Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Akhir sebuah persahabatan

Tokoh oposisi nkomo minta suaka di inggris, ia dituduh mau melakukan kudeta, partai zapu terancam bubar. (ln)

19 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH diuber-uber penjajah kulit putih, Joshua Nkomo, kini dikejar bangsa dewek. Tapi lolos. Pekan lalu, ia minta suaka di Inggris - setelah lebih dulu diam-diam kabur ke Bostwana. Ia dituduh hendak menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Robert Mugabe - teman seperjuangannya dalam perang gerilya menumbangkan pemerintahan kulit putih. "Tak saya sangka perlakuan buruk akan saya terima dari bangsa sendiri dan di alam merdeka lagi," kata Nkomo setiba di Gabarone Bostwana, dengan mengendarai jip Land Rover. Kehadiran Nkomo di Bostwana tampak kurang diingini Presiden Quett Masire. "Kami harap dia tidak akan menetap di sini," kata Lebang Mpotoqwane, juru bicara Pemerintah Bostwana, tiga hari selepas kedatangan tamu tak diundang itu. Ia tak mengungkapkan alasan terperinci. Nkomo belum mengatakan negeri yang bakal ditujunya. Diduga ia ingin mengatur serangan gerilya dari Bostwana - pangkalan gerilyawannya 30 tahun lalu. Tapi Presiden Quett Masire, sahabat kental Nkomo, tampak keberatan. Sejak Zimbabwe merdeka, 1980, hubungan kedua sahabat itu sudah renggang. Ditambah lagi Masire cemas kalau Mugabe mengganggu negaranya gara-gara menerima Nkomo. Mengapa Nkomo dimusuhi Mugabe? Ceritanya: Setelah Mugabe jadi pimpinan Zimbabwe, Nkomo dituduhnya merongrong kebijaksanaannya. Sebab sering mengajukan mosi tak percaya di parlemen. Pertentangan kedua pejuang kemerdekaan Zimbabwe itu mencapai puncak ketika tahun lalu Mugabe memecat Nkomo sebagai menteri tanpa portofolio. Alasannya: sejumlah senjata ditemukan di ladang Nkomo yang diduga Mugabe untuk persiapan kudeta. Mugabe kemudian melancarkan operasi pembersihan terhadap lawannya diperkirakan sekitar 1.700 orang telah ditahan Mugabe. Peristiwa itu diprotes Nkomo. Akibatnya: ia dilarang ke luar negeri. "Nkomo mau melakukan konperensi pers di Afrika Selatan mengawali perjalanannya ke Eropa. Ia juga mau bertemu dengan pejabat-peja6at pemerintah," ujar Mugabe kepada pers di KTT Non-Blok di New Delhi. Ia juga menyangkal telah mengirim pasukan untuk membunuh Nkomo. "Saya bukan pembunuh. Apa yang bisa saya peroleh dengan membunuh dia? Malah itu akan membuatnya sebagai seorang sahid," kata Mugabe. Sebelum melarikan diri ke Bostwana, Nkomo, 65 tahun, sempat melakukan konperensi pers. Para wartawan di Bulawayo, kota kediamannya, dijemput lewat tengah malam dengan mobil kemudian dilarikan dengan kencang ke pinggiran kota. Kepada para wartawan itu Nkomo mengungkapkan bahwa rumahnya telah diserbu sepasukan tentara. "Perdana Menteri Mugabc mengirim pasukan itu untuk membunuh saya dan keluarga," katanya. Kebetulan malam itu keluarga Nkomo tak menginap di situ. Pada waktu penggerebekan itu, menurut saksi mata terdengar tembakan. Esoknya ditemukan tiga orang tewas - seorang di antaranya sopir Nkomo. Juru bicara Pemerintah Zimbabwe menyangkal bahwa pasukan yang merazia Bulawayo bermaksud membunuh. "Tak ada orang yang ditangkap tanpa alasan," komentar Mugabe. Yang pasti Johanna Tandhiwe dan John Ndlovu, istri, putri dan menantu Nkomo ditangkap polisi setelah tokoh oposisi itu lari. Akhir pekan lalu Johanna dilepaskan setelah ditahan dua hari. Tapi putri dan menantunya masih dalam penjagaan karena dicurigai telah membantu keberangkatan Nkomo ke Bostwana. Sementara keluarga mengharapkan Nkomo selamat, keresahan telah terjadi di kalangan ZAPU, partai oposisi yang dipimpin Nkomo. Beberapa tetua partai dari suku minoritas Ndebele telah mengeluarkan pernyataan ancaman pemecahan atas Nkomo. "Kecuali Nkomo kembali ke Zimbabwe," tulis kantor berita nasional Ziana. Kepergian Nkomo tampak akan melapangkan jalan bagi Mugabe untuk memberlakukan sistem partai tunggal di Zimbabwe. Ini tercermin dari pernyataan Menteri Perbekalan Nasional Enos Nkala: "ZAPU harus dibekukan karena kegiatannya melawan pemerintah."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus