Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"ayat-ayat setan" merusakkan Islam?

Buku "the satanic verses" karya salman rushdie akhirnya jadi penyebab perang diplomasi. Inggris menutup perwakilannya di Iran & 2 orang staf perwakilan Iran di london diminta meninggalkan Inggris.

4 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA, heboh The Satanic Verses bukan sekadar masalah melarang dan membakar sebuah novel. Akhirnya adalah sebuah perang diplomasi. Inggris, negeri baru Salman Rushdie, pengarang novel Ayat-Ayat setan, menutup perwakilannya pekan lalu. Dan dua orang staf perwakilan Iran di London diminta meninggalkan Inggris. Sementara itu, 11 negeri MEE menarik duta besar masing-masing. Tak hanya itu. Sejumlah bankir Inggris dan Jerman Barat, yang sedianya bersedia memberikan pinjaman kepada Iran, kini membekukan rencana ini. Pihak Iran pun menghentikan permintaan akan pinjaman itu. Itulah ekor pernyataan Ayatullah Rohullah Khomeini, 14 Februari, bahwa novel tersebut menghujat Islam dan Nabi Muhammad saw., maka pengarangnya harus dihukum mati. Dan sejak itu sampai awal pekan ini, dalam demonstrasi-demonstrasi yang kemudian meledak di India dan Pakistan (tanah air pertama dan kedua Salman Rushdie) yang menyetujui hukuman mati itu, setidaknya 19 meninggal. Sebenarnya, sekitar sebulan setelah Ayat-Ayat Setan terbit, Organisasi Konperensi Islam, sudah mengimbau agar negeri-negeri Islam "menaruh perhatian ekstra" terhadap buku fiksi tersebut. Dalam selebaran itu -- umpamanya yang diterima oleh Kedubes Indonesia di Riyadh, Arab Saudi -- diimbaukan: agar buku itu dilarang. Tapi waktu itu tanggapan tak seramai setelah Khomeini mengumumkan hukuman mati. Malaysia, misalnya, baru Sabtu pekan lalu tegas melarang pemasukan novel itu. Di Indonesia, menurut Humas Kejaksaan Agung, Sabtu pekan lalu, buku itu sudah dilarang masuk. Memang, Presiden Soeharto, yang ditemui Wakil Presiden Iran Mir Halim di Tokyo, berjanji akan mengkaji novel tersebut apakah memang menghina Islam atau tidak. Sementara itu, Rushdie sendiri, bersama istrinya, sampai awal pekan ini tetap bersembunyi dan dijaga oleh pihak polisi Inggris. Seorang bekas penerbit bukunya meramalkan, masa depan Rushdie sungguh suram. "Mungkin dia perlu operasi plastik dan tinggal di Uruguay. Hidup, baginya, tampaknya sudah berakhir," katanya. Dalam wawancaranya dengan televisi Inggris pekan lalu, Salman Rushdie merasa bahwa para mullah memang tak akan menyukai bukunya, "tapi saya memang tak menulis buat mereka." Ia merasa tuduhan terhadap dia terlalu berat. "Tak apa pun yang kuperbuat bisa menghancurkan Islam .... Apa yang bisa kulakukan? Bagaimana saya bisa merusakkan Islam...? Tak meyakinkan saya bahwa sebuah buku yang punya pandangan lain terhadap Islam daripada pandangan para imam bisa sangat berbahaya." Rushdie, dalam sebuah ulasannya tentang buku The Facts -- sebuah otobiografi Philip Roth, pengarang novel Portnoy's Complaint yang terkenal itu -- melihat persamaan nasib dirinya dengan Roth. Pada 1967 Roth diserang sejumlah Yahudi karena novelnya memberikan gambaran buruk tentang sebuah keluarga Yahudi. Ia bisa merasakan kini, tulis Rushdie di majalah The Observer Minggu pekan ini, bagaimana lumpuhnya semangat Roth ketika ia diserang, hingga mengatakan, "Saya tak akan lagi menulis tentang Yahudi." Tapi setelah kemarahan massa reda, ternyata semua itu "tak mengakhiri imajinasi saya tentang Yahudi, tapi malah merupakan awal perhatian saya sepenuhnya," kata Roth, yang dikutip oleh Rushdie. Ada pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Soviet dan Ayatullah Khomeini pekan lalu. Konon, Khomeini mengajak tamunya untuk bersama-sama menghadapi Barat. Tapi Senin pekan ini di Moskow muncul 15 demonstran di depan Kedubes Iran, dan berteriak-teriak, "Malu. Malu. Khomeini pembunuh. Pertahankan kreativitas." Polisi hanya mengawasi para pengunjuk rasa, dan tak mencoba membubarkannya . Ada yang melihat bahwa heboh ini sekadar pantulan masalah dalam negeri Iran. Yakni pertentangan antara garis keras dan moderat menjelang pemilihan presiden musim panas nanti. Khomeini, tampaknya menjadi rebutan dua kelompok itu. Mereka yang bisa meyakinkan Khomeini akan kebenaran sesuatu yang akan menang. Contohnya, ketika 4 stasiun radio menyiarkan angket idola kaum hawa Iran -- dan ternyata mereka lebih menyukai aktris Jepang daripada istri Nabi Muhammad saw. -- Khomeini marah, dan memerintahkan menjatuhkan hukuman terhadap penanggungjawab siaran itu. Tapi setelah Zahra Mustafavi, putri bungsu Khomeini, menjelaskan segala sesuatunya, sehari setelah mereka dijatuhi hukuman, Khomeini membebaskan mereka. Mungkin saja sikap Khomeini berubah bila pemungutan suara dalam Majelis (parlemen) -- tentang diputuskannya hubungan diplomatik dengan Inggris atau tidak -- Selasa pekan ini ternyata dimenangkan oleh pihak moderat. Sebab, bila begitu, mau tak mau Iran mesti meninjau kembali "hukuman mati terhadap Rushdie". Ancaman Iran itu sendiri oleh ahli teroris Inggris dianggap tak serius. Kata dia, malah seorang pemeluk Islam yang amat fanatik bisa berbahaya bagi Rushdie. Sebenarnya, banyak negeri Islam yang tak segaris dengan Khomeini dalam hal memvonis Ayat-Ayat Setan. Menurut Syeikh Abdelaziz, ulama senior Arab Saudi, setelah ada sidang Dewan Ahli-Ahli Hukum Islam yang dihadiri oleh ulama-ulama dari Mesir, Pakistan, India, Maroko, dan Yordania, selain dari Arab Saudi sendiri, di Mekah pekan ini, baru mereka akan menentukan sikap. Dan sidang itu akan lebih mengkaji bukunya, bukan merumuskan hukuman bagi pengarangnya, tulis koran Arab Saudi Asharq Al-Awsat. Mungkin tawaran Mossad, dinas rahasia Israel, untuk melindungi Rushdie seumur hidup, memang berlebihan.Yusril Djalinus (AS) & Bambang Bujono (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus