MAYOR Jenderal Singlaub secara mendadak dipanggil ke Washington
dari tugasnya di Korea Selatan. Ia tiba di ibu kota Jum'at sore
20 Mei. Pagi hari esoknya, ia sudah diterima oleh Presiden
Carter. Tidak ada keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Gedung
Putih sehabis pertemuan penting dan mendadak itu. Juga tidak ada
keterangan dari Harold Brown, Menteri Pertahanan yang menyertai
Singlaub.
Yang kemudian diketahui adalah keputusan Carter untuk mencopot
Singlaub dari kedudukannya sebagai kepala staf tentara Amerika
di Korea Selatan akibat dari sikap menentang jenderal itu
terhadap kebijaksanaan militer Carter di Korea Selatan. Sudah
sejak masa kampanyenya, Carter berjanji akan menarik
pasukan-pasukan Amerika dari semenanjung Korea. Setelah menjadi
Presiden, janji itu berangsur-angsur akan dijadikan kenyataan.
Dua pekan silam, Kepala Staf Cabungan Angkatan Perang Amerika,
Jenderal George Brown, dan pembantu Menteri Luar Negeri Philip
Habib, berada di Seoul untuk merundingkan soal penarikan itu
dengan pemerintah Korea Selatan.
Presiden Truman
Membaca rencana tibanya dua pejabat tinggi Amerika tersebut,
serta keputusan Carter untuk dalam iima tahun menarik habis
sekitar 40 ribu pasukan Amerika di Korea Selatan, Mayjen
Singlaub mengeluarkan pernyataan di depan para wartawan di
Seoul. "Kalau kita menarik pasukan darat kita seperti yang
direncanakan itu, kita akhirnya akan mengakibatkan pecahnya
sebuah peperangan", begitu jenderal itu dikutip.
Segera saja berita itu menyambar-nyambar di Gedung Putih. Carter
sudah tentu marah. Sikap menentang seorang jenderal semacam ini
memang bukan barang baru dalam sejarah Amerika Serikat. 26 tahun
silam, Jenderal Mac Arthur juga berselisih dengan Presiden
Truman dalam hal rencana Mac Arthur untuk membom Cina. Kedua
pembangkangan itu terjadi di Korea.
Carter nampaknya tidak berniat menyalahi tradisi yang telah
ditanamkan oleh pendahulunya. Seperti juga Truman yang memecat
Mac Arthur, Carter juga segera melakukan tindakan yang sama.
Tapi sebagai basa-basi, secara resmi diumumkan bahwa "Mayjen
Singlaub akan mendapatkan kedudukan lain setelah ditarik dari
Korea Selatan".
Di Korea Selatan, penarikan Singlaub itu ditanggapi dengan penuh
prihatin. Koran-koran di Seoul pekan silam menyuarakan kecemasan
dan rasa tidak aman sebagai akibat tindakan keras Carter
tersebut. Rasa cemas menjadi semakin hebat, karena pada
hari-hari yang tidak berantara lama, Presiden Park Chung Hee
sudah secara resmi menerima rencana dan putusan Carter untuk
"secara berangsur-angsur selama empat atau lima tahun menarik
semua pasukan Amerika Serikat dari semenanjung Korea".
Reaksi Keliwatan
Di Washington, yang menjadi topik pembicaraan para senator
memang bukan rencana penarikan itu. "Kita semua sudah tahu soal
itu ketika Carter masih berkampanye", kata senator Bob Michel
dari negara bagian Illinois. Tapi pemecatan Singlaub itu tetap
saja menjadi soal yang menimbulkan ribut di kongres. Bob Michel,
wakil pemimpin kelompok Republik dalam Kongres, menyebut
tindakan Carter itu sebagai "reaksi yang keliwatan terhadap
ucapan Jenderal Singlaub". Menurut para senator yang menghadiri
sebuah sidang dengar pendapat dengan Jenderal Singlaub,
keputusan Carter itu "sama sekali tidak dilakukan berdasar
nasehat seorang ahli militer Gedung Putih". Dengan kata lain,
Carter dituduh bertindak impulsif.
Belum diketahui hasil yang dicapai dan langkah yang akan diambil
oleh kongres terhadap tindakan Carter maupun kebijaksanaan baru
di semenanjung Korea. Tapi Lee Chol-sung, pemimpin partai
oposisi di Seoul, pekan silam menyatakan kekhawatiran yang amat
sangat terhadap rencana penarikan pasukan Amerika tersebut.
Katanya: "Rencana itu akan merusak pertimbangan militer di
sini". Untuk mencegah kemungkinan perang utara-selatan di Korea,
Lee mendesak agar negara yang terbagi itu secara bersama-sama
diterima sebagai anggota PBB. Lee juga mendesak agar sebelum
pergi, Amerika terlebih dahulu memperkuat persenjataan Korea.
Soal Korea menjadi amat menarik perhatian di Washington terutama
setelah pihak Kongreng bukan cuma membicarakan kasus pemecatan
Singlaub, tapi juga penarikan pasukan itu sendiri. Penasehat
militer Kongres yakin bahwa pasukan Korea Utara tidak lagi
seampuh keadaannya di tahun 1950, sementara pasukan Korea
Selatan telah berkembang dengan pesat sekali. Meski demikian
timbul gagasan di Kongres untuk mempersenjatai Korea Selatan
secara amat moderen sebelum seluruh pasukan Amerika angkat kaki
dari jazirah tersebut. Disebut-sebut bahwa angkatan udara taktis
Korea Selatan akan dilengkapi dengan pesawat penempur taktis F-
16 dan meninggalkan pesawat F-45 - yang kini dipakai Amerika di
Korea - untuk pasukan udara negeri itu. Juga divisi mekanik
nampaknya akan diciptakan dengan perlengkapan tank M48 serta
tank 324 dan pengangkut personil tipe M 113. Dua batalion
tambahan peluru kendali dari darat ke udara serta satu kompi
pasukan anti tank untuk tiap divisi juga bakal diberikan, di
samping sejumlah meriam kaliber 155 juga akan disertakan pada
perlengkapan yang bakal dipunyai oleh pasukan Korea Selatan
dalam waktu dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini