Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETIKA John McCain memilih Sarah Palin sebagai pasangannya dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun lalu, rakyat negeri itu terperangah. Sebab, Gubernur Negara Bagian Alaska itu sama sekali bukan kandidat favorit Partai Republik.
Sekarang berita soal Sarah Palin, 45 tahun, kembali menghiasi media-media Amerika, bersaing dengan kematian mendadak Michael Jackson, sang Raja Pop. Tak ada angin tak ada hujan, Sarah mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi Gubernur Alaska, Jumat dua pekan lalu. Tepat sehari sebelum peringatan kemerdekaan Amerika. Dia akan efektif lengser pada 26 Juli nanti. Padahal masa jabatannya masih tersisa 17 bulan.
”Semuanya berubah sejak 29 Agustus tahun lalu,” Sarah menulis di laman Facebook-nya. Itulah tanggal McCain mengumumkan Sarah sebagai pendampingnya. Sejak saat itu, kata Sarah, lawan-lawan politiknya terus menggali segala sisi buruk dia.
Setelah pasangan McCain-Palin kalah dari Barack Obama-Joe Biden, dan Sarah kembali ke kursi gubernur, sebagian besar waktu dan pikirannya dihabiskan untuk melayani berbagai gugatan pelanggaran etika. Paling tidak ada 15 gugatan etika yang dialamatkan ke Gubernur Sarah.
Harga semua gugatan itu tidak murah. ”Ribuan jam kerja terbuang dan hampir dua juta dolar uang dari pembayar pajak tersia-sia,” ujar Sarah. Uang yang mestinya bisa dibelanjakan untuk menggaji guru atau mengongkosi pembangunan jalan. Bagi dia, ”Ini benar-benar gila.” Dia memilih mundur demi efektivitas pemerintahan.
Akan ke mana Sarah Palin setelah turun dari kursi gubernur, dia hanya menjawab samar. Dia mengatakan akan terus berjuang dan bekerja keras untuk kemandirian energi serta keamanan bagi Alaska dan juga negaranya. Juru bicaranya, David Murrow, juga mengaku sang bos tidak berbicara banyak soal rencananya.
Namun sepertinya Sarah belum akan keluar dari gelanggang politik. Sebagian pengamat politik berspekulasi, langkah dia mundur dari kursi gubernur untuk fokus menggalang kekuatan Partai Republik. Kendati, kepada stasiun televisi ABC, Sarah mengaku belum punya rencana apakah akan maju dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2012.
Soal apakah keputusan pengunduran dirinya kali ini akan mematikan karier politiknya, dia juga tidak ambil pusing. ”Jika harus mati, aku akan mati. Biarkan saja terjadi,” katanya. Tapi di mata Gary Bauer, salah satu nominasi calon presiden Partai Republik pada 2000, Sarah tetap salah seorang sosok paling menjanjikan di panggung politik. Tak soal apakah dia menjabat gubernur atau tidak. Menurut Alex Castellanos, konsultan politik Partai Republik, popularitas Sarah Palin memang tidak bergantung pada kinerjanya sebagai Gubernur Alaska.
Setelah delapan bulan pemilihan Presiden Amerika usai, jajak pendapat USA Today/Gallup terbaru membuktikan pamor Sarah memang masih bersinar. Dari 1.000 orang yang disurvei, 19 persen mengaku pasti akan memilih mantan Ratu Kecantikan Alaska itu jika dia maju sebagai calon presiden pada 2012. Dan 24 persen lainnya mengatakan mungkin akan memberikan suaranya bagi Sarah.
Frederic V. Malek, mantan penasihat politik Sarah dalam pemilihan presiden lalu, mengatakan Sarah sebenarnya bukan orang yang banyak berhitung dalam berpolitik. Menurut dia, akan keliru jika orang mengaitkan alasan pengunduran diri Sarah dengan pemilihan presiden 2012.
Malek juga tetap meyakini—walaupun banyak orang menertawakan pendapatnya—bahwa Sarah akan menjadi penantang serius bagi siapa pun calon presiden Partai Demokrat pada 2012. Syaratnya, Malek memberi nasihat, Sarah mesti mempertahankan tempat tinggalnya di Wasalla, Alaska. Dia juga harus berkeliling Amerika minimal tiga kali dalam sebulan menghadiri berbagai acara sosial, penggalangan dana kandidat, atau pidato di hadapan konstituen politiknya.
Untuk memermak keterampilan berpidato, Malek menganjurkan Sarah menyewa penulis pidato. Sesekali dia juga mesti menulis di media massa untuk mempublikasikan sikapnya. Kalau semua itu sudah dikerjakan, tinggal simak hasilnya. ”Dia punya sentuhan ajaib,” kata Malek. ”Dia punya kualitas seperti Ronald Reagan.”
Sapto Pradityo (AP, Washington Post, USA Today)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo