Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Agus Fatoni menggandeng berbagai pihak dalam setiap upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini ia jabarkan saat tampil dalam sesi Talkshow “B5. Role of ACCTHPC: towards FOLU Net Sink 2030 and Haze Free ASEAN by 2030” sebagai bagian dari the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change di Uni Emirat Arab, 10 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan bahwa Pemprov Sumsel tetap konsisten menjalankan berbagai upaya untuk mencegah karhutla, mulai dari monitoring, penetapan kebijakan, pencegahan, hingga penegakan hukum.
Terkait upaya Monitoring, Pemprov bersama stakeholder terkait memanfaatkan aplikasi yang disebut Songket, singkatan dari Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu Provinsi Sumatera Selatan.
Songket merupakan hasil karya Pemprov Sumsel bersama Polda Sumsel, WRI Indonesia dan Forum DAS Sumsel. Aplikasi Songket sudah diintegrasikan dengan kamera pengintai (asap digital) bekerja sama dengan Telkom untuk dipasang pada tiap tower BTS di Sumsel.
Kemudian pada langkah pencegahan, Pemprov Sumsel menggandeng aparat keamanan seperti TNI, Polri, hingga semua Organisasi Perangkat Daerah terkait. Sebagai contoh, Polda Sumsel pada September silam menugaskan sekitar 300 personel dengan tugas utama untuk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kami juga menjalankan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan sebanyak 12 Kali selama periode Juni sampai dengan November. Kegiatan TMC ini utamanya ditujukan untuk membasahi wilayah-wilayah yang sudah cukup lama tanpa hujan, terutama pada lahan gambut,” ujar Fatoni yang juga menjabat sebagai Dirjen Bina Keuangan Daerah di Kemendagri.
Upaya pemadaman hutan dan lahan terbakar ini dilakukan secara terkoordinasi dalam satu komando oleh Sub Satgas Operasi Darat. Adapun untuk wilayah yang sulit dijangkau, satgas tersebut melakukan pemadaman dengan metode Pemadaman Udara (Water Bombing).
“Ada pula upaya penerapan kearifan lokal yaitu mengaktifkan Sub Satgas Doa untuk melakukan Salat Istisqa untuk segera diturunkan hujan. Dilaksanakan serentak melibatkan unsur TNI, Polri, Pemda, dan Masyarakat di Sumsel. Praktik ini dilakukan ketika hari tanpa hujan atau musim kemarau sudah cukup panjang,” imbuh Fatoni.
Sedangkan terkait penegakan hukum. Pemprov Sumsel melibatkan aparat seperti Polda Sumsel, Gakkum KLHK RI dan Kejaksaan. Kabar terakhir, jajaran Polda Sumsel memburu pelaku pembakaran lahan yang hingga saat ini masih terus terjadi.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Rahcmat Wibowo menegaskan pihaknya tidak tebang pilih terhadap pelaku, bahkan siap menindak pelaku perusahaan yang melakukan pembakaran. "Kami tidak pilih - pilih mau perusahaan atau perorangan kita tindak," kata dia. (*)