Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

8 Tahun Perang Sipil, Begini Ekonomi Suriah

Suriah mulai bangkit dan membangun kembali infrastruktur yang remuk karena perang. Investor Indonesia diundang untuk berinvestasi.

24 Januari 2019 | 09.00 WIB

Penduduk melintasi deretan gedung yang rusak akibat perang di kamp Yarmouk Palestina, Damaskus, Suriah, Rabu, 10 Oktober 2018. Distrik ini telah berpindah tangan berkali-kali dalam perang Suriah: dari pemberontak, ke militan ISIS, dan kembali ke pasukan pemerintah. REUTERS/Omar Sanadiki
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penduduk melintasi deretan gedung yang rusak akibat perang di kamp Yarmouk Palestina, Damaskus, Suriah, Rabu, 10 Oktober 2018. Distrik ini telah berpindah tangan berkali-kali dalam perang Suriah: dari pemberontak, ke militan ISIS, dan kembali ke pasukan pemerintah. REUTERS/Omar Sanadiki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi keamanan Suriah berangsur sudah mulai terkendali setelah di kecamuk perang sipil selama delapan tahun. Damaskus mulai mengundang investor untuk membangun kembali Suriah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami sudah melakukan persiapan membangun kembali Suriah sejak setahun lalu. Kami menggelar banyak pameran untuk memperkenalkan barang-barang produksi Suriah dan banyak proyek-proyek pembangunan yang di promosikan kepada investor," kata Ziad Zaheredin, Duta Besar Suriah untuk Indonesia, Selasa, 22 Januari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu investor yang diundang untuk mengucurkan dana investasinya ke Suriah adalah Indonesia. Zaheredin menjelaskan KADIN Suriah sudah bertandang ke Indonesia untuk menjajaki hal ini dan mendapat reaksi positif dari para investor Indonesia.

Ziad Zaheredin, Duta Besar Suriah untuk Indonesia, saat melakukan wawancara dengan wartawan. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Terkait kondisi ekonomi Suriah pasca-perang sipil selama delapan tahun, Zaheredin menceritakan harga-harga kebutuhan bahan pokok di penjuru Suriah sekarang sudah sangat terjangkau. Sektor ekonomi masih lemah, namun sektor pertanian Suriah masih bagus. Perang tak bisa membuat para petani bercocok tanam sehingga yang dilakukan Damaskus saat perang sipil berkecamuk adalah membuka pintu-pintu kerjasama dengan berbagai kelompok agar sektor perdagangan dan ekonomi tetap hidup.

"Saya tak punya data pasti angka pertumbuhan ekonomi Suriah pada 2018 lalu, tetapi saya pastikan sektor pertanian kami masih bagus. Sebelum perang terjadi, Suriah adalah sebuah negara yang berkecukupan. Kami sekarang melakukan berbagai upaya untuk membangun kembali Suriah. Ekonomi Suriah tetap terkendali meski di kecamuk perang dan sektor pariwisata turun," kata Duta Besar Zaheredin.

Damaskus saat ini berharap sektor pariwisata bisa lebih aktif lagi dalam mendorong ekonomi negara itu. Pemerintah Suriah ingin masyarakat dunia melihat sekarang ini Suriah adalah negara menyenangkan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus