persoalan. Apalagi, Indonesia saat ini masih sangat bergantung pada sumber energi konvensional berbasil fosil, seperti batu bara dan minyak bumi yang jumlahnya terbatas dan tidak ramah lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam rangka memperingati Hari Energi Sedunia yang jatuh pada 22 Oktober, Tempo Media Group mengadakan program Energy Day Series yang menghadirkan sejumlah talkshow daring bertema besar “Apa Kabar Energi Indonesia”. Sebagai pembuka rangkaian, diskusi bertema “Potret Energi Indonesia” diadakan pada Rabu, 21 Oktober 2020 yang disiarkan langsung melalui Zoom, Facebook, TV Tempo dan Youtube Tempodotco.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara ini dibuka oleh Toriq Hadad selaku Direktur Utama Tempo Media Group dengan Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia sebagai keynote speaker. Selain itu, sesi diskusi menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten di bidang energi, seperti Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM; Tumiran, Akademisi yang pernah berkecimpung di Dewan Energi Nasional; Arviyan Arifin, Direktur Utama PT Bukit Asam, Tbk. (PTBA); dan Setri Yasra, Pemimpin Redaksi Tempo.co sebagai moderator.

Menurut Menteri Arifin, dalam menyikapi kebutuhan energi yang terus meningkat, Indonesia tidak dapat terus bergantung pada sumber energi konvensional. Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), seperti matahari, angin, panas bumi, air, bio energi dan gelombang laut dinilai dapat mendukung memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Namun, dari total potensi 417,8 Gigawatt (GW) yang dapat dihasilkan, EBT ini sudah dimanfaatkan sekitar 10,4 GW atau baru 2,5 persen dari total potensi.

Senada dengan Menteri Arifin, Rida Mulyana juga mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki pilihan selain memanfaatkan EBT. Tekanan tidak hanya datang dari semakin tipisnya cadangan energi, namun juga karena lingkungan alam yang semakin rusak akibat penggunaan energi konvensional. “Mau tidak mau, pasti harus menggunakan EBT,” ucapnya.

Dalam proses percepatan pemanfaatan EBT, Pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan dan strategi, seperti memaksimalkan pemanfaatan EBT, meminimalkan penggunaan minyak bumi, mengoptimumkan gas bumi, dan penggunaan batu bara sebagai swinger apabila ketiga kebijakan sebelumnya belum berjalan sesuai harapan.

Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan sejumlah regulasi dan upaya seperti peraturan mengenai tarif EBT, mengembangkan bio energy di 12 kota, membuat instalasi pembangkit tenaga listrik tenaga bayu di Sulawesi, hingga implementasi industri mobil listrik di Indonesia.

“Sumber daya energi tidak dapat lagi menjadi devisa utama, tetapi menjadi sarana optimalisasi transformasi knowledge dan skill untuk menjadi nilai tambah,” kata Tumiran.

Menurutnya, terdapat beberapa kunci utama yang perlu diperhatikan untuk memasukan EBT sebagai agenda utama pembangunan nasional, yaitu teknologi, kebijakan dan regulasi pemerintah serta pendanaan dan investasi.

Dalam diskusi ini, Arviyan Arifin menyampaikan rencana PTBA mengonversi penggunaan batu bara menjadi bentuk lain seperti dimityl ether yang menggantikan LPG, methanol, maupun activated carbon. Selain itu, PTBA juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa lahan pasca tambang, seperti Ombilin dan Tanjung Enim.

“Kita akan lakukan hilirisasi dari batu bara ini, kemudian masuk ke bisnis-bisnis yang mendukung program pemerintah untuk EBT,” katanya.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus