DI RRC dewasa ini sedang berlangsung berbagai macam kampanye.
Antara lain. menjadikan "Pikiran Hua" sejajar dengan "Pikiran
Mao" belajar dari Tachai dan Taching untuk membangun pertanian
dan industri, mengadakan modernisasi angkatan bersenjata dan
kutukan atas segala kejahatan "Komplotan empat".
Di tengah hiruk-pikuk propaganda dan bunyi-bunyian, bagaimana
nasib janda Mao dan kawan-kawannya dari "Komplolan empat"? Di
bawah ini beberapa perkiraan yang dibuat oleh para pengamat Cina
yang dimuat dalam suatu majalah berita mingguan yang tak beredar
di negeri kita:
Menurut bocoran berita yang diperoleh para pengamat, angota
"Komplotan empat" masih ada di Peking. Mereka dalam status
tahanan rumah yang sangat ketat. Ny. Mao mungkin masih mendiami
bungalownya yang cantik, terletak di tepi danau Pancuran Batu,
dan dikelilingi panorama molek.
Bekas komplotan lainnya - bekas anggota Politbiro Chang
Chun-chiao, Wang Hung-wen dan Yao Wen-yuan boleh jadi
disembunyikan di salah satu rumah di Chung Nan Hai, wilayah
kediaman para pemimpin Cina di pusat kota Peking. Para ahli
umumnya percaya bahwa keempat orang itu tidak memperoleh siksaan
fisik.
Setingkat Pembantu Menteri
Namun mereka diharuskan menyadari bahwa status mereka walau
bagaimana pun adalah pesakitan. Segala keperluannya dilayani
sesuai dengan kedudukan mereka di masa lalu. Ke mana pun mereka
bergerak di tempat tahanan, selalu diikuti oleh seorang atau dua
pengawal. Tapi, pengawal tersebut sepatah pun tak boleh
berbicara dengan mereka. Satu permintaan khusus yang sedikit
saja menyimpang dari aturan tahanan akan diteruskan kepada
pejabat tinggi. Mungkin pemintaan itu disampaikan langsung
kepada Hua Kuo-feng untuk dipertimbangkan.
Hari-hari dalam tahanan dimulai pagi sekali. Para pesakitan
diberi bacaan seperti Harian Rakyat (Jen-min Jih-pao) dan bahan
bacaan teoritis semacam Bendera Merah (Hung Chi). Tapi bacaan
tersebut bukan sekedar pengisi waktu. Mereka diharuskan
membacanya secara menyeluruh. Perhatian utama tentu saja harus
kepada artikel yang menyerang mereka, yang sekarang sedang
memenuhi media-massa negeri itu. Kebanyakan artikel itu
menyerang kesalahan politik maupun pribadi mereka di masa lalu.
Kemudian mereka diwajibkan menulis komentar tak habis-habisnya
atas tulisan itu - yang tentu saja berupa pengakuan panjang
lebar atas segala kesalahan mereka. Bahkan tidak jarang, karena
panjangnya, si pesakitan mengakui kekeliruan yang diperbuit
ketika ia masih anak-anak.
Tak lupa beberapa jam dalam satu hari dihabiskan untuk
interogasi. Kabarnya suatu "Panitia Lima" yang dipimpin oleh
Marsekal Yen Chien-ying telah dibentuk oleh Potitbiro untuk
menyelidiki segala kejahatan keempat orang itu.
"Panitia Lima" membawahkan suatu tim interogasi yang terdiri
dari pejabat partai setingkat pembantu menteri. Ini bertugas
untuk "menggiring" para pesakitan hingga akhirnya mengakui
segala tuduhan bahwa komplotan itu telah berusaha "merebut
kekuasaan partai dan negara". Sampai kepada segala kegiatan yang
dilakukan organisasi "tangan-tangan bila di seluruh propinsi.
Kemeja Biru
Segalanya itu diatur sedemikian rupa untuk menyusun suatu vonis
yang tak diragukan lagi menjebloskan mereka. Koran-koran Peking
yang terbit kira-kira tiga minggu lalu memberi label kepada
Chiaing Ching sebagai "penghianat" Chang Chun-chiao sebagai
"agen khusus Kuomintang", Yao Wemyuan sebagai "elemen
anti-kelas" dan Wang Hung-wen sebagai "elemen burjuis baru". Dan
tuduhan tersebut muncul dalam rangka "tahap pertama penyelidik
dan kritik".
Pelemparan tuduhan itu ditafsirkan sebagai langkah pertama
pemecatan mereka dan partai.Untuk melancarkan kampanye tersebut
pimpinan telah menyebarkan suatu bahan bacaan berjudul
"Bukti-bukti Kejahilan Jilid I". Buku itu beredar di kalangan
kader. Seorang yang pernah membaca buku tersebut mengatakan,
diperlukan waktu lebih kurang tujuh setengah jam untuk
membacanya terus-menerus. Dan ini memuat kesaksian beratus-ratus
orang, bahkan lengkap dengan potretnya segala.
Inilah beberapa contoh tuduhan yang telah dilakukan oleh
"Komplotan empat". Di tahun 30-an Chang Chunchiao adalah anggota
suatu organisasi sangat rahasia "Kemeja Biru". Beberapa tahun
yang lalu, katanya, ia telah menggunakan kedudukan dan pengaruh
politiknya untuk mencegah salah satu anak perempuannya dikirim
ke pedalaman dalam rangka "turun ke desa" (seperti KKN di kita).
Ketika anak itu menikah Chang memberinya hadiah tak kurang dari
7 buah televisi berwarna.
Akan halnya Chiang Ching: di tahun 1935, ketika ia ditangkap
tentara Kuomintang, ia bersedia menanggalkan keanggotaan
partainya. Ia pun telah mengkhianati kawan-kawannya supaya ia
lepas dari kematian. Kesaksian bekas seorang kawan seselnya
menyatakan bahwa Chiang Ching menyediakan minum menyanyi opera
Peking dan boleh jadi menggunakan daya tarik seks untuk mendapat
perhatian dan perlakuan khusus dari para penjaga penjara.
Khusus untuk Chiang Ching ini, ada satu kesaksian luar biasa
dari amah bekas tukang masaknya semasa ia jadi artis di
Shanghai. Perempuan tua renta itu menuduh bahwa beberapa tahun
lalu ia telah dipenjarakan atas perintah Chiang Ching. Karena ia
terlalu banyak tahu tentang kehidupan sek bebasnya sebelum ia
kawin dengan Mao.
Tiap saksi yang dicomot tim pemeriksa telah mengemukakan
tumpukan bukti dan telah diakui sendiri oleh keempat orang
tersebut dalam cross-examination. Namun, para penguasa sampai
sekarang tetap menjaga agar tekanan mental itu tak sampai
mengganggu kesehatan mereka.
Para pengamat umumnya berpendapat bahwa."Komplotan empat"
sekarang memperoleh perawatan kesehatan terbaik. Chiang Ching
barangkali mendapat pil tidur untuk mengatasi penyakit insomnia
(tidak bisa tidur) yang sudah lama diidapnya. Tapi harus pula
diingat bahwa perawatan kesehatan tersebut jarang tak berbau
politik. Sebuah contoh di masa lalu: ketika bekas presiden RRC,
Lui Shao-chi berada di tahanan di Chung Nan Hai, para dokter
yang memelihara dia diharuskan mengangkat tangan kiri terkepal
sambil berteriak keras "Ganyang Liu Shao-chi!". Kalau sudah
melakukan upacara tersebut setiap pagi, barulah mereka memeriksa
kesehatan Liu.
Di Luar Tembok Besar
Sampai tahap sekarang, para penguasa RRC bermaksud agar paling
tidak interogasi dan kampanye pengganyangan akan berjalan
beberapa bulan lagi. Diperkirakan dalam waktu dekat akan beredar
lagi berjilid-jilid "pembuktian" lain. Suatu bukti bahwa
pengikut "Komplotan" belum tersapu seluruhnya.
Suatu pengadilan terbuka, berpegang pada peristiwa semacam di
masa lalu, nampaknya tak mungkin. Barangkali, kalau pemeriksaan
sudah selesai, keempat orang itu akan dipindahkan dari tempat
tahanan sekarang yang relatif empuk. Mungkin mereka akan dikirim
ke Changkiakow suatu tempat tahanan dan "pendidikan kembali"
yang permanen. Letaknya hanya sedikit di luar Tembok Besar di
propinsi Hopei.
Ke tempat inilah Teng Hsiao-ping, musuh bebuyutan "Komplotan
empat" dijebloskan semasa Revolusi Kebudayaan sepuluh tahun yang
lalu. Di sana ia mengorek-ngorek kotoran kerbau, kuda sapi dan
babi untuk dijadikan pupuk.
Dan, sekali kita mendengar bahwa ke sanalah mereka dijebloskan,
mungkin saat itulah kita mendengar tentang mereka untuk terakhir
kalinya. Barangkali sampai akhir hayat mereka - kalau tak
terjadi hal-hal yang membalikkan keadaan seperti sekarang -
keempatnya mengerjakan apa yang dilakukan Teng Hsiao-ping
sepuluh tahun yang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini