Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF0000>THAILAND</font><br />Putra Mahkota Jadi Raja Rama X

5 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

THAILAND
Putra Mahkota Jadi Raja Rama X

PUTRA Mahkota Maha Vajiralongkorn diumumkan sebagai raja baru Thailand, 50 hari setelah ayahandanya, Raja Bhumibol Adulyadej, mangkat pada 13 Oktober lalu. Berdasarkan pengumuman pada Kamis pekan lalu, Vajiralongkorn menjadi Raja Rama X, raja kesepuluh dalam dinasti Chakri, yang telah berusia 234 tahun. Nama resminya adalah Raja Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun.

Vajiralongkorn didapuk jadi putra mahkota sejak 1972. Dia putra satu-satunya Raja Bhumibol, yang juga dikenal sebagai Raja Rama IX. Penobatan akan digelar tahun depan setelah ayahnya dikremasi.

Meski sang calon raja kurang populer di mata rakyat Thailand, kabar mengenai suksesi kerajaan dan kritik terhadap putra mahkota dibungkam. Di Thailand berlaku lese majeste, hukum yang mengatur pidana penghinaan terhadap raja.

Sebenarnya ada yang berharap adik perempuan Vajiralongkorn, Putri Maha Chakri Sirindhorn, yang dinobatkan menjadi ratu. Namun hukum Thailand melarang perempuan bertakhta.

SURIAH
Kuburan Raksasa Aleppo Timur

BADAN Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UN-OCHA mengimbau semua pihak menghentikan serangan di Aleppo Timur, Suriah. Jika tidak, wilayah itu bakal menjadi kuburan raksasa.

Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB pekan lalu, Stephen O'Brien, Sekretaris Jenderal UN-OCHA, mengatakan lebih dari 25 ribu orang mengungsi sejak Sabtu dua pekan lalu, separuh di antaranya anak-anak. Mereka tak bisa kabur karena pemberontak mencegahnya. Banyak juga yang terjebak dalam baku tembak, ditangkap, atau "hilang" di pos pemeriksaan pemerintah.

"Demi kemanusiaan, kami memohon semua pihak dan mereka yang punya pengaruh untuk melindungi warga sipil dan membuka akses ke wilayah Aleppo Timur yang terkepung sebelum menjadi kuburan raksasa," kata O'Brien.

Direktur Regional Badan PBB Urusan Anak-Anak atau UNICEF, Geert Cappelaere, menyatakan enam juta anak-anak di Suriah perlu bantuan kemanusiaan, dua juta di antaranya berada di kawasan yang sulit terjangkau, dan 500 ribu lainnya terkepung. "Beberapa di antara anak-anak itu telah terkepung selama dua tahun terakhir," kata Cappelaere.

Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengungkapkan hampir 40 persen wilayah oposisi telah dikuasai pasukan pemerintah, membelah wilayah yang telah terkepung itu.

KOLOMBIA
Bahan Bakar Habis, Pesawat Jatuh

DUKA dan amarah menyelimuti para penggemar sepak bola Brasil. Sebanyak 71 pemain, anggota staf teknis, wartawan olahraga, dan awak kabin tewas saat pesawat sewaan tim sepak bola Chapecoense jatuh di Pegunungan Antioquian, tak jauh dari Medellin, Kolombia, Senin pekan lalu.

Mereka geram setelah kabar menyebutkan bahwa kecelakaan pesawat British Aerospace 146 nomor penerbangan 2933 milik Lamia, maskapai Bolivia, itu terjadi karena kehabisan bahan bakar. Pesawat yang membawa 72 penumpang dan 9 awak itu mengalami penundaan dari Sao Paulo ke Bolivia. Mereka seharusnya mengisi bahan bakar di Cobija, Bolivia, tapi tidak diizinkan karena bandara tidak beroperasi pada malam hari.

Rekaman suara pilot yang putus asa terdengar. "Kegagalan elektrik total, tanpa bahan bakar," kata sang pilot. Sebelum akhirnya tak terdengar apa-apa lagi, pilot terdengar memohon nomor vektor pendaratan. Enam penumpang dikabarkan selamat.

KOREA UTARA
Sanksi Baru Pembangkangan Nuklir

DEWAN Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akhirnya menyepakati draf sanksi baru untuk Korea Utara. Rancangan resolusi yang diajukan Amerika Serikat ini berisi larangan bagi Korea Utara untuk mengekspor batu bara, tembaga, nikel, perak, seng, dan patung dari Korea Utara. Pyongyang dikenal sebagai pembuat patung gaya sosialis dengan ekspor terutama ke negara-negara Afrika.

Ke-15 anggota Dewan secara bulat mengadopsi resolusi sanksi untuk memberangus pendapatan dari ekspor batu bara sebesar 60 persen—yang nilai pendapatan tahunannya mencapai US$ 400,9 juta (sekitar Rp 5,4 triliun). Sanksi dijatuhkan untuk menghukum pembangkangan Pyongyang yang menggelar uji coba nuklir kelima dan terbesar pada September lalu.

Meski demikian, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, mengakui sanksi apa pun belum tentu akan mengubah negeri pimpinan Kim Jong-un ini patuh. "Tidak ada resolusi apa pun di New York yang dapat membujuk Pyongyang menghentikan ambisi senjata nuklirnya," kata Power, Kamis pekan lalu.

Resolusi itu memangkas pendapatan Pyongyang sedikitnya US$ 800 juta (sekitar Rp 10,8 triliun) per tahun. Jumlah ini merupakan 6,5 kali dana yang diperlukan Badan Pangan Dunia untuk membiayai programnya di Korea Utara atau senilai 1,2 juta ton beras. Lewat kantor berita resminya, KCNA, Korea Utara menyatakan menolak resolusi dan akan mengambil langkah bela diri yang lebih keras.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus