Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL -- Kabupaten Purwakarta terletak pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis yaitu antar kota Jakarta, Bandung dan Cirebon, menyimpan potensi energi terbarukan yang luar biasa. Disinilah terletak pembangkit listrik tenaga air atau PLTA terbesar di Indonesia dan nomor dua se-Asia Tenggara (setelah PLTA di Vietnam) .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak lama lagi Purwakarta akan menjadi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dan berpotensi menjadi yang terbesar di dunia, berkapasitas 145 MW, semuanya berlokasi di Waduk Cirata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) di Waduk Cirata berkelanjutan. Ketika PLTA ini dibangun kapasitasnya 1.008 MW dan sampai sekarang kapasitasnya tetap. “Sebentar lagi kita akan menyakskan bersama akan dibangun PLTS Terapung terbesar di dunia. Ini sebuah terobosan, karena kita akan menggunakan dua energi terbarukan dari sumber yang berbeda tapi masih di satu wilayah,” ujar Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana dalam sambutannya pada Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Waduk Cirata, Kamis 3 Desember.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata kapasitas 1.008 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata kapasitas 1 MWp (pembangkit riset) dikelola sepenuhnya oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB). PT. PJB juga mengelola PLTA Brantas 275 MW, PLTA Batang Toru 510 MW (tahap konstruksi), melaksanakan program implementasi Cofiring Biomassa pada PLTU yang dikelola, menjalankan program Dedieselisasi (feasibility study untuk menggantikan PLTD dengan PLTS) dan inisiasi pengembangan PLTB di Indonesia.
PLTS Terapung Cirata hasil kerjasama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang akan dijalankan Konsorsium anak usaha PLN, yaitu PJB (saham 51 persen) dengan perusahaan asal UEA, Masdar (saham 49 persen), dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).
“Insya Allh tanggal 17 Desember ini akan kita lakukan water breaking PLTS Apung 145 MW, kemungkinan akan menjadi PLTS terbesar di dunia. Ini merupakan inovasi dari teman-teman PJB agar harganya bisa lebih efisien, saat ini harganya 8,5 sen. Dengan semakin massifnya teknologi, kita harapkan harganya bisa lebih rendah lagi”, ujar Direktur Mega Proyek PT. PLN (Persero), Iksan Asaad.
PLTS yang akan dibangun ini menjadi PLTS Terapung pertama di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara. Kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 145 Mega Watt (MWac) dengan total nilai proyek mencapai USD 18,8 miliar. Luasan areanya 200 Ha (waduk) dan 9,02 ha, atau sebesar 3 persen dari total luasan Waduk Cirata. Konstruksi akan dimulai pada kuartal pertama 2021 dan ditargetkan selesai dan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) di kuartal IV 2022.
Floating Photovoltaic (PV) menjadi tren baru di dunia karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mengoptimalkan pemanfaatan reservoir, menghindari penggunaan lahan, melengkapi tenaga air (operasi hibrida), mengurangi penguapan dan meningkatkan hasil energi hingga 10% karena suhu lingkungan yang lebih rendah.
Indonesia memiliki lebih dari 192 bendungan dan waduk, dengan luas tangkapan 86.247 ha, dan berpotensi tinggi untuk pemanfaatan sebagai PLTS Terapung lebih dari 4.300 MWP (pemanfaatan 5 persen daerah tangkapan air berdasarkan hasil riset internal PJB).(*)