KEPADA seklompok wartawan yang mengkaver pertemuan Menlu-Menlu
Asean ke-11 di Pattaya pekan silam, Menlu Malaysia, Rithauddin
berkata: "Jangan mengharapkan sesuatu yang dramatis dari Asean."
Tapi tidak urung sesuatu yang dramatis nyaris terjadi juga
beberapa jam sebelum sidang berlangsung di kota pantai Muangthai
itu. Pada hari tibanya para menlu, polisi di bandar udara antar
bangsa Don Muang menemukan kotak kosong yang tak dikenal
pemiliknya di ruang tunggu. Dengan segera timbul spekulasi bahwa
kotak itu mengandung bahan peledak. Tentu saja orang panik,
meski semuanya akhirnya dapat diatasi dengan selamat.
Hingga awal pekan ini pemerintah Muangthai belum mengeluarkan
keterangan mengenai isi kotak yang menggemparkan itu. Tapi ada
dugaan bahwa kepanikan itu hanya pekerjaan orang-orang usil
sekedar untuk membikin sensasi. Dan untuk sensasi tak berdarah
macam itu, kotak kosong sudah lebih dari cukup untuk menyibukkan
para penjinak bom.
Yang nampaknya sulit dijinakkan adalah sejumlah besar wartawan
yang sibuk mengorek bahan berita dari para menteri maupun dari
sejumlah pejabat tinggi Asean. Soal ini makin menjadi-jadi oleh
kehadiran Menlu Jepang, Sonao Sonoda, pada salah satu sidang
terakhir para menlu Asean itu.
Nah, karena kehadiran Sonoda itulah maka diharapkan munculnya
berita istimewa mengenai hubungan Asean-Jepang. Ternyata Jepang
cuma mempertahankan kebijaksanaan ekonominya di Asia Tenggara.
Soal kebijaksanaan itu tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan
kehadiran Perdana Menteri Fukuda pada pertemuan tingkat tinggi
Asean di Kuala Lumpur tahun silam. Di sana Fukuda memberikan
sejumlah janji kepada negara-negara Asean. Dan janji itulah yang
kabarnya diperbincangkan Pattaya pekan silam.
Tapi negara-negara Asean ini, di mata Jepang, masih juga belum
siap untuk menerima bantuan Tokyo itu. Kata Sonoda "Begitu
persiapan-persiapan selesai, kami akan segera memenuhi janji."
Lalu ia juga menjelaskan "Kelambatan kami untuk memenuhi janji
bantuan ekonomi kepada Asean itu bukan disebabkan oleh karena
kami tidak tulus." Untuk membuktikan pembelaannya, Sonoda konon
menyebut Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara yang sudah
menyiapkan industri pupuk urea yang segera mendapat bantuan dari
Jepang.
Selain urusan dengan Jepang, sudah tentu para menlu Asean juga
membicarakan situasi kawasan mereka yang tidak bisa dikatakan
tenteram. Konflik di Indocina -- Kamboja dengan Vietnam dan
Vietnam dengan Cina -- menjadi soal yang menarik.
Konflik-konflik itu dinilai oleh para menlu tersebut sebagai
"perang antar wakil" yang melibatkan Cina dan Uni Soviet. Dan
ini "jelas mengganggu stabilitas Asia Tenggara," kata salah
seorang dari mereka.
Teori Raja
Berdasarkan kenyataan konflik-konflik ini, Rajaratnam, Menlu
Singapura, tampil dengan teorinya mengenai perang dunia ke III.
Menurut pembesar Singapura ini, jika nanti pecah perang dunia,
maka itu bukan merupakan perang yang dramatis antar
negara-negara raksasa, "tapi akan lebih merupakan suatu
rangkaian antar wakil dari negara-negara besar. Dan dunia ketiga
yang akan jadi pelakunya." Untuk teorinya ini, Raja Ratnam
menunjuk kejadian di Afrika sekarang sebagai contohnya.
Masih berhubungan erat dengan konflik-konflik di Indocina, soal
pengungsi menjadi topik yang terutama diajukan oleh Malaysia dan
Muangthai, dua negara Asean yang paling banyak menampung
pengungsi dari Indocina. Sembari menyebut masalah pengungsi ini
sebagai soal yang bakal menjadi salah satu sumber ketegangan
dalam Asean pada masa-masa mendatang, para menlu yang bersidang
di Pattaya itu menyeru negara-negara maju agar lebih banyak lagi
ambil bagian dalam penyelesaian masaalah pengungsi itu.
Soal-soal lain juga banyak dibicarakan dalam sidang tahunan itu.
Utusan Indonesia, misalnya, mengusulkan peninjauan terhadap
organisasi Asean. Delegasi Pilipina, seperti biasanya,
mengulangi kembali posisi mereka dalam hubungannya dengan
Washington, mergenai kehadiran pangkalan militer Amerika di
wilayah Pilipina. Tapi umumnya, "tidak ada yang baru dari sana,"
kata seorang wartawan yang melaporkan kejadian di Pattaya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini