Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku sebagian turis yang mengunjungi Pulau Easter, yang menjadi tujuan wisata dunia, dan berfoto dengan patung kuno di sana dinilai mengkhawatirkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Patung Ini Dijadikan Meme untuk Lawan Teror Brussels
Ini karena sebagian dari turis berfoto disamping patung raksasa Moai sambil bergaya mengorek hidung patung kepala manusia itu.
“Orang mengambil foto dengan gaya ini berulang kali. Pernah ada orang yang mengorek hidung patung Moai. Anda bisa lihat bakal ada ribuan foto seperti itu karena orang lain mencontoh,” kata Jo Anne Van Tilburg, direktur Easter Island Statue Project dan Rock Art Achive di UCLA, seperti dilansir News mengutip Travel Pulse pada Senin, 24 Juni 2019.
Baca juga: Soal Patung Baphomet, Satanic Temple Berdamai dengan Netflix
Ada sekitar 900 lebih patung Moai tersebar di pulau ini, yang terletak 322 kilometer di sebelah barat Cile. Satu patung Moai, yang paling besar, berukuran 10 meter dengan bobot sekitar 80 ton. Salah satu patung, yang dalam kondisi belum kelar dibuat, diperkirakan bisa memiliki tinggi 21 meter dengan bobot 145 – 165 ton.
Belakangan, ada kebijakan baru yang diterapkan untuk mengimplementasikan jalur baru, dan patung-patung yang bisa dikunjungi.
Baca juga: Wow, Patung Baja Kelinci Terjual Senilai Rp 1.3 Triliun
Selain itu, ada ketentuan orang asing dan warga Cile yang bukan keturunan Rapa Nui, yang dianggap penduduk setempat, dibatasi kedatangannya ke pulau ini. Aturan ini dibuat karena ada kekhawatiran terjadinya jumlah turis yang berlebih.
Sekitar 100 ribu pengunjung mendatangi Pulau Easter setiap tahun. Dan ini membuat kewalahan penduduk lokal, yang berjumlah 7.750, seperti dilansir Travel + Leisure.
Pada tahun lalu, peneliti dari Binghamton University, mencari tahu mengenai cara penduduk lokal pulau itu mampu menaruh topi batu besar di atas patung-patung raksasa itu.