Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Myanmar Membuka Pintu Rezim
Junta militer Myanmar meng-izinkan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ibrahim Gambari, menemui tokoh oposisi Aung San Suu Kyi. Gambari adalah pejabat senior PBB pertama yang diizinkan bertemu dengan Suu Kyi dalam kurun waktu dua tahun belakangan. ”Ini tanda perubahan perilaku junta,” ujar Gambari sekembalinya- dari Myanmar, Rabu pekan- lalu. Gambari berbicara de-ngan Suu Kyi, 60 tahun, di wisma tamu milik militer di Ibu Kota Yangoon selama satu jam, Sabtu, 20 Mei.
Tim PBB yang kini berada di Myanmar akan memulai pembicaraan, termasuk soal rekonsiliasi, dengan partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi. Pemenang Nobel Perdamaian ini selama 17 tahun menjalani tahanan rumah dan dilarang bertemu orang asing sejak dua tahun lalu.
Inggris Membujuk dan Mengancam Iran
Juru runding lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman bertemu di London, membicarakan paket insentif bagi Iran, Rabu pekan lalu. Kelompok negara- penguasa teknologi nuklir itu ingin Iran menghentikan pengayaan uranium dengan imbalan paket perdagang-an, teknologi, dan keamanan untuk program nuklirnya. Tapi, mereka juga merancang sanksi jika Iran menolak tawaran itu.
Amerika Serikat diduga tak akan mendukung renca-na itu, terlebih setelah Iran mengancam Israel. Tapi Iran juga menolak jika AS tidak terikat dalam keputusan pem-berian insentif itu. Iran kini sedang berusaha memaksa- AS berunding langsung se-bagaimana yang diminta- Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. ”Kami ingin berbicara (langsung dengan AS) secara setara dan tanpa syarat,” ujar Ali Larijani, negosiator nuklir Iran.
Montenegro Pilih Merdeka
Lebih dari setengah pemilih menginginkan Montenegro lepas dari Serbia dalam referendum yang diumumkan hasilnya, Senin pekan silam. Namun, kemenangan rakyat Montenegro ditolak kelompok pro-serbia. Mereka menuduh terjadi kecurangan dalam referendum.
”Jika aduan kecurangan tak ditanggapi serius, pasti- akan ada konsekuensinya,” ancam Predrag Bulatovic, pemimpin Partai Rakyat Sosialis pro-Serbia. Dengan merdekanya Montenegro, Yugoslavia sempurna terpecah.
Irak Sikat Milisi
Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki akan meleng-kapkan anggota kabinet yang masih menyisakan dua kementerian karena belum dise-pakati, Kamis pekan lalu. Dua kementerian itu adalah Kementerian Pertahanan- dan Kementerian Dalam Negeri. ”Kami sudah punya nama calon Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahan-an,” ujar Nouri.
Menurut Nouri, pasukan Irak akan mengambil alih kendali sejumlah operasi dari ta-ngan pasukan multinasio-nal setelah mereka siap pada awal Ju-ni. Nouri juga akan melucuti- senjata milisi yang dianggap- bertanggung jawab- atas kekerasan di Irak. -”Senjata ha-nya boleh dimiliki- pemerin-tah,” katanya. Namun-, Maliki juga menekankan- perlu-nya rekonsiliasi nasional untuk mengembalikan keadaan normal. ”Rekonsiliasi” itu di-awali dari bentuk kabinet- yang memasukkan unsur Syiah, Sunni, dan Kurdi.
Amerika Serikat Hayden Bos CIA
Senat Amerika Serikat- setuju Jenderal Michael -Hay-den, 61 tahun, menjadi Direk-tur Badan Pusat Inte-lijen (CIA) AS, Jumat pekan silam-. Dengan demikian, mantan Direktur National- Security Agency (NSA), ba-dan intelijen terbesar di AS, ini menjadi orang militer pertama yang memimpin CIA dalam 25 tahun belakangan. Hayden juga merupakan tokoh kontroversial karena dia termasuk penggagas perlunya ”memata-matai” warga sipil AS demi keamanan ne-gara.
Kuba PBB Minta Guantanamo Ditutup
Komisi Antipenyiksaan Per-serikatan Bangsa-Bangsa- (PBB) meminta Amerika Serikat menutup penjara Guantanamo di Kuba, Rabu pekan lalu. Komisi itu mela-porkan beberapa bentuk penganiayaan terhadap para tahanan, antara lain berupa- kekerasan dan pelecehan seksual. Komisi juga minta pemerintah AS melepaskan semua tahanan dan mengadili mereka.
Permintaan ini dikeluarkan setelah ada investigasi PBB terhadap Kamp Delta dan desakan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat di bidang hak asasi manusia. Pemerintah AS belum mengeluarkan tanggapan atas permintaan ini.
R. Fadjri, Ahmad Taufik (Dawn, WisTV, AFP, AP, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo