Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Direktur Pengembangan PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero), Agung Sedaju, menjamin kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) buatan Badan Usaha Milik Negara tersebut yang akan beroperasi di Jabodebek tahun ini, sudah siap digunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Agung, LRT buatan INKA telah dioperasikan dan diuji sejak September 2019. Selama nyaris dua tahun, kereta-kereta tersebut telah berjalan sejauh 1.000 kilometer. Jarak tersebut diasumsikan seperti masa inrayen pada mobil atau motor. Setelah mencapai jarak tersebut kemudian diperiksa ulang, dan sejauh ini sama sekali tidak ditemukan cacat produksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau ada yang terjadi pada kesalahan desain kereta pasti sudah terlihat, dan selama ini tidak ada,” ujarnya dalam @Ngobrol Tempo yang mengangkat topik “Solusi Transportasi di Kota Besar Indonesia”, Kamis, 3 Februari 2021.
PT INKA mendesain kereta LRT yang mampu berkomunikasi secara otomatis dengan Operation Control Center (OCC). Dalam sistem perkeretaapian, OCC berfungsi melakukan monitoring perjalanan kereta api secara terpusat, sehingga keamanan dan ketepatan waktu, serta jumlah perjalanan kereta menjadi sangat optimal.
PT INKA menanam alat yang disebut On Board Control Unit (OBCU) pada OCC dan di setiap kereta LRT. Persinyalan dengan Train Control Management System (TCMS) di OCC telah beberapa kali diuji coba tahun lalu, dan semua tidak ada kendala. Kecepatan pertukaran data ini sekitar 0,2 detik.
Kereta LRT yang disiapkan ini, kata Agung melanjutkan, untuk kebutuhan Grade of Automation (GoA) 3. “Karena GoA 3 ini akan dipakai di (LRT) Jabodebek,” ujarnya.
Untuk diketahui, GoA terbagi menjadi empat. Pertama, GoA 0 yang berarti kereta tersebut dijalankan oleh masinis. Kecepatan kereta, pengereman dan kontrol pintu kereta di bawah kendali masinis.
Lalu GoA 1 hampir sama dengan GoA 0, tetapi pusat pengendali sudah melakukan kontrol, misalnya terkait persinyalan. Model GoA 1 saat ini dipakai pada LRT di Palembang, Sumatera Selatan. Sementara Untuk GoA 2 pelajuan kereta serta pengereman dikontrol dari stasiun pusat, namun masih ada masinis.
Selanjutnya, GoA 3 tanpa ada masinis di dalam kereta, namun tetap ada petugas yang berjaga untuk kondisi darurat. Sementara GoA 4 semua serba otomatis, dikendalikan dari stasiun pusat. PT INKA, sebut Agung, sudah menguasai teknologi GoA 4. “Kereta kami sejak 2005 sudah cerdas, sudah dijalankan dengan sistem informasi,” katanya. Karena itu, ia optimistis dengan keandalan kereta buatan PT INKA. Apalagi saat ini sudah sanggup mengekspor ke Bangladesh, Filipina, dan Selandia Baru.
General Manager Commercial Bussines and IT System LRT Jabodebek PT Kereta Api Indonesia, Kristina Oktaviana, mengatakan semua pihak terkait seperti PT INKA, PT Adhi Karya untuk bagian konstruksi infrastruktur, bekerja sama dengan erat agar LRT Jabodebek siap beroperasi tahun ini, dan menjadi kado spesial untuk HUT RI ke-77. “Per januari kemarin sudah 80 persen, tinggal finishing. Kita harapkan semua lancar,” katanya.
Selain Kristina dan Agung, diskusi @Ngobrol Tempo yang tayang di kanal Youtube @TV Tempo ini turut menghadirkan pembicara lainnya, yakni Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk (Persero), Farid Budiyanto; Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan, Mohammad Risal Wasal; dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno. (*)
Foto 
