Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURAT itu melayang awal 2010. Pengirimnya Vaclav Havel dan ditujukan kepada Ketua Dewan Nobel Marcus Storch di Oslo, Norwegia. Presiden terakhir Cekoslovakia dan presiden pertama Republik Cek itu mengusulkan Liu Xiaobo sebagai kandidat penerima Nobel Perdamaian 2010.
Usul Havel itu didukung beberapa tokoh dunia lain di bidang sastra, seperti Herta Muller dari Jerman. Maklum, sebelum terjun ke politik, Havel adalah sastrawan sekaligus cendekiawan di Cekoslovakia. Dia memimpin Revolusi Beludru yang menumbangkan rezim komunis Cekoslovakia, menjelang runtuhnya Uni Soviet yang menjadi kiblat rezim itu.
Jumat dua pekan lalu, Liu, yang mendekam di penjara Beijing, benar-benar meraih Nobel Perdamaian. Liu dikenal di kalangan pegiat hak asasi manusia internasional. Presiden Chinese Independent sejak 2003 itu getol menyuarakan penegakan hak asasi manusia di Cina sejak pecah demonstrasi di lapangan Tiananmen 1989. Demonstrasi itu menuntut keterbukaan, demokrasi, dan penegakan hak asasi manusia. Liu termasuk pentolan yang dijebloskan ke penjara dengan keamanan maksimum di Qincheng.
Sebagian besar dari 12 karyanya merupakan bacaan terlarang di Cina, meski diterbitkan oleh penerbit terkemuka di Beijing dan Shanghai. Setelah bebas pada 1999, Liu tak juga jera menyuarakan pembagian kekuasaan dan penegakan hak asasi manusia di Cina. Karena aktivitas itu, dia bolak-balik masuk penjara. Bila berada di luar penjara pun, dia selalu diawasi pemerintah.
Pada 10 Desember 2008, dia menerbitkan Piagam 08, yang menentang kebijakan Cina. Piagam ini diilhami gerakan Vaclav Havel, yang menerbitkan Piagam 77 pada 1977. Piagam itu menantang kebijakan Uni Soviet yang berpaham komunis dan otoriter. Pada tanggal yang sama, Deklarasi Hak Asasi Manusia Sedunia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa selalu dirayakan, sejak penandatanganannya pada 1945.
Lantaran piagam yang diteken bersama rekan-rekannya itu, Liu masuk penjara. Dia diajukan ke pengadilan Beijing pada Natal tahun lalu, dan dijatuhi vonis 11 tahun penjara. Namun, karena piagam itu pula, Liu mendapat Hadiah Nobel Perdamaian.
Perdamaian, menurut ketua juri Nobel Perdamaian, Torbjørn Jaglund, ”Sangat berhubungan dengan hak asasi manusia.” Syarat sebagai pelaku perdamaian memang yang diminta Alfred Nobel bagi peraih penghargaan yang menggunakan namanya tersebut. Karena itu, Nobel Perdamaian buat Liu mengundang kontroversi.
”Hak asasi manusia adalah prasyarat untuk persamaan hak, seperti keinginan Alfred Nobel,” Jaglund menambahkan saat mengumumkan Liu sebagai pemenang Nobel di Oslo, Norwegia.
Yophiandi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo