Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari itu, mobil Humvee yang meng-angkut serdadu Israel menyer-bu pusat Kota Ramallah, Tepi Barat. Dan tembak-menembak dengan polisi Palestina pun langsung pecah. Warga Ramallah ikut berjibaku, melempari tentara Israel dengan batu.
Akhir pekan lalu, tentara Israel meng-antongi misi khusus: menangkap Mohammad al-Shubaki, tokoh Jihad Islam. Tapi mereka menangguk lebih banyak, selain Al-Shubaki. Ada 30-an warga- sipil luka-luka, dua pemuda tewas. Salah satunya dengan peluru menembus rongga mata.
Pada hari yang sama, Washington, DC, menggelar karpet merah untuk Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam kunjungan pertamanya ke Amerika Se-rikat. Presiden AS, George Walker Bush, menjamu Olmert dengan makan malam kenegaraan, tanda sebuah nega-ra- dinilai- ”setara” dan dekat. Olmert ju-ga menik-mati dua jam pembicaraan dengan- Bush.
Yang lebih penting, Bush memberi ”restu”, meskipun secara tidak langsung, terhadap aksi sepihak Israel me-narik sebagian kecil permukiman Yahudi- di Tepi Barat dan membangun le-bih banyak permukiman, lengkap de-ngan dinding- beton- pembatas. ”Ini dapat menjadi solusi terbentuknya dua negara-, jika perundingan dengan Palestina tidak terjadi,” kata Bush. ”Meskipun ini merupakan rencana nekat,” ia menambahkan.
Olmert, yang partainya, Kadima, me-nang dalam pemilihan umum Maret lalu, memang beruntung. Dia tetap menjadi tamu terhormat, meskipun eskalasi serangan tentara Israel ke wilayah Tepi Barat meninggi. Pihak Israel gencar menangkapi tokoh-tokoh Hamas dan membunuh penduduk sipil.
Selasa pekan lalu, misalnya, tentara Israel mengepung rumah Syeikh Ibrahim Hamid di Ramallah. Pimpinan sa-yap militer Hamas berusia 41 tahun itu adalah orang yang paling dicari sejak 1988. Dia dianggap bertanggung jawab atas kematian 78 warga sipil dan militer dalam beberapa- serangan bom bunuh diri di beberapa wilayah Israel. Hamid akhirnya menyerah karena tentara Israel membolduser tempat tinggalnya.
Alih-alih Bush memprotes- serbuan tentara Israel ke wilayah Pa-lestina yang jelas mempertinggi- ketegangan di Timur Tengah, malah Olmert resmi mendapat dukungan. Bush bahkan mene-kan-kan akan membantu Israel- jika kekuatan nuklir Iran mem-bahaya-kan Israel. Seperti diketahui, berdasar informasi Israel, AS dan sekutunya percaya Iran mampu membuat senjata nuklir dalam beberapa bulan ke depan.
Israel tak henti-hentinya me-la-kukan provokasi yang membuat Hamas, kelompok yang menang dalam pemilihan umum Palestina akhir- Januari lalu, makin terjepit. Selain me-lakukan serangan-serangan militer di Tepi Barat, Israel juga ”menantang” melalui jalur diplomasi. Pemerintahan- -Olmert sudah mematok harga mati tidak akan berunding dengan Hamas. ”Saya sungguh bersedia bersusah payah agar bisa berunding damai, dan tangan saya terbuka untuk Mahmud Abbas,” kata -Olmert. ”Tapi Israel tidak dapat menunggu selamanya.”
Pernyataan Olmert di depan Kongres- AS itu makin terdengar minor jika menyi-mak penjelasan dua pejabat Israel- yang bertanggung jawab pada per-undingan dengan Palestina. Menteri Kehakiman Israel, Haim Ramon, menyatakan tak akan ada pertemuan apa pun dengan Abbas tahun ini. Sedangkan penasihat politik Olmert, Dov Weissglass, mene-gaskan pembicaraan antara Olmert dan Abbas akan terbatas.
Olmert tampaknya berusaha keras mewujudkan terbentuknya batas baru Israel pada 2010. Selain berusaha- menghabisi tokoh-tokoh Hamas yang di-anggap berbahaya, Israel terus- memba-ngun dinding beton dan baja, mem-belah ke dalam wilayah Tepi Barat dan membagi- Yerusalem. Jika batas itu kelar-, tidak akan ada negara Palestina, ya-ng ada ”penjara besar” bernama Pales-tina.
Bina Bektiati (Guardian, Economist, AP, Boston Globe)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo