BERITA itu cukup mengejutkan rakyat Belanda. Dipancarkan oleh
teve dan radio dari Istana Soestdijk, Ratu Juliana berbicara
malam itu selama 3 menit. "Bagi setiap orang yang makin lanjut
usianya tentu menyadari bahwa akan tiba saat kekuatannya semakin
menurun dan tidak dapat lagi memenuhi tugas-tugasnya," katanya.
Dengan suara yang terputus karena emosi ia meneruskannya, "saya
rasa saat itu juga sudah tiba pada saya untuk mengundurkan diri
sebagai ratumu." Sekaligus ia mengumumkan rencana acara
penyerahan mahkota kepada Putri Mahkota Beatrix, bertepatan
dengan ulangtahun Juliana yang ke-71, 30 April.
Pengumuman 31 Januari ini tidak diduga akan terjadi secepat itu.
Bahwa dia akan mengumumkan pengunduran diri, hanya kalangan
tertentu mengetahuinya 2 jam sebelum dia tampil di depan kamera
teve.
Tapi kalangan politisi mungkin tidak terkejut lagi. Sebab ketika
terjadi 'skandal Lockheed' yang melibatkan suami ratu, Pangeran
Bernhard, kabinet yang dipimpin PM Den Uyl waktu itu pernah
mendesak Juliana untuk menentukan pilihan. Yaitu, sang pangeran
yang mengundurkan diri dari semua jabatan atau sang ratu yang
harus turun tahta.
Berdasarkan laporan Komisi Pemeriksa -- yag dibentuk oleh
Kabinet Den Uyl --Pangeran Bernhard dituduh telah menerima
sebesar $ 1,1 juta dari perusahaan pabrik kapal terbang
Lockheed, sebagai imbalan atas pembelian pesawat Starfighter
bagi keperluan angkatan udara kerajaan. Akhirnya, Agustus 1976,
secara sukarela Pangeran Bernhard mengundurkan diri dari semua
jabatannya, termasuk sebagai Inspektur Jenderal Angkatan
Bersenjata Kerajaan. Sebelumnya pangeran ini diperkirakan
memegang 300 jabatan.
Mengenang Nenek
Tiga tahun lalu tersebar desas-desus bahwa Putri Mahkota Beatrix
tak bersedia menerima mahkota bila itu diberikan hanya akibat
adanya skandal tersebut. Putri Beatrix, 42 tahun, yang
bersuamikan bekas diplomat Jerman Barat, Claus van Amsberg,
dipandang sebagai wanita yang keras hati dan dinamis.
Skandal itu belakangan ini sudah hampir dilupakan -- terutama
oleh pers negeri itu. Kaum politisi pun tidak meributkannya.
Dan ternyata pengunduran diri Ratu Juliana ini diterima rakyat
Belanda dengan rasa haru. Bagi bangsanya, dia merupakan tokoh
pemersatu. Bahkan setelah pengumuman ratu ini, PM Andreas van
Agt memberikan penghormatan pertamanya. Dalam suatu pidato teve
dan radio, Van Agt mengemukakan, "rasa cinta kasih kami yang
mendalam terhadapnya menjadikan kami sulit untuk menerima
pengunduran dirinya."
Beatrix, bila dinobatkan nanti, konon memilih nama Wilhelmina
II. Ia mengenang kembali neneknya, bekas ratu yang meninggal
dunia tahun 1962.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini