Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF9900>Tengku Adnan bin Mansor: </font><br />Kami Tak Harus Dengar Minoritas

18 Juli 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi Bersih 2.0 atau "Walk for Democracy" berakhir dengan kekerasan. Banyak demonstran cedera. Lebih dari 1.600 orang ditangkap. Insiden itu membuat Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Barisan Nasional tersentak. Mereka memutuskan mengirim utusan ke beberapa negara.

Tengku Adnan bin Mansor dipilih untuk terbang ke Jakarta. Menurut Tengku Adnan, memang ada upaya menjelaskan ke dunia karena mereka prihatin terhadap berita-berita media asing.

Selain itu, Indonesia dipandang penting. "Dari sisi bisnis," katanya. Menurut dia, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia lebih dari sejuta orang setiap tahun. Aksi Bersih, kata dia, membuat pariwisata Malaysia terancam.

Dalam konferensi pers Senin pekan lalu, Tengku Adnan pun menjelaskan sikap Barisan Nasional terhadap aksi Bersih 2.0. Seusai konferensi pers, dia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan Tempo.

Apakah Anda menganggap aksi 9 Juli lalu sah?

Sepatutnya sudah tidak timbul masalah untuk berdemonstrasi. Kebanyakan yang mereka minta sudah diselesai­kan pihak Suruhanjaya Pilihan Raya (Komisi Pemilihan Umum).

Tapi masih ada delapan tuntutan yang mereka ajukan, antara lain akses media yang adil.

Apa yang dimaksud dengan masalah akses media? Saya beri tahu. Saya bertanding pada 2004 dan 2008. Pada 2008 yang paling kentara. Ada orang pakai baju oranye, rambut panjang-panjang, kuncir lagi laki-laki, pergi ke dalam tempat mengundi, kampanye untuk oposisi. Kami tanya ke SPR (Suruhanjaya Pilihan Raya): siapa ini? Mereka kata, Free Malaysia Election. Mereka bias ke oposisi. Bagaimana kami mau kasih ke mereka? No way.

Apakah menurut Barisan Nasional aturan pilihan raya tak perlu direformasi?

Sebenarnya SPR kerap bersurat dengan kami. Semua partai dipanggil. Kadang saya hadir, kadang wakil saya. Kami sendiri pun ada yang tidak setuju dengan apa yang SPR sebutkan. Macam sekarang, bila ada proyek Barisan Nasional dengan logo Barisan. Bila tiba pilihan raya, pembangkang akan suruh SPR tutup. Padahal papan tanda tersebut sudah ada di situ enam bulan atau setahun semasa proyek itu dilaksanakan.

Jadi yang dikerjakan Suruhanjaya Pilihan Raya sudah baik?

Kalau tipu, tak mungkin PAS (Partai Islam Se-Malaysia) berkuasa di Kedah selama 21 tahun. Juga Kelantan 21 tahun. Barisan Nasional dan UMNO pun tidak mau menipu rakyat untuk berkuasa. No way. Kalau kami kalah, kami kalah. Kalau kami menang, kami memang menang. Kami kalah di by-election (pemilihan untuk mengganti wakil yang tidak lagi bisa bekerja, misalnya karena meninggal). Kami tidak buat keributan saat kalah. Tapi mereka (partai pembangkang) akan sanggup untuk menipu rakyat untuk berkuasa.

Kenapa harus takut terhadap demonstrasi?

Satu, karena itu ilegal. Dan mereka entitas ilegal. Mereka tidak terdaftar. Kemudian kami juga khawatir dengan apa yang bisa terjadi. Kami tidak mau apa yang terjadi pada 1969 terjadi lagi. Ini pelajaran buat kami. Cina bunuh Melayu, Melayu bunuh Cina, India bunuh Cina. Kami tidak ingin itu terjadi lagi. Melayu adalah orang Malaysia, Cina orang Malaysia, India juga orang Malaysia. Kami ini berbeda tapi tetap satu.

Tapi masih ada kebijakan yang diskriminatif?

Tidak. Kami adalah masyarakat yang adil. Kami membantu mereka yang miskin. Siapa pun yang miskin kami bantu.

Apakah Anda khawatir aksi 9 Juli bisa memicu revolusi seperti di Timur Tengah?

Tidak. Timur Tengah berbeda. Anda harus mengerti apa yang terjadi di Mesir. Periksa pengangguran di Mesir. Lihat Libya, Suriah, Yaman, siapa yang melakukannya. Anak-anak muda yang ditipu oleh Amerika, oleh CIA (Dinas Intelijen Amerika). Di kawasan Asia, kenapa Vietnam dan Cina ribut, Kamboja dan Thailand juga ribut, Amerika mau mendestabilisasi kawasan. Malaysia dicoba berkali-kali, tapi tak bisa jalan. Mudah untuk menyampaikan kebohongan ke anak muda dengan Internet, Facebook, Twitter. Anak muda tidak tahu.

Apa yang akan dilakukan UMNO dan Barisan Nasional setelah aksi Bersih?

Ini taktik pembangkang. Anwar katakan, pemerintah yang ada adalah pemerintah yang tidak adil. Lepas itu, UMNO akan dipilih, karena UMNO tulang punggung Barisan Nasional. Ini tidak fair. Bagi kami, kami ingin melihat mayoritas diam (silent majority). Mereka datang ke kami. Semalam di rapat yang kami lakukan menunjukkan mayoritas diam. Dijemput pakai SMS dua hari. Sebanyak 10 ribu lebih datang. Mayoritas diam penting bagi kami. Kami tidak harus dengar minoritas. Mungkin 80 persen rakyat tak setuju dengan yang dilakukan pembangkang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus