SEBATANG rokok kretek, hampir tak pernah lepas dari jarinya.
Jenggotnya mengingatkan orang pada almarhum Haji Agus Salim
atau Ali Sastroamidjojo.
Ketika ditemui wartawan TEMPO G.Y. Adicondro, Datuk Asri bin
Haji Muda, 54, sudah meletakkan jabatan sebagai Menteri Kemajuan
Tanah & Kawasan dalam kabinet PM Hussein Onn. Rumahnya yang
besar di jalan Swie Goat di pinggiran Kuala Lumpur, ramai dengan
kerabat dan pemimpin Partai Islam Semenanjung Melayu Berikut
ini, beberapa petikan dari percakapannya dengan TEMPO:
Soal Keadaan Darurat
Ini sudah keempat kalinya keadaan darurat dijalankan di
Malaysia. Pertama, masa Konfrontasi dengan Indonesia. Kedua,
ketika terjadi kerusuhan Komunis di Serawak. Ketiga, sesudah
peristiwa 13 Mei 1969. Dan sekarang di Kelantan. Kekuasaan
legislatif Negara Bagian diserahkan pada Raja. Kekuasaan
eksekutif diserahkan pada seurang pegawai Pemerintah Pusat, yang
mendapat arahan terus dari Perdana Menteri. Tapi sebenarnya
keadaan darurat di Kelantan ini masih bisa dipersoalkan.
Kuasa DPR untuk menyatakan keadaan darurat di satu tempat
berdasarkan Klausul 150 Konstitusi Negara, hanyalah kuasa
terakhir. Tapi mengapa dengan sedikit demonstrasi di Kelantan
saja emergency (kedaruratan) sudah didekritkan? Banyak
demonstrasi di negara bagian lain lebih hebat. Juga ancaman
komunis, tapi tak dinyatakan dalam keadaan darurat.
Adu Kekuatan
Krisis politik ini akibat power struggle (adu kekuatan) dalam
UMNO sendiri. Ada beberapa pimpinan UMNO ingin merebut tempat
lebih tinggi. Untuk itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Yang paling penting, harus punya basis kekuatan.
Orang yang disebut-sebut sebagai dalang krisis politik di
Kelantan (maksudnya Tengku Razaleigh Hamzah-Red.), tak punya
basis kekuasaan di Kelantan. Padahal dia berasal dari negara
bagian itu. Karena itu dia berusaha sekuat mungkin, walau
menggunakan cara apapun. Apakah soal ini tak difahami pimpinan
pusat UMNO yang lain? Saya kira, difahami. Tapi pemimpin yang
lain juga punya maksud tertentu. Mereka punya motifnya sendiri
untuk menunani keiadian di Kelantan.
Sebenarnya, apa yang terjadi di Kelantan itu merupakan
kelanjutan dari peristiwa laim Misalnya, peristiwa pengadilan
Datuk llarun, bekas Menteri Besar Selangor. Nah, apakah semua
kqadian itu dapat dipikul oleh Perdana Menteri? Ada yang
mengharapkan dengan berbagai krisis politik itu Datuk Hussein
Onn akan mengundurkan din.
Tapi peristiwa di Kelantan ini memberikan satu rahmat bagi Parti
Islam. Menyaring siapa yang betul-betul pejuang, dan siapa yang
oportunis. Setelah pemerintah pusat menentukan berlakunya
keadaan darurat di Kelantan, parti menetapkan semua
fungsionarisnya harus menarik diri dari pemerintah dan parlemen
pusat, sebagai pernyataan menentang keadaan darurat itu.
Otomatis yang tak mematuhi ketentuan parti ini terpecat dari
parti.
Memang, sudah ada suara-suara dari setengah kalangan di UMNO,
supaya PAS dipecat saja dari Barisan Nasional. Kami sendiri, mau
tetap dalam Barisan. (Datuk Asri adalah satu-satunya pencetus
Barisan Nasional yang masih hidup. Dua lainnya--Tun Ismail dan
Tun Razak dan UMNO - sudah meninggal Red.)
Kalau PAS disingkirkan dari BN yang rugi adalah pribumi.
Misalnya di Perak. Kalau PAS dan UMNO berlawanan di sana, DAP
(Democratic Action Party yang kebanyakan anggotanya Cina) akan
menang. Dan Perak tak akan diperintah oleh pribumi. Tapi kami
juga tak takut disingkirkan dari BN. Sebab kami boleh lebih
bebas kampanye melawan UMNO.
Boleh jadi, sekurang-kurangnya tiga menteri UMNO sekarang -
Tengku Razaleigh, Tengku Rithauddin dan Dr Mahathir - akan
jatuh. Lihat saja Kedah, basis Dr Mahathir. Tahun 1969, dia
dikalahkan oleh PAS yang masa itu masih menjadi parti oposisi.
Baru tahun 1974 dia menang, karena membawa bendera BN. Terus
terang, saya kurang percaya padanya, sebab dia terlalu kiri.
Yah, paling tidak sosialislah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini