Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Libya</font><br />Jejak Qadhafi di Juventus

Dewan Transisi Nasional Libya menelusuri aset Qadhafi yang dibekukan. Pemulangan dana tak mulus.

31 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SPANDUK bergambar wajah pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, yang diberi tanda silang terpasang di atas rumah mewah dengan dinding batu besar merah bata di Hampstead, London Utara, Inggris. Pemiliknya, Saiful Islam, putra Qadhafi, sudah lama tak menghuni rumah senilai 11 juta pound sterling itu. Rumah ini hanya satu dari sekian aset keluarga Qadhafi, yang seluruhnya bernilai US$ 200 miliar dan tersebar di seluruh dunia.

Seusai revolusi, Dewan Transisi Nasional Libya memburu dan berupaya memulangkan aset Qadhafi di seluruh dunia. Aset berupa uang tunai, saham, properti, dan emas ini akan digunakan untuk pemulihan fasilitas umum yang hancur berantakan karena perang. Penelusuran itu termasuk terhadap miliaran dolar aset yang belum terlacak.

"Bertahun-tahun Qadhafi melakukan hal yang juga dilakukan diktator lain di seluruh dunia, menyembunyikan kekayaan mereka," kata analis finansial Libya, Mohammed Haraba.

Kekayaan Qadhafi ini tersebar di Amerika Serikat, Inggris, Italia, Prancis, Swiss, Malta, Jerman, Australia, Kanada, dan sejumlah negara Afrika. Masalahnya, tak semua aset miliaran dolar itu atas nama Qadhafi dan keluarganya. Banyak aset yang mengatasnamakan lembaga keuangan Libya tapi bisa diakses keluarga Qadhafi.

WikiLeaks pernah mengungkap berita kabel diplomat Amerika bahwa LFICO, lembaga keuangan pemerintah Libya, memiliki dua persen saham di produsen otomotif Italia, Fiat, dan 15 persen saham di perusahaan energi Eropa, Tamoil. Lembaga keuangan Libya ini juga menanam lebih dari US$ 500 juta di Inggris. Qadhafi pun memiliki 7,5 persen saham di klub sepak bola Juventus lewat lembaga keuangan ini. Saadi, salah satu putra Qadhafi, malah pernah duduk dalam jajaran dewan direksinya. Aset lain berupa 3,27 persen saham di Pearson Plc, raksasa penerbit Inggris yang memiliki The Financial Times.

Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya serentak membekukan aset Qadhafi di negara mereka sejak Februari lalu, bersamaan dengan bangkitnya revolusi Libya. Sejumlah penyelidik Amerika dan Eropa malah memperkirakan aset Qadhafi yang tersebar di seluruh dunia bisa mencapai US$ 200 miliar.

Jalan untuk memulangkan aset Qadhafi rupanya tak mulus. Ketidakpastian pemerintahan pascarevolusi membuat sejumlah negara enggan mencabut pembekuan aset. Negara-negara ini ingin memastikan otoritas resmi yang berhak menerima dana itu.

Bulan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan persetujuan kepada Amerika Serikat untuk mencairkan US$ 1,5 miliar aset Libya yang dibekukan dan menyalurkannya kepada Dewan Transisi. Namun Negeri Abang Sam mengelak dan beralasan Dewan Transisi hanya meminta pencairan dana sekitar US$ 700 juta.

Amerika dan negara-negara Eropa menganggap pemulangan aset tak memungkinkan karena sistem perbankan Libya pascarevolusi masih rawan. Otoritas resmi di Tripoli mesti membuat prosedur pemerintahan dan mekanisme penggunaan aset dan kekayaan yang akan dipulangkan serta akuntabilitasnya.

Tak sedikit pula aset yang tersimpan di beberapa negara sekutu Qadhafi, misalnya Zimbabwe, Suriah, dan Aljazair. Di Aljazair, keluarga Qadhafi membawa kekayaan mereka dalam bentuk emas. Pemerintah Aljazair menolak ekstradisi keluarga Qadhafi.

"Ketakutan terbesar adalah keluarga dan pendukung Qadhafi yang masih hidup akan menggunakan aset itu untuk membalas dendam," kata Mohammed Haraba.

Nieke Indrietta (Daily Mail, Guardian, Reuters, Goal.com)


Beberapa Aset Qadhafi:

  • Kepemilikan saham di klub sepak bola Juventus dan produsen mobil Fiat di Italia
  • Kepemilikan tiga persen saham di Pearson Plc, penerbit The Financial Times
  • Lahan properti senilai US$ 5,5 juta bernama Thunder Rock di Englewood, New Jersey, Amerika, yang dibeli pada 1982 dengan harga US$ 1 juta
  • Rumah mewah senilai 11 juta pound sterling di Hampstead, London Utara, yang dibeli pada 2009, serta pertokoan dan perkantoran di West End
  • Portman House, kompleks retail seperti Boots and New Look, di Oxford Street, London, yang dibeli seharga 155 juta pound sterling pada Juli 2009
  • Gedung perkantoran di 14 Cornhill, seberang Bank of England, yang dibeli pada Desember 2008 seharga 120 juta pound sterling
  • Deposito yang sudah dibekukan, antara lain sekitar 12 miliar pound sterling di perbankan Inggris, 20 miliar pound sterling di Amerika Serikat, 6 miliar pound sterling di Italia, 2,4 miliar pound sterling di Kanada, 1,66 miliar pound sterling di Austria, dan 680 juta pound sterling di Swiss
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus