Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang aktor Hollywood, Zachary Howitz dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan penipuan. Howitz menipu sejumlah kliennya dengan skema Ponzi senilai US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,2 triliun. Menurut jaksa, Howitz menipu kliennya dengan mengarang cerita sedang menggarap proyek film HBO dan Netflix.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain dijatuhi hukuman penjara, Hakim Distrik Mark C. Scarsi memerintahkan pria berusia 35 tahun ini untuk membayar ganti rugi US$ 230 juta kepada lebih dari 250 korban. Beberapa korban di antaranya telah hancur secara finansial. Jaksa menyebut hal ini adalah kejahatan yang jumlahnya mengejutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Horwitz mengatakan kepada Scarsi bahwa dia membuat keputusan yang salah arah dan mengerikan saat dia mencoba masuk ke bisnis film. Dia juga meminta maaf atas rasa sakit dan kesulitan yang luar biasa yang ditimbulkan.
Pengacaranya mengatakan kepada hakim bahwa Horwitz tidak sehat secara mental dan tidak boleh melewatkan dua putranya yang masih balita. Tapi Scarsi mengatakan sangat mengejutkan bahwa baik Horwitz maupun pengacaranya tidak memberikan penjelasan apapun untuk pengeluaran yang ditemukan oleh penyelidik federal.
Menurut Hakim Scarsi, uang dari para kliennya digunakan Horwitz untuk bersenang-sebang. Ia mengeluarkan US$ 706.000 untuk dekorasi interior, US$ 605.000 untuk mobil Mercedes Benz dan Audi, US$ 345.000 untuk perjalanan jet pribadi dan kapal pesiar, US$ 174.000 untuk layanan konsultan pesta Los Angeles, US$ 136.000 untuk kasino dan klub malam Las Vegas dan US$ 6,9 juta dalam bentuk kartu kredit ke American Express. “Ini semua adalah pengeluaran dari uang hasil jerih payah orang lain,” kata Scarsi.
Saat mendengarkan putusan hakim, anggota keluarga di ruang sidang terisak-isak. Aktor Hollywood Horwitz, yang nama layarnya dalam beberapa film horor adalah Zach Avery, mengaku bersalah atas penipuan sekuritas pada Oktober.
Dia mengakui bahwa dia memalsukan kontrak distribusi film HBO dan Netflix untuk mengelabui investor agar memberinya setidaknya US$ 650 juta.
Horwitz mempertahankan skema tersebut selama hampir tujuh tahun, menggunakan uang yang dia ambil dari investor baru untuk membayar investor lama dengan pengembalian dari 25 persen hingga 45 persen. Ketika penipuan itu terbongkar, dia berutang kepada investor sebesar US$ 230 juta.
Jaksa mengatakan dia menggunakan uang itu untuk menutupi gaya hidup mewahnya dan membeli rumah besar di Beverlywood senilai US$ 5,7 juta. Rumah itu dilengkapi dengan bioskop pribadi dan gudang anggur.
Tak semua investor Horwitz adalah kaya raya. Menurut jaksa, ada pula yang berasal dari kelas menengah atau orang tua yang kehilangan tabungan pensiun. "Mereka merasa malu, stres, depresi, ingin bunuh diri, kehilangan martabat, dan kehilangan kepercayaan pada kemanusiaan," kata jaksa.
Scott Cohen, 52, salah satu korban mengatakan dia mengajukan kebangkrutan karena menginvestasikan uangnya kepada Horwitz. "Kehancuran itu melampaui kata-kata," katanya.
LA TIMES