Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitu ia menjejakkan kakinya di Bandara Suvarnabhumi, Selasa pagi lalu, Kunying Pojaman Shinawatra, 51 tahun, segera dijemput polisi. Istri mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra ini langsung dibawa ke Mahkamah Agung untuk mendengarkan dakwaan atas keterlibatannya dalam tindak pidana korupsi, kasus pembelian properti saat suaminya masih berkuasa.
Namun, sejam kemudian, dengan mengenakan jas hitam dan kacamata hitam, istri Thaksin Shinawatra sudah melenggang keluar. Dia membayar jaminan 5 juta baht atau sekitar Rp 1.450.700.000. Pengadilan juga menetapkan untuk memulai persidangan pada 23 Januari mendatang.
Pojaman tetap belum bisa pulang. Ia langsung dibawa ke Departemen Investigasi Khusus Kementerian Kehakiman. Di sana, dia mendengarkan tuntutan lain, yaitu menyembunyikan informasi atas kepemilikan saham keluarganya dan keluarga Shinawatra di SC Assets Co. Dia dianggap melanggar aturan yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Thailand memberikan data akurat termasuk daftar pemegang saham.
”Dia datang hari ini untuk membuktikan dirinya tak bersalah,” ujar pengacara Pojaman, Noppadon Pattama, seusai pembacaan tuntutan di Mahkamah Agung.
Agustus silam, Pojaman dan Thaksin yang tidak hadir dalam persidangan didakwa dengan tuduhan korupsi dalam pembelian tanah milik badan pemerintah, Financial Institutions Development Fund, senilai 772 juta baht. Investigator menuduh Pojaman menggunakan pengaruh politik suaminya untuk membeli properti tersebut dengan harga sepertiga dari nilai semestinya. Tindakan tersebut dinilai melanggar peraturan yang melarang pejabat dan politikus berbisnis dengan lembaga pemerintah saat masih menjabat.
Saat itu, istri Thaksin yang biasanya wira-wiri keluar-masuk Thailand langsung ikut raib. Ia menyusul suami yang telah berada di pengasingan, London, atau kadang Hong Kong sejak kudeta 2006.
”Saat ini adalah waktu yang tepat. Negeri ini telah kembali ke demokrasi,” ujar Noppadon Pattama mengenai kepulangan Pojaman.
Kemenangan Partai Kekuasaan Rakyat (PPP) yang merupakan jelmaan Partai Thai Rak Thai yang dulu dipimpin Thaksin dalam pemilu 23 Desember silam membuat mereka percaya diri. Mereka berhasil menduduki 233 dari 480 kursi.
”Negosiasi antara PPP dan sekutu politik lain telah kelar. Pojaman akan memainkan peran besar dalam pembentukan jajaran kabinet,” ujar seorang sumber politik. Kini, PPP memang berhasil merekrut beberapa partai untuk berkoalisi.
Namun, beberapa pengamat politik lain melihat dengan cara yang berbeda. Pulangnya istri Thaksin ini dinilai sebagai sebuah ”uji coba” melihat apa yang akan terjadi jika Thaksin sendiri pulang setelah ia melarikan diri semenjak kudeta militer 2006. Seperti melempar kerikil di air, mereka ingin melihat seberapa besar percikannya. Mereka belum begitu percaya dengan situasi politik Thailand.
”Thaksin ingin tahu reaksi masyarakat atas kemungkinan dia kembali. Dia akan mengikuti langkah Pojaman,” ujar seorang sumber The Nation. Thaksin sendiri menyatakan akan kembali ke Thailand pada April, meski dia menyatakan tak akan terjun ke politik lagi.
Selain itu, meski PPP menang pemilu, tak semua cara untuk melancarkan jalan Thaksin terlihat mulus. PPP yang tengah sibuk menggalang partai-partai lain untuk berkoalisi membentuk pemerintahan menghadapi ganjalan di mana-mana. ”Banyak kekuatan yang akan melakukan apa pun untuk membuat PPP tak bisa bikin koalisi,” kata Jon Ungpakorn, mantan senator dan seorang pengamat politik terkemuka.
Sebanyak 83 pemenang dalam pemilu, yang diyakini sekitar 65 di antaranya dari PPP, hingga kini belum jelas nasib kemenangannya. Mereka dituduh melakukan kecurangan. Kalau mereka didiskualifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum, seperti yang sudah terjadi, pembentukan pemerintahan pun terancam.
Selain itu, PPP menghadapi ancaman pembubaran. Seorang anggota Partai Demokrat, Chaiwat Sinsuwong, telah meminta Mahkamah Agung menyelidiki apakah para kandidat dari PPP bertindak untuk Thaksin dan 111 eksekutif Partai Thai Rak Thai lainnya adalah yang dilarang terlibat politik selama lima tahun.
Itulah yang menjadi pekerjaan rumah Pojaman. Orang yang paling dipercaya Thaksin ini tengah berupaya membuka jalan pulang bagi suaminya.
Purwani D. Prabandari (The Nation, Bangkok Post, Guardian)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo