Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga akan menyelenggarakan Expo dan Conference Indonesia Multi Event 2018 dalam rangka menyukseskan Asian Games 2018. Acara ini diselenggarakan pada 19-29 Agustus, di Halaman Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Event berskala internasional itu, akan dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk unggulan dari daerah tertinggal berupa buah-buahan, seperti pisang Bondowoso, alpukat Soe, alpukat serta Pasaman Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kegiatan ini menjadi hal urgent dan menjadi kesempatan emas untuk melakukan promosi, karena peserta Asian Games 2018 ini terdiri atas 45 negara," kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kementerian Desa Samsul Widodo dalam siaran persnya, Rabu, 15 Agustus 2018.
Menurut dia, momentum ini menjadi peluang emas untuk mempromosikan produk unggulan dari daerah tertinggal. "Sehingga produk-produk tersebut dapat diketahui 45 negara yang berpartisipasi yang mendatangkan 11.280 atlet, 6.000 ofisial, dan 570 media," ujarnya.
Selain menampilkan produk unggulan dari daerah tertinggal, Expo dan Conference Indonesia Multi Event 2018 juga akan menampilkan beberapa kesenian dan budaya dari daerah tertinggal. Di antaranya, atraksi seni musik sasando dari Kabupaten Rote Ndao (19-22 Agustus), atraksi seni canang dari Kabupaten Aceh Singkil (26-29 Agustus), lompat batu Nias dari Kabupaten Nias Selatan (19-21 Agustus), dan tenun kain Sumba dari Kabupaten Sumba Timur (19-22 Agustus). Selain itu, ada juga sajian Kopi dari Aceh dan Bondowoso (19-29 Agustus).
Acara ini terbuka untuk umum. “Mari datang dan ramaikan acara Expo dan Conference Indonesia Multi Event 2018, sekaligus dukung Indonesia dalam Asian Games 2018,” ucap Samsul.
Dia berharap, melalui kegiatan ini para atlet, ofisial, dan media internasional dari berbagai negara, mengetahui produk-produk daerah tertinggal. "Sehingga menjadi daya tarik bagi mereka untuk berkunjung ke lokasi wisata di daerah tertinggal dan membeli produk-produk daerah tertinggal yang akan dibawa sebagai oleh-oleh ke negara masing-masing," tuturnya. (*)