SINGKATAN ICA (International Communication Agency) sebagai
pengganti USIA (Unted States Informaton Agency atau Kantor
Penerangan Amerika Serikat) yang berlaku sejak 1 April lalu
ternyata mengakibatkan kepusingan, kekacauan istilah tapi
sekaligus juga kelucuan. ICA yang terbuka itu sering diucapkan
salah dan kadang-kadang dengan sengaja dipertukarkan dengan CIA,
badan intel negara super yang terkenal beroperasi secara
tertutup dan rahasia itu.
Dengan persetujuan Carter, badan yang mengurus pertukaran
kebudayaan Departemen Luar Negeri AS itu diganti namanya. Nama
semula USIA dianggap kurang cocok. Maka berdebatlah orang-orang
penting dari departemen itu buat memilih dan mencari nama.
Mula-mula nama yang terpilih adalah AIC sebagai singkatan untuk
Agency for International Communication. Tapi kemudian singkatan
AIC pun ditolak. Karena kalau dibaca dari belakang jadi ....
ade, deh. Akhirnya ICA-lah yang dipilih. Tapi justru dari
sinilah gara-garanya dimulai.
Orang-orang asing sering ketukar mengucapkan atau mengartikan
ICA sebagai CIA -- barangkali juga dengan sengaja. Tajuk
rencana berbagai pers luar negeri mengejeknya. Seorang profesor
dari Taiwan menulis, bahwa Amerika telah menyebarkan suatu hal
yang membingungkan. Sedangkan para pejabat ICA sendiri
seringkali segan menyebut ICA dalam tugas-tugasnya.
Memalukan
Untuk keluar dari soal sepele, tapi cukup membingungkan ini maka
Senator George McGovern mengusulkan agar nama itu diganti lagi
saja. Kalau ini diterima, maka badan tersebut akan mengalami
perubahan nama dua kali hanya dalam waktu 3 bulan saja.
Dalam pada itu Kepala ICA, John Reinhardt, tidak setuju usul
McGovern ini. Karena, kata Reinhardt, ini malah membingungkan
bahkan "memalukan". Tapi McGovern bertahan terus dengan usulnya.
Ia meneruskan usulnya dengan memajukan nama baru untuk ICA
kepada Komite Masalah Hubungan Luar Negeri Senat. Nama yang
diusulkan Mc Govern: Agency for Informaton and Cultural
Exchange. Singkatannya: USA ICE. "Memilih nama bukan pekerjaan
semberono atau remeh," kata McGovern. Ia merasa bahwa ICA
"perlu nama yang sesuai dengan fungsinya dan tugasnya." Pada
pendapatnya pemerintah tak usah khawatir atau malu kalau harus
mengganti lagi nama ICA. Sebab, kata McGovern, "yang lebih
memalukan lagi kalau nama itu tak bisa dimengerti orang dan
dengan mudah diasosiasikan dengan CIA. Ini malahan lebih berabe.
Padahal untuk Amerika badan ini vital."
Seorang staf McGovern mengatakan bahwa kekacauan antara ICA
dengan CIA ini sangat serius. Banyak orang, katanya, yang ingin
berhubungan dengan ICA di Washington sering keliru dengan CIA.
Sedangkan pejabat ICA tertukar dengan sebutan "agen CIA".
Pokoknya Komite Masalah-masalah Luar Negeri Senat banyak
menerima keluhan dari orang-orang di luar AS karena penggantian
nama ini.
Biaya Lagi
Salah satu keberatan yang diajukan Reinhardt kalau harus ganti
nama lagi adalah biaya buat mengganti papan nama dan kertas
kepala surat. "Selain memalukan, juga tidak ekonomis," kata
Reinhardt. Tapi, kata seorang staf McGovern, "itu cuma kecil
saja kalau dibandingkan kerugian karena pengacauan nama itu."
Belum lagi ada berita apakah akan terjadi lagi penggantian nama.
Tapi wartawan Washington Post, Ward Sinclair, yang mengungkapkan
cerita ini melaporkan bahwa baik para senator yang menyokong
usul McGovern maupun ICA sendiri masing-masing tetap pada
pendiriannya. "Orang kan tahu CIA itu apa," tangkis Paul
Rappaport, jurubicara ICA. Tapi berita terakhir mengatakan bahwa
Senat akan segera mernperdebatkan usul penggantian nama lain
lagi buat CIA, eh ICA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini