JIKA Anda mencari sapi atau babi dalam daftar makanan resmi KTT
Non-Blok ke-7 di New Delhi, Anda akan kecewa. Tuan rumah telah
mencoret kedua jenis makanan itu dari menu resmi atas
pertimbangan agama. Babi haram bagi umat Islam. Sapi binatang
suci bagi orang Hindu. "Kami tidak mau mendapat persoalan karena
makanan," kata seorang anggota panitia penyelenggara.
Tanpa soal makanan toh sudah cukup banyak masakan yang dibawa
3.000 utusan dari 101 negara ke forum KTT Non-Blok ini. Antara
lain: beda pendapat mengenai mengembalikan cita-cita Non-Blok
pada jalur yang digariskan para pendiri gerakan itu dalam
konperensi puncak pertama di Beograd, Yugoslavia, 1961. Gerakan
Non-Blok sejak dipimpin Presiden Kuba Fidel Castro, yang
terpilih tahun 1979, dinilai banyak anggota cenderung ke kiri.
Masalah lain yang juga mengundang debat panjang adalah perkara
mendudukkan Heng Samrin pada kursi Kampuchea. Lagi-lagi Castro,
sponsor utama Heng Samrin, gagal memaksakan kehadiran rezim yang
didukung Vietnam itu. Penentang keinginan itu adalah kelompok
ASEAN yang menginginkan kursi itu diberikan pada Norodom
Sihanouk. Dan seperti pertemuan puncak Non-Blok di Havana, 1979,
kursi Kampuchea kali ini kembali kosong.
Libya juga gagal mengusir Mesir dari KTT. Tapi pendukung Uni
Soviet berhasil melunakkan peserta sidang yang menghendaki nama
negara itu dicantumkan dalam deklarasi sebagai negeri yang
melakukan invasi ke Afghanistan. Dalam deklarasi yang diumumkan
pada penutupan KTT, berlangsung sehari lebih lama dari yang
direncanakan, seruan penarikan mundur pasukan asing dari
Afghanistan sama sekali tidak menyebut nama Uni Soviet sebagai
penyerbu.
Sengketa Iran-Irak yang sudah berlangsung selama 30 bulan itu
juga tidak terlerai oleh konperensi ini. Hingga urutan kursi
peserta yang disusun menurut abjad jadi kacau. Tuan rumah
terpaksa menempatkan Iran dan Irak, yang seharusnya
berdampingan, di kursi yang berjauhan.
Mengenai ketegangan antaranggota tersebut, Perdana Menteri India
Indira Gandhi mengatakan bahwa hal itu tidak membatalkan
keyakinan dasar Non-Blok untuk tetap berada di luar blok
militer. Sekalipun sekarang, menurut Indira, tekanannya pada
masalah ekonomi. "Tujuan kita adalah perdamaian dan pengurangan
ketidakseimbangan dalam ekonomi," katanya.
Deklarasi New Delhi mengimbau masalah utang internasianal
kembali ditinjau. Peninjauan dimaksudkan sebagai tindakan
darurat meringankan beban negara berkembang dalam membayar
pinjaman mereka. "Kami tidak tampil dengan cetak biru," kata
Indira kepada majalah Neseek "tetapi kami akan mendesak negara
yang ekonominya maju untuk memulai pembicaraan serius."
Gerakan Non-Blok, dalam pertemuan puncak pertama di Beograd
dihadiri 25 negara, sekarang menghimpun sekitar separuh penduduk
dunia. Dalam/Dewan Keamanan PBB, kini mereka menduduki delapan
kursi dari 15 negara anggota. Untuk pertama kali sejak belasan
tahun, kalau mau mereka bisa menggagalkan suatu resolusi. Sebab
untuk mengesahkan suatu resolusi diperlukan sembilan suara
setuju.
Untuk masa empat tahun mendatang gerakan Non-Blok akan dipimpin
oleh India - menggantikan Kuba yang memegang jabatan itu sejak
Konperensi Havana. India punya banyak waktu untuk memulihkan
persatuan di kalangan negara anggota. "Persatuan Non-Blok adalah
penghormatan terbaik yang dapat kita berikan kepada para pendiri
gerakan ini: Nehru, Sukarno, Nasser, Tito, dan Nkrumah," kata
Indira yang mengeduk kas negara jutaan dollar untuk membiayai
konperensi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini