Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEPULUH menit lepas tengah malam di Gurun Atakama, Cile. Tempat terpencil ini biasa dipakai astronot untuk berlatih sebelum menjalani misi ke ruang angkasa. Seorang penambang muncul di permukaan tanah gurun itu setelah 69 hari terperangkap dalam perut bumi, Kamis pekan lalu.
Florencio Avalos, 31 tahun, mirip astronot setelah hidup begitu lama dalam kegelapan. Dia muncul dari sebuah kapsul penyelamat berbentuk roket, memakai baju overall hijau, helm, dan kaca- mata hitam untuk melindungi mata dari lampu sorot yang menyilaukan.
Saat dia dibantu keluar dari tabung logam sempit yang dicat merah, putih, biru—warna bendera nasional Cile—sorak-sorai membahana. Sementara itu, di seluruh Cile dan hampir di seluruh dunia, semua orang duduk terpaku di depan televisi. Jutaan orang mengagumi semangat dan ketahanan menghadapi hidup dan mati.
Tidak seperti Neil Armstrong 39 tahun lalu, Florencio tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya setelah dikerek melalui batuan padat 700 meter lalu menghirup udara malam yang dingin pertama kali.
Sebaliknya, pria pemalu ini hanya meringkuk menunggu istrinya, Monica, dan Bairon, 8 tahun, putranya. Helm pengaman Bairon terjatuh saat dia menciumi sambil menangis dalam pelukan ayahnya.
Penambang muda itu tampak agak bingung ketika disambut Presiden Cile Sebastian Pinera. Memakai overall merah dan helm, Pinera mengatakan, ”Dia dan para penambang lain merasa bahwa mereka tidak sendiri.”
Para penambang dibagi menjadi tiga kategori untuk evakuasi. Penambang terkuat dan paling berpengalaman dikerek lebih dulu. Sehingga, bila ada sesuatu yang tidak beres, mereka diminta membatalkan misi. Tugas ini membutuhkan pengetahuan teknis dan kepala dingin.
Giliran berikutnya, penambang yang paling lemah, baik secara psikologis maupun fisik. Terakhir, mereka yang dianggap sehat tapi tidak ahli dalam urusan pertambangan.
Florencio telah bekerja di tambang berbahaya di Cile selama delapan tahun. Dia dianggap memiliki keahlian profesional dan mampu bersikap tenang dalam tekanan. Karena itulah dia didaulat menjadi wakil kelompok dan diminta menjadi ”kelinci percobaan”.
Dia setuju, meskipun akan melewati zona berbahaya dengan kemungkinan kapsul penyelamat dapat memicu longsor batuan saat bergerak melalui terowongan. Florencio diikat dengan tali penyelamat serta ditempeli alat monitor detak jantung dan pernapasan. Mikrofon dan lubang suara juga dipasang agar dia tetap berhubungan dengan tim dan keluarga, 700 meter di atasnya.
Orang berikut yang muncul, Mario Sepulveda, bersikap seolah dia baru saja mencetak gol kemenangan dalam pertandingan final Piala Dunia. Muncul dari kapsul sepanjang 4 meter, dia meninju udara dan membagikan kerikil sebagai suvenir.
”Tunggu sebentar, aku punya hadiah. Nah, ini dia,” katanya sambil menyodorkan kerikil ke tangan Presiden. Dia lalu menoleh ke Menteri Pertambangan Laurence Golborne, sambil berkata, ”Hai, Tuan Besar, apa kabar?” Akhirnya dia menghambur ke kerumunan sambil bergaya ala pemain sepak bola ”Viva Cile”, sebelum dibujuk tim medis untuk diperiksa.
Setelah pemeriksaan awal, mereka diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit terdekat di Kota Copiapo, 35 menit dari lokasi. Mereka akan dirawat setidaknya dua hari.
Sebelum naik ambulans, Sepulveda sempat diwawancarai. ”Aku ada bersama Tuhan sekaligus setan,” katanya. ”Setan berjuang mendapatkan saya, tapi Tuhan menang.”
Sepulveda meminta dunia tidak memperlakukan mereka seperti pesohor. Tapi permintaan itu pasti dianggap angin lalu. Studio Hollywood diberitakan sedang berebut hak memfilmkan kisah mereka. Aktor Spanyol peraih Oscar, Javier Bardem, berkata tidak sabar beradu akting dengan Sepulveda.
Di balik gempita evakuasi, hampir tidak diketahui bahwa para penambang sempat bertengkar. Luis Urzua, salah satu penambang, mengatakan lima orang memisahkan diri dari kelompok dan menolak berkomunikasi. Bahkan hampir terjadi perkelahian.
Presiden Pinera memiliki perumpamaan untuk mukjizat yang memakan waktu 22 jam 37 menit dan menelan biaya US$ 22 juta itu. ”Istri saya mengatakan gunung batu itu akan melahirkan 33 orang baru,” katanya. ”Dia benar.”
Ninin Damayanti (Daily Mail, Guardian)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo