Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Aksi sosial gampang ke kiri ?

Kardinal Jaime L. Sin mengumumkan pembubaran kelompok Aksi Sosial Gerejani (NSSA). Diduga kelompok itu menyelewengkan dana sosial dari luar negeri untuk membantu gerilyawan komunis Filipina.

13 Februari 1988 | 00.00 WIB

Aksi sosial gampang ke kiri ?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BILA gerilyawan kiri New People 's Army di Fillpina menyiapkan serangan besar-besaran, rupanya di belakang mereka dana memang cukup tersedia. Bukan dari Libya yang konon suka membantu kelompok gerilyawan ini dan itu, tapl dan gereja Filipina sendiri. Ini diungkapkan sendiri oleh Kardinal Jaime L. Sin di depan asosiasi wartawan asing di Manila, Kamis pekan lalu. Adalah Sekretariat Nasional untuk Kegiatan Sosial (NSSA) - sebuah lembaga sosial yang Marcos berfungsi melaksanakan kegiatan sosial gereja - yang berdiri pada 1965, belakangan diketahui mulai miring ke kiri. Di aman Marcos, memang gereja membiarkan pastor dan susternya terlibat dengan gerakan sayap kiri. Kebetulan mereka - gerakan sayap kiri dan gereja -- waktu itu mempunyai sasaran sama yakni menumbangkan rezim Marcos dan membantu orang miskin. Bahkan puluhan pastor dan suster kemudian bergabung dengan NPA. Rupanya, "politik" itu terus berlangsung meski Marcos telah tumbang. Segera, Konperensi Para Uskup Filipina (CBCP), yang beranggotakan 100 uskup, bersidang Kamis dua pekan lalu. NSSA, menurut aparat keamanan, banyak membantu menyalurkan uang dari luar negeri untuk Tentara Rakyat Baru, atau NPA itu. Konon, dana yang diterima pemberontak komunis itu, antara lain, datang dari beberapa pihak di Jerman Barat, Belanda, dan negara Eropa lainnya. Besarnya sekitar US$ 13 juta tiap tahun. Penyelewengan NSSA itu dimungkinkan kata Kardinal Sin, karena lembaga gereja itu "telah disusupi kelompok kiri". Maka CBCP dalam sidang memutuskan untuk membubarkan NSSA. Sebagai gantinya, Gereja membentuk lembaga sosial baru yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Orlando Quevedo dan Uskup Francisco Claver. Mereka ini diharapkan bisa menjaga agar Gereja tidak kecolongan lagi. Toh, ada suara lain. Direktur lembaga yang sekarang, Uskup Claver, menolak tuduhan bahwa NSSA membelokkan dana untuk pemberontak komunis. "Semua uang untuk proyek-proyek khusus telah disalurkan kepada pihak yang berhak menerimanya," katanya kepada Tito Cruz, koresponden TEMPO di Manila. Tapi ia tetap bersyukur bahwa lembaga ini tetap hidup. Sementara itu, beberapa kelompok keagamaan yang lain, yang bergerak di bidang hak asasi dan kegiatan sosial - antara lain komisi hak asasi dan satgas untuk orang-orang tahanan (TEDP) --merasa terpojok oleh keputusan para uskup. Pernyataan para uskup itu, kata pimpinan komisi hak asasi Pastor Domingo Moraleda, tidak selaras dengan kenyataan. "Situasi semakin buruk. Penindasan dan pembunuhan berjalan terus," kata Moraleda. Sedang Suster Mariani Dimaranan, pimpinan TEDP, lebih keras menyerang para uskup. "Kalau kita ikuti jalan pikiran mereka, saya kira semua gerakan hak asasi adalah front komunis," katanya. Memang repot lembaga sosial gereja itu tentunya lebih dekat dengan rakyat miskin, dengan demikian mudah sekali bersinggungan dengan ide-ide kiri, bahkan disusupi orang-orang kiri. Tapi bahwa di Singapura dan Australia, misalnya, lembaga semacam NSSA juga dilarang oleh pemerintah setempat, mermang para uskup perlu makin awas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus