Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Anti-US Atau Bukan ?

Pemerintah Irak mengambil tindakan terhadap unsur-unsur komunis pro Moskow. Berhubungan dengan tindakan Ppartai Komunis Irak yang terus-menerus melancarkan kritik & berpihak pada kaum separatis kurdi. (ln)

24 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNI Soviet terpukul dari Mesir, dan kini dikabarkan juga di Irak. Pekan silam diberitakan pemerintah Irak sibuk pula mengambil tindakan terhadap unsur-unsur komunis pro Moskow. Kisah tentang gelombang pembersihan baru itu bermula ketika 7 Juni yang lalu, Naim Haddad, sekjen Front Progressif Nasional Irak, -- koalisi Partai Baath yang berkuasa dan elemen-elemen kiri lainnya -- mengungkapkan telah dihukum matinya 21 anggota Partai Komunis Irak dalam waktu akhir-akhir ini. Haddad, salah satu dari 22 anggota Dewan Revolusi yang memerintah Irak, mengungkapkan secara terperinci mengenai cara eksekusi serta alasannya. "Ke 21 orang itu dihukum gantung bulan silam setelah mereka ditemukan membentuk kelompok-kelompok rahasia dalam angkatan bersenjata," kata Haddad. Sumber lain di Bagdad melengkapi keterangan pembesar Irak itu dengan menyebutkan bahwa Partai Komunis Irak telah 'bermain mata" dengan kaum separatis Kurdi -- sejak lama menginginkan berdiri sendiri terpisah dari pemerintahan Bagdad -- yang juga "mendapat bantuan rahasia" dari Uni Soviet dan (seakan-akan tak cukup aneh) dari Iran dan sekaligus Israel. Berkwalitas Tinggi Koran terkemuka Irak, Al Rasid, dalam salah satu penerbitannya pekan silam, secara terbuka melancarkan suatu kecaman kepada program Partai Komunis Irak. Artikel yang dimaksudkan untuk hanya mengecam Partai Komunis Irak itu, ternyata juga mengeritik Uni Soviet. Keterlibatan Uni Soviet dalam pergolakan di Tanduk Afrika telah menjadi sasaran utama kecaman koran Bagdad tersebut. Apa sebabnya? Dari Beirut, tajuk rencana harian Al Nahar menyebutkan masalah ekonomi sebagai salah satu soal yang menjadikan hubungan Bagdad-Moskow agak renggang. Sumber-sumber yang dikutip oleh koran Beirut itu menyebutkan bahwa lewat Partai Komunis Irak tersebut, Moskow bermaksud meluaskan perdagangannya dengan Irak. Dan Partai Komunis Irak itu terus menerus melancarkan kritik terhadap pemerintah, yang menempuh kebijaksanaan mementingkan barang-barang berkwalitas tinggi yang umumnya buatan negara Barat. Tapi benarkah Irak betul-betul sudah ogah Kremlin? Pekan silam, ketika Menlu Suria, Abdel Halim Khaddam dikutip sebagai menyebut Irak "bakal membatalkan pakta persahabatannya dengan Uni Soviet," ia dapat reaksi keras dari Haddad. "Itu insinuasi murahan yang mencoba merongrong hubungan Irak dengan salah satu sahabatnya," kata Hadad mengomentari ucapan Khaddam. Maklumlah Suria dan Irak, meskipun sama-sama diperintah oleh partai sejenis, Baath, mereka saling bertentangan. Maka Haddad pun memuji-muji Uni Soviet sebagai "teman yang pantas diajak bekerja sama." Tapi sekaligus ia juga menyebut tindakan Partai Komunis Irak itu sebagai "suatu langkah pertama ke arah meruntuhkan pemerintahan yang ada sekarang." Kata Haddad: "Apa lagi maksudnya membentuk sel dalam tubuh angkatan bersenjata kalau tidak dengan niat demikian." Ucapan Haddad inilah yang kemudian ditafsirkan dan dijadikan dasar oleh sejumlah wartawan asing untuk menduga bahwa telah terjadi sebuah kudeta gagal di Irak dalam beberapa waktu berselang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus