Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk bertahan dengan hipotesis virus COVID-19 berasal dari hewan. Hal itu menyusul berakhirnya investigasi dua pekan di Wuhan, Cina soal asal usul virus yang telah memakan 2,3 juta korban jiwa tersebut. Adapun investigasi berakhir tanpa temuan kuat soal dari mana virus COVID-19 berasal.
Meski bertahan dengan hipotesis (dugaan) COVID-19 berasal dari hewan, WHO pun belum bisa mengatakan bagaimana virus itu berada di Wuhan. Pakar WHO Peter Ben Embarek berkeyakinan bahwa bagaimanapun caranya COVID-19 berakhir di Wuhan, pasti jalannya sungguh rumit.
"Jalannya virus COVID-19 dari hewan apapun ia berasal hingga ke pasar Hunnan di Wuhan kemungkinan sangat panjang dan rumit, mengikutkan pergerakan lintas perbatasan," ujar Embarek, dikutip dari Reuters, Selasa, 9 Februari 2021.
Embarek melanjutkan, studi selama ini memang mengarah pada virus COVID-19 berasal dari kelelawar. Namun, ia tidak menemukan indikasi kelelawar berada di Wuhan. Sebab, sepanjang investigasi, dirinya tak menemukan keberadaan hewan tersebut di sana.Petugas keamanan berjaga di depan pasar saat tim WHO penyelidik asal-usul virus corona mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Ahad, 31 Januari 2021. Tim WHO berencana mengunjungi pasar Huanan dan Institut Virologi Wuhan. REUTERS/Thomas Peter
Hipotesis-hipotesis lain, kata Embarek, juga dikaji oleh investigator WHO. Hal itu termasuk memeriksa sampel darah warga Cina yang bisa mengindikasikan kapan sirkulasi virus dimulai, apakah lebih awal atau tidak.
"Untuk memahami bagaimana wabah bermula pada Desember 2019, kami melakukan penelusuran yang mendetail, termasuk mencari kasus-kasus yang mungkin terlewatkan."
"Kesimpulan yang kami dapat, tidak ada bukti yang menunjukkan wabah besar terkait kasus COVID-19 bermula sebelum Desember 2019, baik di Wuhan maupun wilayah lain," ujar Embarek.
Liang Wannian, pakar epidemi Cina yang terlibat dalam investigasi WHO, tidak ingin mengesampingkan hipotesis itu sepenuhnya. Ia mengklaim ada bukti gejala COVID-19 muncul sebelum Desember 2019. Oleh karenanya, ia berargumen hipotesis itu harus ditelusuri lebih lanjut.
"Hal itu menandakan kita tidak bisa mengesampingkan dugaan virus sudah menyebar di wilayah lain dan tidak terlaporkan," ujar Wannian soal asal usul COVID-19.
Baca juga: Tim Ahli WHO Pastikan Virus Corona Bukan Dari Kebocoran Laboratorium
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini