Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=1 color=#FF9900>Inggris</font><br />Rusak Murdoch Sebelanga

Rupert Murdoch menutup mingguan News of the World, yang melakukan sejumlah penyadapan demi berita eksklusif. Akhir kerajaan bisnis media Murdoch?

18 Juli 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akhirnya konglomerat media terbesar dunia, News Corporation, mengurungkan niatnya memborong semua saham jaringan televisi satelit BSkyB. Sadar citranya sedang masuk jurang, hari-hari konglomerat itu kini disibukkan dengan upaya merapikan penampilannya yang masih belepotan skandal penyadapan News of the World.

Langkah pertama sudah diambil: tanpa ampun, kelompok bisnis ini mengamputasi mingguan yang sudah berumur 168 tahun itu. Minggu pekan lalu merupakan penerbitan terakhir mingguan yang punya pelanggan sepuluh juta orang dan mendatangkan keuntungan US$ 5 juta per tahun itu—untuk ukuran raksasa media sebesar Rupert Murdoch, News of the World (NOTW) hanyalah recehan. Apalagi masyarakat Inggris telanjur tertusuk hatinya mendengar apa yang dilakukan mingguan itu beberapa tahun silam.

Wartawan NOTW telah menyelinap masuk ke ruang pribadi, seraya menyadap pembicaraan dan pesan-pesan yang mengalir ke dalam telepon seluler. Masyarakat Inggris tampaknya tak begitu ambil pusing manakala mendengar penyadapan itu ditujukan kepada sejumlah selebritas dan politikus. Namun mereka benar-benar geregetan tatkala mengetahui penyadapan juga dilakukan terhadap keluarga korban serangan teror London, 7 Juli 2005, serta keluarga tentara Inggris yang tewas di Afganistan dan Irak, bahkan terhadap telepon seluler seorang gadis yang tewas pada Maret 2002. Secara keseluruhan, jumlah yang disadap bisa mencapai 4.000 orang.

Milly Dowler, gadis 13 tahun, tidak pulang ke rumah setelah bubaran sekolah. Mayat Milly kemudian ditemukan di Surrey, sebuah kawasan di selatan London. Entah bagaimana caranya, wartawan mingguan itu berhasil memperoleh telepon seluler gadis yang malang ini. Menurut Guardian, reporter NOTW bahkan menghapus pesan pada kotak suara untuk memberikan tempat bagi masuknya pesan baru dan, dengan demikian, mendapat informasi lebih banyak. Dengan begitu, ia memberikan harapan yang salah bagi keluarga dan teman-teman korban bahwa murid perempuan itu masih hidup dan menghapus sendiri pesan di kotak suara ponselnya. Polisi khawatir, dengan penghapusan rekaman pesan-pesan tersebut, barang-barang bukti juga hilang.

”Ini benar-benar aksi dan situasi yang menjijikkan. Apa yang saya baca dalam koran-koran sangat-sangat mengejutkan. Seseorang mampu melakukan hal itu, walaupun tahu polisi sedang berusaha menemukan orang tersebut dan berusaha mengetahui apa yang terjadi,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron, Selasa pekan lalu. Cameron menunjuk hakim Sir Brian Leveson, yang diberi wewenang memanggil pemilik media, wartawan, polisi, dan politikus untuk memberikan keterangan di bawah sumpah. Mereka yang terbukti melakukan kesalahan tidak akan diizinkan lagi memimpin media di Inggris.

Sebenarnya sejak awal ada upaya ”mengecilkan” skandal penyadapan telepon NOTW atas sejumlah selebritas—termasuk Pangeran William—dan politikus Inggris. Waktu itu NOTW mengatakan hal tersebut kerjaan individu yang nakal. Dan Januari 2007, seorang penyelidik pribadi, Glenn Mulcaire, serta redaktur urusan kerajaan NOTW, Clive Goodman, masuk penjara karena di Inggris penyadapan telepon hanya bisa dilakukan lewat perintah pengadilan.

Seperti kotak pandora, bermunculan nama lain yang disadap—termasuk mantan perdana menteri Gordon Brown dan mantan wakil perdana menteri John Prescott. Apalagi terungkap pula ada polisi yang disuap untuk membocorkan informasi eksklusif, bahkan Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan London John Yates sempat memutuskan tidak meneruskan penyelidikan kasus penyadapan telepon. Yates sudah meminta maaf dan juga dipanggil parlemen walau masih berkeras menolak seruan mundur.

Cameron—yang mendapat dukungan dari kelompok media Murdoch saat pemilu 2010—langsung mengambil jarak. Sang Perdana Menteri menyambut baik mundurnya News Corp dari akuisisi BSkyB. ”Seperti yang sudah pernah dinyatakan Perdana Menteri, bisnis sebaiknya berfokus pada pembersihan kekacauan dan penertiban rumahnya sendiri dulu.” Dengan keputusan itu, peluang untuk sepenuhnya menikmati keuntungan sebelum pajak sebesar US$ 465 juta pada semester pertama 2010 yang diraih BSkyB—yang 39 persen sahamnya sudah dimiliki Murdoch—musnah.

Untuk pertama kalinya pula selama Cameron berkuasa setahun lebih, tiga pemimpin partai utama Inggris kompak. Pemimpin oposisi, Partai Buruh, Ed Miliband, menyebutnya sebagai kemenangan rakyat. ”Tidak ada yang bisa menggunakan kekuasaan di negara ini secara tidak bertanggung jawab,” tuturnya. Sedangkan Nick Clegg dari Partai Liberal Demokrat—rekan koalisi Cameron—sudah lebih dulu meminta Murdoch mundur dari akuisisi BSkyB. ”Lakukan hal yang pantas dan masuk akal, dan pertimbangkan kembali rencanamu untuk BSkyB,” kata Clegg setelah bertemu dengan keluarga Milly Dowler.

Banyak orang Inggris berpendapat soal BSkyB cuma awal dari berakhirnya era Murdoch—yang mendukung kampanye Tony Blair dan David Cameron. Kredibilitas Murdoch sudah sulit dipoles kembali karena NOTW praktis menyakiti semua lapisan masyarakat, sehingga muncul spekulasi dia bakal melepas kelompok media cetaknya di Inggris. Secara bisnis, itu soal kecil bagi Murdoch karena kerajaan medianya tersebar di mana-mana, termasuk Afrika.

Murdoch pertama kali terjun ke bisnis media pada 1953, ketika ayahnya meninggal dan mewariskan dua koran di Adelaide, Australia. Baru 58 tahun kemudian senja tiba baginya, pada usia 80 tahun, dan masih ditunggu apakah James Murdoch—putra ketiga dari istri pertamanya—juga punya kepiawaian di bisnis media.

Kini tak ada jaminan skandal terlokalisasi di Inggris saja. Di Amerika Serikat, senator Jay D. Rockefeller IV dari Partai Demokrat—yang juga menjabat Ketua Komite Perdagangan Senat—sudah meminta dilakukan penyelidikan apakah entitas News Corp di Amerika Serikat, antara lain New York Post dan Wall Street Journal, juga menggunakan metode ilegal dalam pengumpulan berita. Jadi apakah kotak pandora itu akan menyeberang ke Amerika Serikat?

Liston P. Siregar, editor www.ceritanet.com yang tinggal di London

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus