Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

23 bulan catatan hitam

Kronologi pembersihan etnis bosnia-hercegovina yang dilakukan pasukan serbia dan kroasia. tak kurang dari 200 ribu orang tewas. belum termasuk muslim bosnia yang mengungsi.

19 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMPIR dua tahun pembersihan etnis di Bosnia berlangsung. Sejauh yang bisa dicatat, telah tewas sekitar 200 ribu jiwa -- sebagian besar adalah etnis muslim Bosnia. Tak terhitung yang luka, dan belum tercatat muslim Bosnia yang terpaksa mengungsi. Berikut ini kronologi pembersihan etnis itu: 1 Maret 1992. Tergugah oleh merdekanya Republik Slovenia dan Kroasia, dua negara bagian Federasi Yugoslavia, etnis muslim Bosnia mengadakan referendum. Tujuannya, meminta pendapat rakyak Republik Bosnia-Herzegovina, apakah mereka mau merdeka terlepas dari Yugoslavia atau tidak. Etnis Serbia, yang merupakan 30% dari seluruh warga Bosnia-Herzegovina tapi menguasai 60% wilayah, mengancam akan memisahkan diri bila referendum jadi diadakan. 25 Maret 1992. Untuk pertama kalinya terjadi bentrokan antara milisi Serbia didukung tentara Federasi Yugoslavia dan pasukan pemerintah Bosnia. 5 April 1992. Setelah pemerintah Bosnia menolak membatalkan aksi kewaspadaan umum untuk kedaulatan Bosnia, milisi Serbia mengebom Sarajevo, ibu kota Bosnia. 27 April 1992. Federasi Yugoslavia tinggal beranggotakan Serbia dan Montenegro. Slovenia, Kroasia, Bosnia, dan Macedonia menyatakan diri sebagai negara merdeka. 19 Mei 1992. Untuk pertama kalinya secara resmi Menteri Luar Negeri Bosnia, Haris Silajdzic, di Washington, D.C., menyatakan bahwa di negerinya sedang terjadi pembersihan etnis muslim Bosnia oleh etnis Serbia. Akhir Mei 1992. Dewan Keamanan PBB dan Masyarakat Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi pada Federasi Yugoslavia yang baru. Pertengahan Juni 1992. Perang berlanjut. Sarajevo terus dihujani roket dan mortir. Kota berpenduduk 600 ribu jiwa itu tinggal dihuni sekitar 200 ribu orang. 2 Juli 1992. Etnis Krosia di Bosnia, yang menghuni sepertiga Bosnia-Herzegovina, menyatakan wilayahnya sebagai negara merdeka. Mate Boban, kepala 30.000 milisi Kroasia, menamai "negara" barunya Herzeg-Bosna. Akhir Juli 1992. Terberitakan pengungsian besar-besaran etnis muslim Bosnia. Tak kurang dari 3.000 muslim Bosnia, kebanyakan wanita, orang tua, dan anak-anak, mengungsi ke markas PBB di perbatasan Kroasia. Ini menambah sekitar 300 ribu pengungsi yang sudah tersebar di Inggris, Jerman, Prancis, dan Hungaria. Pertengahan Agustus 1992. Untuk pertama kalinya mulai dibicarakan intervensi militer ke Sarajevo yang terkepung. Tapi Lewis MacKenzie, komandan pasukan perdamaian PBB di bekas Yugoslavia, memperingatkan bahwa pengeboman mengorbankan sedikitnya 1.600 warga sipil. Untuk menjaga perdamaian di Bosnia, katanya, diperlukan pengawasan ketat selama 24 jam sehari. Artinya, diperlukan pasukan perdamaian dalam jumlah yang besar sekali. Ini mustahil, kata komandan itu. Mulai muncul reportase para wartawan yang meliput ke Bosnia tentang pembersihan etnis, pemerkosaan massal, dan penyiksaan tawanan. 3 September 1992. Konferensi internasional tentang Yugoslavia dibuka pertama kali di Jenewa. Lord Owen, bekas Menteri Luar Negeri Inggris, dan Cyrus Vance, bekas Menteri Luar Negeri AS, ditunjuk sebagai ketua konferensi. 9 Oktober 1992. Dewan Keamanan PBB mengumumkan wilayah larangan terbang di bekas Yugoslavia. 2 Januari 1993. Untuk pertama kalinya pemimpin tiga etnis (Izetbegovic, Karadzic, dan Mate Boban) bertemu di meja perundingan di Jenewa. Vance-Owen menyodorkan perjanjian gencatan senjata dan pembagian Bosnia menjadi sepuluh provinsi. Dua hari kemudian, perundingan dinyatakan gagal. Hanya Boban yang menyetujui rencana itu. Pada awal Januari ini pemerkosaan massal terhadap wanita muslim Bosnia menjadi berita di dunia. Menteri Dalam Negeri Bosnia menyiapkan dokumen untuk pengadilan kelak. Sebanyak 50.000 wanita muslim diperkosa secara massal, dan sebagian hamil. Sejumlah 13.000 kasus pemerkosaan kejam didokumentasikan oleh kementerian dalam negeri Bosnia. Sejak saat itu, konsep gencatan senjata dan pembagian wilayah diubah-ubah, dan tetap saja tak disepakati. Sementara itu, perang yang tak imbang di Bosnia terus berlanjut. Barulah sekitar 13 bulan kemudian, persisnya 9 Februari 1994, NATO memberikan ancaman agar milisi Serbia menghentikan pengeboman atas Sarajevo dan menarik mundur artilerinya sampai 20 km dari perbatasan Sarajevo. Ultimatum memberikan tenggang waktu sepuluh hari sejak 11 Februari 1994 pukul 00.00 GMT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus