Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"ayat setan" ditolak OKI

Utusan Iran langsung balik ke negaranya, setelah usulnya memasukkan kasus salman rushdie & "ayat-ayat setan" menjadi topik utama pertemuan oki ditolak. masalah afghanistan menjadi topik utama.

18 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOMANDO "bunuh" Ayatullah Khomeini untuk Salman Rushdie memang tak lalu diikuti oleh semua negeri Islam. Itu sebabnya bila utusan Iran dalam pertemuan Organisasi Konperensi Islam (OKI) di Riyadh, pekan lalu, berupaya keras memasukkan Rushdie dan Ayat Setan-nya sebagai topik utama pertemuan. Tapi harapan itu tak terwujut. Dalam 60 butir agenda yang disusun oleh 46 menteri luar negeri yang mewakili negerinya dalam OKI, disepakati Afghanistan dijadikan topik utama. Sementara itu, kasus Salman Rushdie, demikian keputusan sidang komisi, tak mendapat nomor. Kontan, wakil Iran balik ke negerinya, tak berniat menghadiri pertemuan yang dibuka Senin pekan ini. "Mereka kembali untuk melakukan konsultasi dengan para pemimpin mereka," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al Faisal. Sebelumnya, upaya lobi telah dilakukan Iran. Sebuah delegasi yang diketuai Ayatullah Ahmad Jannati mengunjungi tujuh negeri Arab. Maksudnya, tentu saja, mencari dukungan agar masalah penghujatan oleh novelis kelahiran Bombay itu bisa dimasukkan dalam pertemuan OKI. "OKI harus menentang novel itu, untuk membuktikan bahwa dunia Islam bersatu," ujar Jannati. Namun, yang segera muncul adalah perbedaan sikap. Kantor berita Arab Saudi, WAM, menulis bahwa memang sebagian besar negara Arab setuju memberangus novel Ayat Setan, "tapi tidak mendukung imbauan Khomeini yang memvonis Rushdie." Tulisan itu pun menambahkan komentar bahwa sikap Iran merugikan kepentingan Islam umumnya. Sejauh ini, belum ada reaksi dari Teheran atas sikap OKI, kecuali tanggapan juru bicara parlemen Iran, Ali Akbar Rafsanjani, yang menyayangkan OKI bisa-bisa, "akan kehilangan kepercayaan dari dunia Islam." Ditolaknya usul Iran, salah satu sebabnya tentulah karena OKI sudah menentukan sikap terhadap Rushdie dan novelnya. Dalam surat edaran OKI tertanggal 5 November 1988, Sekjen OKI sudah mengimbau agar anggota OKI melarang novel itu beredar di negeri masing-masing mengimbau penerbitnya agar menarik buku itu dan peredaran, dan bila tak dipenuhi imbauan ini agar penerbitnya dimasukkan dalam daftar hitam melarang penulisnya memasuki negeri anggota OKI, antara lain. Lebih rinci lagi adalah sikap pemerintah Arab Saudi. Dinyatakan oleh pemerintah ini bahwa Rushdie memang menghujat Islam. Ia diberi kesempatan tiga hari untuk bertobat, dan segera menarik bukunya dari peredaran. Kesempatan ini diberikan dalam 3 hari. Sesudah itu, pengadilan Islamlah yang akan menentukan hukuman baginya. Juga Ketua PLO Yasser Arafat mengecam The Satanic Verses. Tapi sekaligus ia mencerca fatwa Khomeini, dan pernyataan Ahmed Jibril dari Front Populer untuk pembebasan Palestina, yang berniat membunuh Rushdie. Senada dengan sikap Arafat adalah pernyataan Lord Jakobovits, ketua para rabi di Inggris, bahwa novel Rushdie dan fatwa Khomeini adalah sama-sama menghujat dan tak layak disebarluaskan. Sikap ini mendapat dukungan dari seorang ketua rabi di Israel. Kabar terakhir mengatakan bahwa 5 pria dan 2 wanita dari Satuan Komando Iran telah menyusup ke Inggris lewat Spanyol untuk membunuh Salman Rushdie. Akan terbunuhkah Rushdie, tanpa sempat mengadakan pembelaan diri dalam sebuah sidang terbuka? Padahal, di Kairo dan Aleksandria konon banyak novel yang lebih menghujat daripada Ayat Setan, tapi yang tak menjadi pembicaraan ramai karena tak ada fatwa Ayatullah Khomeini -- yang sesungguhnya bukan satu-satunya penilaian terhadap Rushdie.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus