Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – PT Bank Central Asia Tbk atau BCA bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Kementerian PPPA menjalin kerja sama untuk meningkatkan Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129. Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Wakil Presiden Direktur BCA Armand Hartono, dan Menteri PPPA Arifah Fauzi di Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jahja Setiaatmadja mengatakan, kolaborasi ini dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan mengoptimalkan sistem respons serta IT SAPA 129. Kemitraan ini menjadi bukti komitmen BCA untuk mewujudkan pembangunan inklusif yang berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja dalam penandatanganan nota kesepahaman di Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, pada Selasa, 4 Maret 2025. Dok. TEMPO
Lebih lanjut ia menjelaskan, kesejahteraan perempuan dan anak menempati peran krusial dalam proses penciptaan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pihaknya yakin, keterlibatan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, dan kesejahteraan anak, merupakan hal yang penting dan harus dijamin.
“Kami berupaya memperkuat kapasitas SAPA 129 sebagai garda terdepan perlindungan, memastikan mereka yang membutuhkan dapat terlayani dengan cepat, sehingga para korban dan penyintas dapat memperoleh keadilan dan kembali mengembangkan potensi terbaiknya.”
SAPA 129 merupakan hotline yang dikelola Kementerian PPPA untuk mempermudah akses masyarakat dalam melaporkan atau mengajukan aduan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jahja mengatakan, BCA akan berkolaborasi dengan Kementerian PPPA untuk meningkatkan kapasitas SDM SAPA 129 dan mengembangkan sistem respons SAPA 129 yang menghubungkan layanan pengaduan dengan unit/lembaga terkait.
Selain itu, BCA bersama Kementerian PPPA juga akan mengembangkan sistem IT untuk SAPA 129, melakukan quality control kinerja SDM dan kualitas SAPA 129 serta melakukan promosi SAPA 129 kepada masyarakat.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi dalam penandatanganan nota kesepahaman di Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, pada Selasa, 4 Maret 2025. Dok. TEMPO
Karena itu, Menteri PPPA, Arifah Fauzi menilai bahwa call center BCA merupakan salah satu call center terbaik. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Penilaian ini didasarkan pada pelayanan yang responsif, profesionalisme tinggi, serta kemampuannya dalam memberikan solusi cepat dan efektif kepada nasabah. Dengan standar layanan yang sangat baik, call center BCA berhasil meraih reputasi yang positif. “Oleh karena itu, kami bergandengan tangan agar kami bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak yang mengalami kekerasan,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga mengapresiasi dukungan BCA dalam memperkuat layanan pengaduan bagi perempuan dan anak. Menurutnya, kolaborasi ini memiliki peran strategis dalam memperkuat sistem perlindungan bagi korban kekerasan.
“Kami berharap kemitraan ini tidak hanya melahirkan inovasi dalam peningkatan kualitas layanan pengaduan, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam mempercepat respons dan efektivitas
Dalam memberikan informasi dan bantuan kepada nasabah dan masyarakat, BCA selama ini telah memiliki layanan call center bernama Halo BCA yang dapat diakses setiap saat. Perharinya, layanan Halo BCA dapat menerima ratusan ribu kontak dari nasabah melalui panggilan telepon, media sosial, maupun chat di aplikasi haloBCA.
Pengetahuan dan pengalaman dari pengelolaan Halo BCA akan menjadi salah satu acuan untuk mengembangkan SAPA 129 menjadi pusat layanan pengaduan modern, mudah diakses, serta mampu memberikan solusi yang cepat dan andal bagi masyarakat.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi menilai bahwa Halo BCA merupakan salah satu call center terbaik. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Penilaian ini didasarkan pada pelayanan yang responsif, profesionalisme tinggi, serta kemampuannya dalam memberikan solusi cepat dan efektif kepada nasabah. Dengan standar layanan yang sangat baik, call center BCA berhasil meraih reputasi yang positif. “Oleh karena itu, kami bergandengan tangan agar kami bisa memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak yang mengalami kekerasan,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga mengapresiasi dukungan BCA dalam memperkuat layanan pengaduan bagi perempuan dan anak. Menurutnya, kolaborasi ini memiliki peran strategis dalam memperkuat sistem perlindungan bagi korban kekerasan.
“Kami berharap kemitraan ini tidak hanya melahirkan inovasi dalam peningkatan kualitas layanan pengaduan, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam mempercepat respons dan efektivitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.”
Komitmen BCA dalam mendorong kesetaraan dan inklusivitas tidak hanya tercermin dalam kolaborasi ini, tetapi juga melalui berbagai inisiatif yang menjangkau kelompok rentan termasuk sahabat disabilitas. Salah satu wujudnya yaitu pada program The Beauty of Disabilities: Make Up Class with BCA di bawah payung Bakti BCA untuk membekali sahabat disabilitas dengan keterampilan tata rias profesional.
BCA juga terus berupaya mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan kerja dengan meningkatkan peran perempuan di level manajer senior dan direktur. Komitmen ini tercermin dari komposisi pekerja perempuan di BCA yang mencapai 61,1 persen dari total tenaga kerja pada 2024. (*)