Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puan Dicurhati Petani Bawang Soal Kerugian Panen

Petani di Nganjuk juga berharap agar ada investor yang membangun pabrik pengolahan bawang merah, supaya akses petani ke pabrik lebih dekat sehingga harganya lebih stabil.

21 Desember 2021 | 18.59 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani ikut menanam bawang merah bersama petani di Nganjuk, Jawa Timur.
Perbesar
Ketua DPR RI Puan Maharani ikut menanam bawang merah bersama petani di Nganjuk, Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL-Ketua DPR RI Puan Maharani ikut menanam bawang merah bersama petani di Nganjuk, Jawa Timur. Ia pun banyak mendapat keluhan dari petani, mulai dari harga pupuk mahal hingga harga hasil panen yang jatuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Puan ikut menanam bawang merah bersama petani-petani di Kecamatan Mojorembug, Nganjuk, Selasa, 21 Desember 2021. Jenis bawang merah yang ditanam kelompok petani di daerah ini adalah bawang merah bibit yang harganya jauh lebih murah dibanding bawang merah sayur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat menaman bawang merah, Puan didampingi oleh tiga petani perempuan yaitu Damirah, Sriyani, dan Jiyem. Mengenakan pakaian serba hitam dan sepatu boots, Puan beberapa kali hampir terperosok karena terjebak lumpur.Ia justru tersenyum dan tetap membantu petani menanam bibit bawang merah. Sambil menanam, sesekali Puan mengobrol bersama ibu-ibu petani.

Lahan pertanian di lokasi ini ditanami empat tanaman secara bergantian sepanjang tahun. Petani bergantian menanam padi, kedelai lokal, dan dua kali bawang merah. Usai menanam bawang merah, ia juga berdialog dengan petani di gubug di pematang sawah. Rata-rata petani mengeluhkan kurangnya stok pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi.

“Masalah pupuk, pada waktu tanam langka. Pengalokasian kurang, tidak mencukupi kebutuhan petani. Pengurangan pupuk subsidi membut harga pupuk non-subsidi naik tinggi, harganya mahal sekali bu,” kata seorang petani bernama Wakidi.

Kemudian harga hasil panen bawang merah yang rendah disebut membuat petani kewalahan. Bahkan harganya bisa anjlok sampai Rp 7.000 per kilogramnya. Dia berharap pemerintah memberikan solusi.“Pemerintah diam saja, tidak memberikan solusi yang baik. Petani tidak ada hasilnya apapun, malah rugi. Mohon untuk pemerintah, dibantu DPR, masalah harga dan pupuk untuk segera diselesaikan,” ujarnya.

Petani lainnya bernama Wiji bercerita banyak petani yang menggadaikan sertifikat tanahnya untuk modal saat musim tanam. Belum lagi nasib petani sewa yang juga kesulitan karena harga panen rendah sementara mereka hanya mendapat 1/4 dari hasil panen.“Keadaan petani sangat memprihatinkan. Sertifikat (tanah) digadai semua sama petani di BRI. Petani tidak dikasih bantuan tidak apa-apa, yang penting harganya bisa stabil. Pemerintah harusnya ikut mengawasi,” katanya

“Kalau harga bawang merah tinggi, pasar dioperasi. Kalau harga murah, pemerintah nggak mengoperasi. Petani nggak ada digaji, kalau nggak gadai sertifikat petani nggak bisa tanam bawang merah bu,” ujarnya.

Regulasi impor baru yang mengakibatkan tingginya suplai bawang merah dari luar pun disebut makin merusak harga bawang lokal. Petani di Nganjuk juga berharap agar ada investor yang membangun pabrik pengolahan bawang merah, supaya akses petani ke pabrik lebih dekat sehingga harganya lebih stabil.

Kepada petani, Puan mengungkapkan siap membawa persoalan-persoalan tersebut untuk dicarikan solusi bersama pemerintah. Ia memperhatikan betul persoalan rendahnya harga hasil tanam saat musim panen, yang masih saja terus terjadi.“Soal Pupuk subsidi nanti saya akan koordinasi dengan pemerintah pusat bagaimana caranya supaya alokasinya di Nganjuk bisa ditambah,” kata Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini pun berharap agar perjuangannya nanti melalui sisi pengawasan regulasi dapat membuat harga panen bawang merah ke depan menjadi lebih baik. “Ini bulan 2 tahun depan kan panennya ya? Nanti saya akan cek kembali. Hasilnya seperti apa. Mudah-mudahan harga bawang sudah bisa agak tinggi,” tuturnya.

Puan mengatakan, persoalan harga hasil panen yang jatuh membutuhkan solusi yang terintegrasi. Mulai dari menanam bibit, panen, penyimpanan, distribusi, dan penjualan.“Lalu saya juga dapat info tentang di banyak daerah tidak terdapat tempat penyimpanan yang baik sehingga begitu panen ya harus langsung dipasarkan. Ini juga membutuhkan solusi,” ujar Puan.

Menurutnya, untuk menjaga stabilitas harga bawang merah itu harus satu kesatuan dari hulu sampai hilir, tidak bisa terpisah-pisah. Lebih lanjut, Puan menilai perlu dijajaki kerjasama antar-daerah untuk menjaga stabilitas harga dan menjaga inflasi. “Bulog juga perlu berperak aktif dalam menjaga ketersediaan stok,” sambung mantan Menko PMK ini.

Dalam kesempatan itu, Puan sekaligus memberikan bantuan kepada kelompok petani di Mojorembug. Bantuan yang diberikan berupa 30 unit pompa air, 20 unit handsprayer, benih bawang merah, 1 ton pupuk NPK, 20 unit traktor roda dua dan 10 unit cultivator.

Turut mendampingi Puan dalam kegiatan ini yakni Anggota DPR RI Mindo Sianipar dan Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi. Sejumlah Forkopimda juga turut hadir.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus