Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia Jadi Negara Utama Produsen dan Eksportir Gambir Dunia

Prospek pengembangan gambir sebagai komoditas ekspor masih sangat terbuka.

23 Agustus 2019 | 11.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto dok Kementrian Pertanian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS — Indonesia merupakan negara pengekspor gambir terbesar di dunia. Secara umum, negara tujuan ekspor gambir Indonesia didominasi oleh India, diikuti dengan negara tujuan lain seperti Jepang, India, Pakistan, Filipina, Banglades, Malaysia, dan beberapa negara di Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengatakan 80 persen produksi dan pasar ekspor gambir dunia berasal dari Indonesia. Bahkan, volume dan nilai ekspor gambir Indonesia dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, tahun 2018 ekspor gambir Indonesia sebesar 18 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 55 juta. Lebih dari 94 persen gambir Indonesia diekspor ke India, yang digunakan untuk industri farmasi, astringent lotion, dan zat penyamakan kulit,” ujar Kasdi.

Dari sisi hilir, Kasdi mengatakan, berbagai olahan dan diversifikasi gambir mampu meningkatkan nilai tambah yang dapat mendongkrak pendapatan petani. Bagi sebagian orang, gambir identik sebagai bahan pelengkap kunyahan campuran sirih dan kapur hasil pembakaran cangkang kerang. Namun, gambir menjadi bahan baku bagi kalangan industri farmasi, tekstil, pangan, kosmetik, dan sebagainya. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan prospek pengembangan gambir sebagai komoditas ekspor masih sangat terbuka. Pasalnya, permintaan gambir di India semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan ia menguraikan dalam lima tahun terakhir volume permintaan gambir Indonesia berada pada kisaran 13-14 ribu ton per tahun.

Secara umum, prospek pengembangan tanaman gambir dalam skala luas masih sangat terbuka luas. Kasdi mengatakan di India sendiri sebagian besar gambir digunakan sebagai pengganti katha yang diekstrak dari kayu Khair (Acacia cathecu) dan digunakan dalam industri Pan Masala dan Gutkha yang merupakan produk konsumsi dengan cara dikunyah dan memiliki efek stimulan. 

“Saat ini India membatasi penebangan pohon khair sebagai upaya konservasi hutan. Tanaman gambir memiliki peluang untuk menggantikan pohon tersebut karena memiliki kemiripan secara karakteristik, tetapi memiliki kandungan fisikokimia (catechins) yang lebih besar daripada khair,” ujar Kasdi.

Di Indonesia, Kasdi melanjutkan, Sumatera Barat merupakan daerah penghasil gambir terbesar, utamanya kabupaten 50 kota yang berkontribusi 50 persen lebih dari produksi gambir nasional. Ke depan diharapkan produksi dan kualitas gambir Indonesia dapat terus meningkat. Selain aspek kontinuitas, yang terpenting adalah memperbaiki aspek kualitasnya terutama untuk kepentingan industri farmasi dan penyamakan kulit.

Kasdi menjelaskan ketersediaan benih unggul merupakan faktor penentu untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas perkebunan yang berdaya saing. Dalam konteks budi daya gambir, ketersediaan benih unggul merupakan salah satu kendala yang banyak dihadapi petani saat ini. 

Sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam menghadapi kendala tersebut, menurut Kasdi, Kementerian Pertanian saat ini tengah memacu peningkatan produksi komoditas perkebunan. Hal itu bertujuan mengembalikan kejayaan komoditas bernilai ekonomis tinggi di pasar dunia dengan meluncurkan program BUN500. 

“Ini merupakan program penyediaan benih bermutu tanaman perkebunan, termasuk gambir. Selain BUN500, tentunya penting untuk memperkenalkan manfaat gambir di ajang-ajang promosi skala internasional. Selain untuk memperluas akses pasar, upaya tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui aspek-aspek standardisasi dari tanaman gambir yang dibutuhkan negara pengimpor,” kata Kasdi. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus