Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Alhamdulillah, Bani Sadr

Perekonomian iran dan hubungan dengan as. dukungan ulama terhadap kepemimpinannya cukup menonjol, dengan ekonomi keseimbangan illahi, temuan bani sadr.

9 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK Abolhassan Bani Sadr terpilih sebagai Presiden Republik Islam Iran yang pertama tampak harapan bagi penyelesaian sengketa Iran-Amerika Serikat. Hal ini terutama ditandai oleh sikap AS yang menunda pelaksanaan sanksi ekonomi terhadap Iran. Sebelum itu, Presiden Carter sangat gencar mengkampanyekan rencana sanksi itu bagi pembebasan 50 sandera Amerika di Teheran. Dari kemenangan Bani Sadr ini tersirat suatu dukungan kalangan ulama terhadap kepemimpinannya. Sebab di suatu negara seperti Iran yan selama ini tak mengenal pemilihan presiden, peluang besar bisa diperoleh seorang calon jika kaum ulama merestuinya. Atau kemenangan Bani Sadr ini bisa pula ditafsirkan sebagai kekalahan pertama kalangan ulama. Bani Sadr, 47 tahun, yang pernah mendapatkan pendidikan di Prancis dikenal sebagai penganut agama yang taat. Dia adalah putra seorang ayatullah terkemuka. Semasa penyusunan rancangan konstitusi baru dia dekat sekali dengan Ayatullah Mohammad Behesti. Dia turut membantu menyusun hal-hal yang menyangkut ekonomi Islam, termasuk soal penghapusan bunga bank. Di kementerian keuangan yang dipimpinnya tersimpan kumpulan micro film yang berisikan indeks yang bisa menghubungkan aspek ekonomi dengan ketentuan yang termuat dalam kitab suci Al Quran. Belum begitu jelas perincian dari ekonomi Islam yang dikemukakan Bani Sadr itu dan dikenal dengan sebutan 'Ekonomi Keseimbangan Illahi'. Namun tekanan utamanya terasa agak jelas. Yaitu, perekonomian yang berdiri di atas kaki sendiri (self-reliance), menata kembali struktur industri dan mengutamakan pembangunan kembali pertanian naslonal. Masih akan menjadi pertanyaan adalah sejauh mana kekuasaan presiden terpilih ini mampu menggerakkan Iran kembali ke keadaan normal. Dalam masa revolusinya yang sudah berumur setahun ini peran Ayatullah Khomeini tampak lebih menentukan. Seperti yang terjadi ketika Bani Sadr November lalu terlempar dari jabatan Menteri Luar Negeri gara-gara sikapnya yang menantang arus dalam menghadapi masalah penyanderaan orang Amerika. Bani Sadr setelah terpilih langsung menegaskan kembali politik luar negeri Iran yang bebas. Paling tidak, sikapnya jelas terhadap Olympiade Moskow. "Bagaimana mungkin kami akan menghadirinya jika kami tahu bahwa tentara Soviet membunuhi saudara kami sesama Muslim," ujarnya. Tapi apakah hal ini akan bisa disetujui Dewan Revolusi? Bani Sadr menjawab, "saya kira dewan tidak akan menentang apa yang dirasakan umum."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus